WAHYU PERIBADI - KERAHIMAN
ILAHI
PERKATAAN TUHAN YESUS
DALAM DAIRI SANTA FAUSTINA
JILID 1
(09) “Berapa lama Aku harus bersabar menunggumu dan berapa
lama engkau akan terus mencobai Aku?”
(10) “Pergilah segera ke Warsawa; di sana engkau akan masuk
biara!”
(12) “Pergilah kepada imam itu dan katakan segala sesuatu
kepadanya; ia akan memberitahukan kepadamu apa yang harus engkau lakukan
kemudian.”
(14) “Aku menerima engkau; engkau ada di dalam Hati-Ku.”
(19) “Engkaulah yang akan menyebabkan rasa sakit-Ku ini kalau
engkau meninggalkan biara ini. Ke tempat inilah Aku memanggilmu, bukan ke
tempat lain, dan [di sini] Aku telah mempersiapkan banyak rahmat bagimu.”
(20) “Kerahiman-Ku tidak menghendaki hal ini, tetapi
keadilan menuntutnya.”
(25) “Aku tahu betapa banyak kamu menderita, tetapi
janganlah takut. Aku ikut menanggung penderitaanmu, dan aku akan selalu berbuat
demikian.”
(27) “Engkau adalah sukacita-Ku; engkau adalah nikmat
hati-Ku.”
(28) “Pergilah kepada Muder Superior dan mintalah kepadanya
agar ia mengizinkan engkau mengenakan pakaian yang kasar selama tujuh hari, dan
sekali setiap malam engkau boleh bangun dan pergi ke kapel!”
“Berapa lama engkau akan
menangguhkannya?”
“Aku berada di sini selama
percakapanmu dengan Muder Superior dan Aku mengetahui semuanya. Aku tidak
menuntut mati raga darimu, tetapi ketaatan. Dengan ketaatan, engkau memberikan
kemuliaan yang besar kepada-Ku dan memperoleh pahala bagi dirimu sendiri.”
(29) “Kasih-Ku tidak memperdayakan seorang pun!”
(30) “Siapa Allah seturut hakikat-Nya, tidak seorang pun
akan memahami-Nya, baik malaikat maupun manusia.”
“Kenalilah Allah dengan merenungkan
sifat-sifat-Nya.”
(31) “Lakukanlah apa pun yang engkau inginkan, dan selaras
dengan kehendakmu, bagikanlah rahmat kepada siapa saja yang engkau kehendaki
dan kapan saja engkau mau.”
(32) “Pergilah kepada Muder Superior dan mintalah kepadanya
untuk mengizinkan engkau setiap hari melakukan adorasi selama sembilan hari.
Selama adorasi ini cobalah menyatukan dirimu dalam doa dengan Bunda-Ku.
Berdoalah dengan segenap hatimu dalam kesatuan dengan Maria, dan berusahalah
juga dalam waktu ini melaksanakan Jalan Salib!”
(36) “Siapa engkau?”
“Engkau bersalah, dan harus
mendapat hukuman satu hari dibakar di Purgatorium.”
“Apa yang engkau pilih, menderita
sekarang selama satu hari atau menderita sedikit lebih lama di bumi?
“Cukuplah salah satu saja; engkau
akan kembali ke bumi, dan di sana engkau akan banyak menderita, tetapi tidak
lama; engkau akan melaksanakan kehendak-Ku dan memenuhi keinginan-keinginan-Ku,
dan seorang hamba-Ku yang setia akan membantu engkau melaksanakan hal ini.
Sekarang sandarkanlah kepalamu pada dada-Ku, pada hati-Ku, dan seraplah darinya
kekuatan dan kemampuan untuk menanggung semua penderitaan itu sebab engkau tidak
akan menemukan kelegaan, atau pertolongan, atau penghiburan di mana pun.
Ketahuilah bahwa engkau harus banyak, banyak menderita, tetapi janganlah
membiarkan semua ini menggentarkan engkau. Aku menyertaimu.”
(39) “Putri-Ku, satukanlah dirimu erat-erat dengan-Ku
selama kurban misa dan persembahkanlah Darah dan Luka-luka-Ku kepada Bapa
sebagai pendamaian atas dosa-dosa kota itu. Ulangilah ini tanpa henti selama
misa kudus. Lakukanlah ini selama tujuh hari!”
“Demi engkau, aku memberkati
seluruh negeri.”
(40) “Aku memberimu cinta yang kekal sehingga kemurnianmu
tidak ternoda dan sebagai tanda bahwa kamu tidak pernah akan takluk kepada
godaan-godaan yang melawan kemurnian.”
(42) “Pergilah, tetapi aku mengambil hatimu!”
“Pergilah ke Muder Superior dan
katakan kepadanya bahwa engkau kembali, bukan untuk sampai di rumah sebelum
gelap, tetapi karena Aku telah mengambil hatimu.”
(43) “Pergilah kepada Muder Superior dan katakan kepadanya
bahwa kedua suster itu ada dalam bahaya melakukan dosa besar!”
(44) “Aku akan meninggalkan rumah ini.... sebab di sini ada
hal-hal yang tidak menyenangkan hati-Ku.”
“Aku tidak mau tinggal di sini
lebih lama lagi!”
(45) “Katakan kepada Muder Jenderal
bahwa di rumah ini ... sedang terjadi hal ini dan hal itu ... yang tidak
berkenan kepada-Ku dan sangat menggusarkan Hati-Ku!”
(47) “Lukislah sebuah gambar tepat seperti yang engkau lihat ini,
dengan tulisan di bawahnya: Yesus, Engkau Andalanku! Aku ingin supaya gambar
itu dihormati mula-mula di kapelmu, dan [kemudian] di seluruh dunia.”
(48) “Aku berjanji bahwa jiwa yang menghormati
gambar itu tidak akan binasa. Aku menjanjikan juga bahwa sudah sejak di dunia
ini ia akan mengalahkan musuh-musuh[nya], khususnya pada saat kematian. Aku
sendiri akan membelanya bagaikan kemuliaan-Ku sendiri.”
(49) “Gambar-Ku sudah ada di dalam jiwamu. Aku
merindukan adanya Pesta Kerahiman. Aku mengkehendaki agar gambar yang akan
engkau lukis dengan kuas itu diberkati secara meriah pada hari Minggu pertama
sesudah Paskah; Hari Minggu itu harus menjadi Pesta Kerahiman.”
(50) ”Aku menghendaki agar para imam berkothbah
tentang kerahiman-Ku yang besar terhadap jiwa-jiwa orang berdosa. Orang berdosa
jangan takut menghampiri Aku. Nyala kerahiman sedang membakar Aku. Aku ingin
mencurahkannya atas jiwa-jiwa itu.”
“Ketidakpercayaan di pihak jiwa-jiwa sungguh menyayat-nyayat
hati-Ku. Lebih menyakitkan lagi ketidakpercayaan jiwa yang telah Kupilih.
Meskipun cinta-Ku kepada mereka tidak terhingga, mereka tetap tidak mempercayai
Aku. Bahkan kematian-Ku mereka anggap belum cukup. Celakalah jiwa yang menyalahgunakan
[karunia-karunia] ini.”
(51) “Aku akan menjelaskan semua ini kepada Muder
Superior lewat rahmat yang akan Kuberikan melalui gambar ini.”
(53) “Inilah bantuan kasat mata bagimu di bumi
ini. Ia akan membantu engkau melaksanakan kehendak-Ku di bumi ini.”
(59) “Lakukanlah novena untuk tanah airmu. Novena
ini hendaknya terdiri atas pendarasan Litani Orang Kudus. Mintalah izin kepada
bapak pengakuanmu!”
(64) “Aku menghendaki engkau tinggal di rumah!”
“Perjalanan ini akan merugikan jiwamu.”
(65) “Mulai hari ini, engkau akan melakukannya
dengan mudah; Aku akan menguatkan engkau.”
“Aku mengubah pekerjaan yang sedemikian berat bagimu menjadi
buket-buket bunga yang amat indah, dan keharumannya naik ke takhta-Ku.”
(67) “Engkau hidup bukan untuk dirimu sendiri tetapi
untuk jiwa-jiwa, dan jiwa-jiwa lain akan mendapat pahala dari penderitaanmu.
Penderitaanmu yang berkepanjangan akan memberi mereka terang serta kekuatan
untuk menerima kehendak-Ku.”
(71) “Putri-Ku, kepada siapa engkau membawa
bunga-bunga itu?”
(75) “Apakah sekarang engkau percaya kepada-Ku?”
(78) “Aku selalu berada di dalam hatimu!”
(83) “Tulislah ini: sebelum Aku datang sebagai
Hakim yang adil, Aku akan datang lebih dulu sebagai Raja Kerahiman. Sebelum
hari penghakiman tiba, akan diberikan tanda kepada umat manusia di langit
sebagai berikut: Semua penerang di langit akan padam, dan akan ada kegelapan
yang pekat di seluruh bumi. Kemudian tanda salib akan terlihat di langit, dan
dari Luka-luka di mana tangan dan kaki Juru Selamat dipaku [akan] memancar
cahaya terang benderang yang akan menyinari bumi selama waktu tertentu. Ini
akan terjadi tidak lama sebelum hari terakhir.”
(85) “Tulislah segera apa yang engkau dengar: Aku
adalah Tuhan sedari kodrat-Ku dan Aku bebas dari semua perintah atau kebutuhan.
Kalau Aku menciptakan makhluk - semuanya muncul dari lubuk kerahiman-Ku.”
(86) “Tulislah bahwa siang dan malam tatapan
mata-Ku tertuju kepadanya, dan Aku mengizinkan semua penderitaan ini untuk
meningkatkan pahalanya. Bukan buah-buah yang baik yang Kuberi ganjaran, tetapi
kesabaran dan ketabahan untuk menderita demi Aku.”
(88) “Aku menghendaki agar ia tetap tinggal di
sini dan agar ia tidak mengambil prakarsa untuk membebaskan diri.”
“Aku Raja Kerahiman,”
“Aku ingin bahwa gambar ini dipajang di depan umum pada
Minggu pertama sesudah Paskah. Minggu itu adalah Pesta Kerahiman. Lewat Sang
Sabda yang menjelma. Aku memperkenalkan lubuk Kerahiman-Ku yang tanpa batas.”
(90) “Aku bertindak demikian terhadap dia untuk
memberikan kesaksian bahwa pekerjaan ini adalah pekerjaan-Ku. Katakan kepadanya
janganlah ia takut apa pun; siang dan malam tatapan mata-Ku selalu tertuju
kepadanya. Akan ada banyak mahkota yang akan ia terima sebab karya ini akan
menyelamatkan banyak jiwa. Bukan berhasilnya suatu pekerjaan yang Kuberi ganjaran,
tetapi penderitaan yang ditanggung demi pekerjaan itu.”
(103) “Jangan takut, Putri-Ku; Aku menyertaimu.”
(129) “Jangan takut; Aku menyertaimu.”
(133) “Tenanglah, Putri-Ku, persis lewat kepapaan
seperti itu Aku ingin menunjukkan kuasa kerahiman-Ku.”
(135) “Sekarang engkau belum memahaminya. Besok,
dalam adorasimu, Aku akan membuat engkau mengerti.”
(137) “Engkaulah kesukaan Hati-Ku; mulai hari ini,
setiap perbuatanmu, juga yang paling kecil, akan menjadi kesukaan bagi mata-Ku,
apa pun yang engkau lakukan.”
(143) “Supaya engkau tenang bahwa Akulah yang
meminta semua hal ini darimu, Aku akan memberimu damai yang sedemikian teduh
sehingga bahkan kalaupun hari ini engkau ingin merasa gelisah dan takut, engkau
tidak kuasa untuk berbuat demikian; cinta akan membanjiri jiwamu sampai engkau
lupa akan dirimu sendiri.”
(145) “...setiap pembangkangan terhadap bapak
pengakuan merupakan pembangkangan terhadap Aku sendiri.”
“Kuatkanlah dirimu untuk menghadapi pertempuran”
“Aku akan menjawabmu lewat mulutnya. Tenanglah!”
(149) “Renungkanlah penderitaan-penderitaan-Ku di
hadapan Pilatus!”
(151) “Putri-Ku, jangan takut akan penderitaan;
Aku menyertaimu.”
(152) “Putri-Ku, penderitaanmu tidak akan
berlangsung lebih lama lagi.”
(154) “Ketahuilah bahwa kalau engkau mengabaikan
masalah pelukisan gambar itu dan seluruh karya kerahiman, engkau harus
mempertanggungjawabkan keselamatan sejumlah besar jiwa pada hari penghakiman.”
(156) “Putri-Ku, jangan sampai engkau tidak
menyambut komuni kudus kecuali kalau engkau tahu bahwa dosamu memang berat;
lepas dari ini, jangan sampai keragu-raguan apa pun menghalangimu untuk
menyatukan dirimu dengan-Ku dalam misteri cinta-Ku. Kesalahan-kesalahanmu yang
ringan akan terhapus dalam cinta-Ku seperti sebatang jerami dilemparkan ke
dalam perapian yang berkobar-kobar. Ketahuilah bahwa engkau sangat mendukakan
Hati-Ku kalau engkau tidak menyambut Aku dalam komuni kudus.”
(157) “Putri-Ku, renungkanlah kata-kata ini:
Ketika menghadapi sakratulmaut, semakin sungguh-sungguh Ia berdoa!”
(158) “Semuanya ini Kuciptakan bagimu,
Mempelai-Ku; dan ketahuilah bahwa segala keindahan ini sama sekali tidak ada
artinya dibandingkan dengan apa yang telah Kusiapkan bagimu di alam abadi.”
(160) “Aku ingin beristirahat di dalam tanganmu,
bukan hanya di dalam hatimu.”
(164) “Anak-Ku, engkau adalah kesukaan-Ku, engkau adalah
penghibur Hati-Ku. Aku memberikan kepadamu rahmat sebanyak yang dapat engkau
rengkuh. Kalau engkau ingin membuat-Ku bahagia, sering berbicaralah kepada
dunia mengenai kerahiman-Ku yang besar dan tak terselami.”
(165) “Pada saat ini juga para superior sedang memutuskan
para suster yang akan mengikrarkan kaul kekal. Tidak semua akan mendapat rahmat
ini, tetapi ini karena kesalahan mereka sendiri. Orang yang tidak mau
mempergunakan rahmat-rahmat yang kecil tidak akan diberi rahmat yang besar.
Tetapi, kepadamu, Anak-Ku, rahmat itu diberikan.”
(167) “Putri-Ku, Aku ingin agar hatimu dibentuk mengikuti
model Hati-Ku yang rahim. Engkau harus sepenuhnya dipenuhi dengan
kerahiman-Ku.”
“Putri-Ku, Aku sedang mempersiapkan
banyak rahmat bagimu, yang engkau akan terima selama retret yang akan engkau
mulai besok pagi.”
“Bersiaplah untuk retret itu sebab
engkau akan memulai retret itu besok. Dan mengenai keberangkatanmu, Aku akan
mengaturnya dengan para superior!”
(169) “Engkau harus bersikap sangat tenang dalam
persekutuanmu dengan Aku. Aku akan menghapus segala keragu-raguan yang ada
dalam kaitan dengan hal ini. Aku tahu bahwa engkau sekarang merasa damai karena
Aku sedang berkata-kata kepadamu, tetapi pada saat Aku berhenti berbicara, engkau
akan mulai menghadapi keragu-raguan. Tetapi Aku ingin engkau tahu bahwa Aku
akan menguatkan jiwamu sedemikian rupa sehingga bahkan kalau engkau mau membuat
dirimu cemas, engkau tidak akan mampu melakukannya. Dan sebagai bukti bahwa
Akulah yang sedang berbicara denganmu, pada hari kedua retret ini engkau akan
pergi mengaku dosa kepada imam yang sedang memimpin retret ini; engkau harus
pergi kepadanya begitu ia menyelesaikan konferensinya dan paparkanlah kepadanya
segala keragu-raguanmu mengenai Aku. Aku akan menjawab engkau lewat bibirnya,
dan kemudian ketakutanmu akan sirna. Selama retret ini, penuhilah silentium
dengan ketat seolah-olah tidak ada sesuatu di sekitarmu. Engkau hanya akan
berbicara dengan Aku dan dengan bapak pengakuanmu; kepada para superiormu,
engkau hanya akan minta penitensi.”
(177) “Putri-Ku, pandanglah Hati-Ku yang maharahim.”
“Putri-Ku, berbicaralah dengan imam
mengenai kerahiman-Ku yang tak terselami. Api kerahiman membakar Aku; Aku ingin
terus mencurahkannya ke atas jiwa-jiwa; tetapi jiwa-jiwa tidak mau percaya kepada
kebaikan-Ku.”
(183) “Aku ingin agar engkau menemani Aku apabila Aku pergi
mengunjungi orang sakit.”
(184) “Benar, dan Aku menyertai engkau sebagai seorang anak
untuk mengajarkan kepadamu kerendahan hati dan kesederhanaan.”
(186) “Aku ingin agar dengan lebih mendalam engkau mengenal
cinta yang berkobar-kobar dalam Hati-Ku bagi jiwa-jiwa, dan engkau akan
memahami hal ini apabila engkau merenungkan Sengsara-Ku. Serukanlah
kerahiman-Ku bagi orang-orang berdosa; Aku merindukan keselamatan mereka. Apabila,
dengan hati yang remuk redam dan dengan iman yang kuat, engkau mendaras doa ini
atas nama seorang berdosa, Aku akan memberikan rahmat pertobatan kepadanya.”
(187) ”Inilah doanya: O Darah dan Air yang memancar dari
Hati Yesus sebagai sumber kerahiman, Engkau andalanku.”
(191) “Pergilah kepada Muder Jenderal dan katakan kepadanya
bahwa hal yang terjadi dalam komunitas ini dan komunitas itu tidak berkenan di
hati-Ku.”
(198) “Putri-Ku, kepercayaan dan cintamu menghambat
keadilan-Ku; Aku tak dapat menjatuhkan hukuman karena engkau menghalangi Aku
berbuat demikian.”
(205) “Damai sertamu, anak-anak-Ku.”
“Engkau telah ambil bagian begitu
besar dalam Sengsara-Ku; oleh karena itu, sekarang Aku memberimu bagian yang
besar dalam sukacita dan kemuliaan-Ku.”
(206) “Putri-Ku, pandanglah lubuk kerahiman-Ku dan pujilah
serta muliakanlah kerahiman-Ku ini. Lakukanlah begini: Himpunlah semua orang
berdosa dari seluruh dunia dan benamkanlah mereka di dalam lubuk kerahiman-Ku.
Aku akan memberikan diri-Ku sendiri kepada jiwa-jiwa itu; Aku mendambakan
jiwa-jiwa itu, hai Putri-Ku. Pada hari pesta-Ku, Pesta Kerahiman, engkau harus
menjelajah seluruh dunia dan membawa jiwa-jiwa yang layu ke mata air
kerahiman-Ku. Aku akan menyembuhkan dan menguatkan mereka.”
(213) “Aku akan memberi kepadamu pertolongan dalam retret
menjelang kaul.”
(215) “Putri-Ku, tenangkanlah hatimu; Aku akan menanggung
sendiri semua masalah ini. Aku akan mengatur segala sesuatu dengan para
superior dan dengan bapak pengakuan. Berbicaralah dengan Pastor Andrasz dengan
kesedehanaan dan kepercayaan yang sama yang engkau katakan kepada-Ku.”
(219) “Putri-Ku, jangan biarkan ada suatu pun yang
menakutkan atau membingungkan engkau. Tinggallah sungguh-sungguh dalam damai.
Segala sesuatu berada di dalam tangan-Ku. Aku akan membantu engkau memahami
segala sesuatu lewat Pastor Andrasz. Bersikaplah seperti seorang anak di
hadapannya.”
(229) “Selama retret ini, Aku sendiri akan membimbing
jiwamu, Aku ingin meneguhkan engkau dalam damai dan cinta.”
“Putri-Ku, bayangkan bahwa engkau
adalah penguasa seluruh dunia dan memiliki kekuatan untuk mengatur segala
sesuatu sekehendakmu. Engkau memiliki kuasa untuk melakukan segala sesuatu yang
baik yang engkau inginkan, dan tiba-tiba seorang anak kecil mengetuk pintu
kamarmu, begitu gemetar dan bercucuran air mata dan karena percaya akan
kebaikanmu, ia minta sepotong roti supaya ia tidak mati kelaparan. Apa yang
engkau lakukan untuk anak itu? Jawablah Aku, Putri-Ku!”
“Begitulah Aku memperlakukan
jiwamu. Dalam retret ini, Aku memberikan kepadamu bukannya damai, tetapi juga
keterbukaan hati yang sedemikian rupa yang kalaupun engkau ingin mengalami
suatu ketidaknyamanan, engkau tidak dapat melakukannya. Cinta-Ku telah
menguasai jiwamu, dan Aku ingin engkau diteguhkan di dalamnya. Dekatkanlah telingamu
kepada Hati-Ku, lupakan segala sesuatu yang lain, dan renungkanlah kerahiman-Ku
yang menakjubkan. Cinta-Ku akan memberimu kekuatan dan keberanian yang engkau
butuhkan dalam menghadapi masalah-masalah ini.”
(232) “Putri-Ku, katakan kepadanya segala sesuatu dan
singkapkan jiwamu kepadanya seperti yang engkau lakukan kepada-Ku sebelum ini.
Jangan takut akan suatu pun. Hanya untuk menjaga engkau dalam damai, Aku
menempatkan imam ini di antara jiwamu dan Aku sendiri. Kata-kata yang akan ia
ucapkan kepadamu adalah kata-kata-Ku. Ungkapkan kepadanya rahasia-rahasia
jiwamu yang terdalam. Aku akan memberi dia terang untuk mengenal jiwamu.”
(238) “Putri-Ku, hatimu adalah surga bagi-Ku.”
(239) “Mempelai-Ku, hati kita berpadu untuk selama-lamanya.
Ingatlah kepada Siapa engkau mengikrarkan kaul...”
(252) “Pandanglah Dia yang sudah menjadi Mempelaimu.”
“Mengapa?”
(258) “Jangan takut; Aku tidak akan meninggalkan engkau
sendirian.”
“Ia akan menolong engkau
melaksanakan kehendak-Ku di bumi ini.”
(259) “Jangan menangis; Aku selalu menyertaimu.”
(263) “Inilah hamba-Ku yang setia; ia akan menolong engkau
melaksanakan kehendak-Ku di bumi ini.”
(268) “Mempelai perempuan harus menyerupai Mempelai
laki-laki.”
“Perhatikan apa yang sudah
dilakukan jiwa-jiwa manusia terhadap-Ku, hai Putri-Ku. Dalam hatimu, Aku
menemukan segala sesuatu yang tidak Kutemukan dalam sejumlah besar jiwa yang
menolak Aku. Hatimu adalah tempat istirahat-Ku. Aku sering menahan
rahmat-rahmat yang besar sampai ke akhir doa.”
(269) “Aku telah memperkenalkan dia kepadamu bahkan sebelum
para superiormu mengirim engkau ke sini. Sebagaimana engkau akan bersikap
terhadap bapak pengakuanmu, demikian Aku akan bersikap terhadapmu. Kalau engkau
menyembunyikan sesuatu dari dia, meskipun itu yang terkecil dari rahmat-rahmat-Ku,
Aku juga akan menyembunyikan diri-Ku darimu, dan engkau akan tetap sendirian.”
(279) “Anak-Ku, Hati-Ku paling senang kalau engkau mau
menderita. Baik dalam penderitaan fisik maupun penderitaan batinmu, Putri-Ku,
jangan mencari simpati dari makhluk. Aku menghendaki aroma penderitaanmu murni
dan tak tercemar. Aku menghendaki engkau melepaskan dirimu, tidak hanya dari
ciptaan-ciptaan, tetapi juga dari dirimu sendiri. Putri-Ku, Aku ingin merasakan
sukacita dalam cinta hatimu, suatu cinta yang murni, perawan, tak bercela, tak
bernoda. Semakin engkau mencintai penderitaan, Putri-Ku, akan semakin murni
cintamu kepada-Ku.”
(280) “Hari ini, mata-Ku menatap rumah ini dengan senang.”
(282) “Hati-Ku terharu oleh kerahiman yang besar terhadapmu,
anak-Ku yang tercinta, ketika Aku menyaksikan engkau tercabik-cabik karena rasa
sakit yang engkau derita sambil menyesali dosa-dosamu. Aku menyaksikan cintamu,
sedemikian murni dan tulus sehingga Aku memberimu tempat pertama di antara para
perawan. Engkau adalah kehormatan dan kemuliaan untuk Sengsara-Ku. Aku melihat
setiap sudut jiwamu, dan tidak ada suatu pun yang lolos dari perhatian-Ku. Aku
mengangkat orang yang rendah hati bahkan sampai ke takhta-Ku sendiri sebab Aku
menghendakinya demikian.”
(285) “Ambillah sibori ini dan bawalah ke tabernakel.”
“Dekatilah setiap suster dengan
cinta yang sama seperti engkau mendekati Aku; dan apa pun juga yang engkau
lakukan untuk mereka, engkau melakukannya untuk Aku.”
(286) “Engkau melihat, Putri-Ku, betapa besarnya belas
kasihan-Ku bagi mereka. Ketahuilah bahwa merekalah yang menopang dunia ini.”
(287) “Anak-Ku, apakah engkau juga akan bersikap seperti
itu?”
(288) “Tetapi cinta mereka sangat rapuh, dan karena itu Aku
mempercayakan mereka ke dalam perhatian khususmu - berdoalah bagi mereka.”
(290) “Anak-Ku, janganlah takut akan rumah Bapamu.
Serahkanlah penyelidikan yang sia-sia ini kepada orang-orang bijak dari dunia
ini. Aku ingin melihat engkau selalu sebagai seorang anak kecil. Bertanyalah
kepada bapak pengakuanmu tentang segala sesuatu dengan kesederhanaan, dan Aku
akan menjawabmu lewat bibirnya.”
(294) “Bersikaplah seperti seorang pengemis yang ketika
menerima lebih banyak derma [daripada yang ia minta], tidak berkeberatan,
tetapi berterima kasih dengan lebih berapi-api. Engkau pun tidak usah
berkeberatan dan berkata bahwa engkau tidak pantas menerima rahmat lebih besar
ketika Aku memberikannya kepadamu. Aku tahu Engkau tidak pantas, tetapi
bersukacitalah selalu dan ambillah harta dari Hati-Ku sebanyak yang dapat
engkau bawa karena kemudian engkau akan lebih menyenangkan Hati-Ku. Dan Aku
akan menyampaikan kepadamu satu hal lagi: Ambillah rahmat-rahmat ini bukan
hanya untuk dirimu sendiri, tetapi juga untuk orang-orang lain; yakni,
doronglah jiwa-jiwa yang berhubungan denganmu untuk mengandalkan kerahiman-Ku
yang tak terbatas. Oh, betapa Aku mencintai jiwa-jiwa yang mengandalkan Aku
sepenuhnya. Aku melakukan segala sesuatu bagi mereka.”
(295) “Anak-Ku, bagaimana retretmu berlangsung?”
“Memang, Aku tahu, tetapi Aku ingin
mendengarnya dari bibirmu sendiri dan dari batinmu.”
“Ya, Aku akan selalu menyertai
engkau, kalau engkau selalu bersikap sebagai seorang anak kecil dan tidak takut
akan suatu pun. Sebagaimana Aku menjadi awal bagimu di sini, demikian juga Aku
akan menjadi tujuan akhirmu. Jangan mengandalkan ciptaan-ciptaan, bahkan dalam
hal-hal yang paling kecil sebab hal ini tidak berkenan di Hati-Ku. Aku ingin
sendirian di dalam jiwamu. Aku akan memberikan terang dan kekuatan kepada
jiwamu, dan engkau akan belajar dari wakil-Ku bahwa Aku ada di dalam dirimu,
dan kebimbanganmu akan lenyap seperti kabut diterpa sinar mentari.”
(299) “Kedua sinar itu melambangkan darah dan air. Sinar
pucat melambangkan air yang menguduskan jiwa-jiwa. Sinar merah melambangkan
darah yang memberikan kehidupan kepada jiwa-jiwa.”
“Kedua sinar itu memancar dari
lubuk kerahiman-Ku ketika Hati-Ku yang berada dalam sakratulmaut di salib
dibuka dengan tombak. Sinar-sinar itu melindungi jiwa-jiwa terhadap murka
Bapa-Ku.”
“Berbahagialah orang yang bernaung
dalam kedua sinar ini karena tangan Allah yang adil tidak akan menyentuhnya!
Aku ingin supaya hari Minggu pertama sesudah Paskah menjadi Pesta Kerahiman.”
(300) “Mintalah kepada abdi-Ku yang setia supaya pada hari
ini, ia memaklumkan kerahiman-Ku yang besar ke seluruh dunia. Barangsiapa, pada
hari ini, menghampiri Sumber Kehidupan ini, ia akan menerima pengampunan penuh
atas dosa-dosanya dan dibebaskan dari hukuman.”
“Umat
manusia tidak akan menikmati damai sebelum berpaling dengan penuh kepercayaan
kepada kerahiman-Ku.”
“O,
betapa Hati-Ku terluka karena adanya jiwa yang tidak percaya. Jiwa seperti itu
mengakui bahwa Aku ini kudus dan adil, tetapi tidak percaya bahwa Aku adalah
Sang Kerahiman. Ia tidak percaya akan kebaikan-Ku. Roh-roh jahat pun memuji
keadilan-Ku tetapi tidak percaya akan kebaikan-Ku.”
“Hati-Ku bersukacita karena
dijuluki Sang Kerahiman.”
(301) “Maklumkanlah bahwa kerahiman adalah sifat Allah yang
paling tinggi. Kerahimanlah mahkota segala karya tangan-Ku.”
(308) “Aku ingin agar engkau mempersembahkan dirimu bagi
orang-orang berdosa, khususnya bagi jiwa-jiwa yang telah kehilangan harapan
akan kerahiman Allah.”
(310) “Aku memberi engkau bagian dalam penebusan umat
manusia. Engkaulah kesejukan di saat Aku menghadapi ajal.”
(313) “Bukan dalam indahnya warna, bukan pula dalam bagusnya
kuas terletak kebesaran gambar ini, tetapi dalam rahmat-Ku.”
(320) “Doa yang dipanjat oleh jiwa yang rendah hati dan
penuh kasih meredakan murka Bapa-Ku dan menurunkan hujan berkat.”
(324) “Kehendak-Ku belum sepenuhnya digenapi dalam dirimu;
engkau masih akan tinggal di bumi, tetapi tidak lama. Aku sangat senang dengan
kepercayaanmu, tetapi cintamu hendaknya lebih berkobar. Cinta yang murni
memberikan kekuatan kepada jiwa pada saat ia menghadapi ajal. Ketika Aku
menghadapi ajal di salib, Aku sama sekali tidak memikirkan diri-Ku sendiri,
tetapi memikirkan para pendosa yang malang, dan Aku berdoa bagi mereka kepada
Bapa-Ku. Aku menghendaki saat-saat terakhirmu menjadi sepenuhnya mirip dengan
saat-saat terakhir-Ku di salib. Hanya ada satu cara menebus jiwa-jiwa, yaitu
penderitaan yang disatukan dengan penderitaan-Ku di salib. Cinta yang murni
memahami kata-kata ini; cinta daging tidak pernah akan memahaminya.”
(326) “Tatapan mata-Ku dari gambar ini sama dengan tatapan
mata-Ku dari salib.”
(327) “Yesus, Engkau Andalanku” [Jezu,
Ufam Tobie].
“Aku memberikan tanda kepada umat
manusia sebuah wadah yang harus mereka bawa ketika mereka datang memohon rahmat
ke sumber kerahiman. Wadah itu adalah gambar ini dengan tulisan - Yesus, Engkau
Andalanku.”
(329) “yang adalah kehendak-Ku,”
(331) “Renungkanlah Nabi Yunus dan perutusannya!”
“Apabila imam bertindak sebagai
wakil-Ku, ia tidak bertindak dari dirinya sendiri, tetapi Aku yang bertindak
lewat dia. Harapannya adalah harapan-Ku.”
(332) “Renungkanlah misteri Inkarnasi.”
“Meskipun keagungan-Ku melampaui
segala pengertian, aku menyatukan diri-Ku hanya dengan mereka yang kecil. Aku
menuntut darimu semangat seorang anak.”
(339) “Putri-Ku, hatimu adalah tempat istirahat-Ku; hatimu
adalah kesukaan-Ku. Di dalamnya, Aku mendapati segala sesuatu yang ditolak oleh
begitu banyak jiwa. Katakan ini kepada wakil-Ku.”
(341) “Tetapi, siapa yang tahu itu? Tidak seorang pun!
Bahkan mereka yang seharusnya memaklumkan kerahiman-Ku dan mengajar umat mengenai
kerahiman-Ku sering kali tidak mengetahui hal ini. Itulah sebab Aku menghendaki
gambar itu diberkati secara meriah pada Hari Minggu pertama sesudah Paskah, dan
Aku menghendaki gambar itu dihormati secara publik supaya setiap jiwa dapat
mengenalnya.”
“Lakukanlah novena untuk ujud-ujud
Bapa Suci. Novena ini hendaknya mencakup tiga puluh tiga doa; yakni pengulangan
sebanyak itu doa singkat kepada Kerahiman Ilahi - yang telah Kuajarkan
kepadamu.”
(346) “Engkau adalah tempat kediaman-Ku yang menyenangkan;
Roh-Ku beristirahat dalam diri-Mu.”
“Malam ini, dalam misa kudus, Aku
akan membagikan kepadamu rahasia kebahagiaan-Ku.”
(348) “Aku sudah menunggu untuk berbagi penderitaan-Ku
denganmu karena tidak seorang pun dapat memahami penderitaan-Ku lebih baik
daripada mempelai-Ku.”
(352) “Aku menghendaki agar pada saat sekarang ini kalian
semua memiliki iman yang lebih besar. Betapa besarnya sukacita-Ku atas
kesetiaan mempelai-Ku dalam hal-hal yang paling kecil.”
(354) “Aku menghendaki dia supaya lebih taat!”
(359) “Segala sesuatu yang engkau katakan mengenai
kebaikan-Ku adalah benar; bahasa tidak memiliki ungkapan yang memadai untuk
memuji kebaikan-Ku.”
(362) “Aku sendirilah pembimbing rohanimu; dulu, sekarang,
dan kelak Aku tetap pembimbing rohanimu. Dan karena engkau meminta pertolongan
yang kelihatan, Aku memilih dan memberimu seorang pembimbing rohani bahkan
sebelum engkau memintanya karena karya-Ku menuntutnya. Ketahuilah bahwa
kesalahan-kesalahan yang engkau lakukan terhadapnya melukai Hati-Ku. Secara
khusus, waspadalah terhadap keinginan pribadimu; bahkan hal yang paling kecil
pun hendaknya diberi meterai ketaatan.”
(365) “Aku telah memberikan rahmat yang engkau minta atas
nama jiwa itu, bukan karena mati raga yang engkau pilih sendiri. Tetapi karena
ketaatan penuhmu kepada wakil-Kulah Aku memberikan rahmat ini kepada jiwa yang
engkau doakan dan engkau mohonkan kerahiman. Ketahuilah bahwa ketika engkau
mematikan kehendakmu sendiri, kehendak-Ku meraja di dalam dirimu.”
(367) “Hati-Ku meluap-luap mengalirkan kerahiman yang
melimpah kepada jiwa-jiwa, teristimewa kepada jiwa orang-orang berdosa yang
malang. Kalau saja mereka memahami bahwa Aku adalah Bapa yang paling baik bagi
mereka, dan bahwa bagi merekalah Darah serta Air mengalir dari Hati-Ku seperti
dari mata air jernih yang meluapkan kerahiman! Bagi mereka, Aku tinggal di
dalam tabernakel sebagai Raja Kerahiman. Aku ingin melimpahkan rahmat-Ku kepada
jiwa-jiwa, tetapi mereka tidak mau menerimanya. Sekurang-kurangnya engkau,
datanglah kepada-Ku sesering mungkin, dan ambillah rahmat-rahmat yang mereka
tolak itu. Dengan cara ini, engkau akan menghibur Hati-Ku. Oh, betapa acuh tak
acuh jiwa-jiwa itu kepada kebaikan-Ku yang sedemikian besar, kepada begitu
banyak bukti cinta-Ku! Yang diminum Hati-Ku hanyalah sikap tidak tahu terima
kasih dan sikap tidak mau tahu dari jiwa-jiwa yang hidup di dunia. Mereka
memiliki waktu untuk datang kepada-Ku guna mengambil rahmat.”
“Maka
aku berpaling kepadamu! Hai kamu - jiwa-jiwa pilihan - apakah kamu juga akan
gagal memahami kasih Hati-Ku? Di sini pun Hati-Ku telah dikecewakan; aku tidak
menemukan orang yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada kasih-Ku. Begitu banyak
syarat, begitu banyak ketidakpercayaan, begitu banyak kekhawatiran. Untuk
menghiburmu, biarlah Aku katakan kepadamu bahwa ada jiwa-jiwa yang hidup di
dunia ini yang mengasihi Aku dengan mesra. Aku bersemayam dalam hati mereka
dengan penuh sukacita. Tetapi, jumlah mereka tidak banyak. Di biara-biara pun,
ada jiwa-jiwa yang memenuhi Hati-Ku dengan sukacita. Mereka mengemban ciri-ciri-Ku;
oleh karena itu, Bapa surgawi memandang mereka dengan kepuasan yang istimewa.
Mereka akan dikagumi oleh malaikat dan manusia. Jumlah mereka sangat sedikit.
Bagi dunia, mereka adalah suatu pembelaan di hadapan keadilan Bapa surgawi dan
sarana untuk memperoleh kerahiman bagi dunia. Kasih dan pengurbanan jiwa-jiwa
ini menopang keberadaan dunia. Ketidaksetiaan suatu jiwa yang Kupilih secara
khusus melukai Hati-Ku dengan paling menyakitkan. Ketidaksetiaan seperti itu
adalah pedang yang menembus Hati-Ku.”
(369) “Lebih besar pahalanya satu jam merenungkan
sengsara-Ku yang memilukan daripada satu tahun mendera diri sampai mengeluarkan
darah; kontemplasi pada luka-luka-Ku yang pedih membawa manfaat yang besar
bagimu, dan mendatangkan sukacita yang besar kepada-Ku. Aku heran bahwa engkau
masih belum sepenuhnya menyangkal kehendakmu sendiri, tetapi Aku amat sangat
bersukacita bahwa perubahan ini akan terjadi selama retret.”
(372) “Aku menyertaimu. Selama retret ini, Aku akan
menguatkan engkau dalam damai dan dalam keberanian sehingga kekuatanmu tidak
akan gagal melaksanakan rencana-rencana-Ku. Oleh karena itu, dalam retret ini,
engkau akan membatalkan sama sekali seluruh kehendakmu dan, sebaliknya, seluruh
kehendak-Ku akan terlaksana dalam dirimu. Ketahuilah bahwa dalam hal ini engkau
harus menanggung banyak pengurbanan; maka tuliskanlah kata-kata ini pada
selembar kertas kosong, ‘Mulai hari ini, aku melaksanakan kehendak Allah di
mana saja, kapan saja, dan dalam apa saja.’ Janganlah takut akan suatu pun; kasih
akan memberimu kekuatan dan membuat pelaksanaan kehendak-Ku itu menjadi mudah.”
(374) “Mulai hari ini, jangan takut akan penghakiman Allah
sebab engkau tidak akan dihakimi.”
(378) “... yang akan memaklumkan kerahiman-Ku yang besar.
Pada saat mereka menghadapi ajal, Aku sendiri akan melindungi mereka sebagai
kemuliaan-Ku sendiri. Dan kalaupun dosa-dosa suatu jiwa tampak hitam seperti
malam kelam, apabila pendosa itu berpaling kepada kerahiman-Ku, ia akan
mempersembahkan pujian yang paling besar kepada-Ku, dan ia merupakan mahkota
kemuliaan untuk sengsara-Ku. Apabila suatu jiwa memuji kebaikan-Ku, setan akan
gemetar di hadapannya dan melarikan diri ke dasar neraka yang paling dalam.”
(379) “Jiwa-jiwa yang meminta pertolongan kepada
kerahiman-Ku, dan yang memuliakan serta memaklumkan kerahiman-Ku yang besar,
pada saat kematiannya mereka akan Kuperlakukan sesuai dengan kerahiman-Ku yang
tak terbatas.”
“Hati-Ku
sangat sedih,” kata Yesus, “karena bahkan jiwa-jiwa yang terpilih tidak
memahami begitu besarnya kerahiman-Ku. Hubungan mereka [dengan-Ku], dalam kadar
tertentu, penuh dengan keragu-raguan. Oh, betapa sikap mereka itu menyayat
Hati-Ku! Ingatlah akan sengsara-Ku, dan kalau engkau tidak percaya akan
kata-kata-Ku, sekurang-kurangnya percayalah akan luka-luka-Ku.”
(381) “Dalam renungan ini, secara khusus imam ini sedang
berbicara untukmu. Ketahuilah bahwa bibirnya sedang Aku pinjam.”
“... Sungguh, apabila engkau taat,
Aku mengambil kelemahanmu dan menggantinya dengan kekuatan-Ku. Aku sangat heran
bahwa jiwa-jiwa tidak mau melakukan pertukaran itu dengan-Ku.”
(383) “Putri-Ku, karena kasihmu yang tulus dan murah hati,
Aku memberi mereka banyak rahmat meskipun mereka sendiri tidak memintanya dari
Aku. Tetapi, Aku berbuat begitu karena janji yang sudah Kusampaikan kepadamu.”
(393) “Engkau adalah anggur manis dalam suatu tandan
pilihan; Aku ingin agar orang-orang lain ikut menikmati air anggur yang
mengalir di dalam dirimu.”
(394) “Masukkan kembali pedang itu ke dalam sarungnya;
pengurbanan lebih berat daripada pedang itu.”
(400) “Putri pilihan-Ku, Aku akan memberikan kepadamu rahmat
yang bahkan lebih besar agar sepanjang kekekalan engkau menjadi saksi
kerahiman-Ku yang tak terbatas.”
(404) “Aku sangat senang bahwa engkau tidak berbicara
dengan-Ku, tetapi membuat kebaikan-Ku dikenal oleh jiwa-jiwa dan engkau telah
menyadarkan mereka untuk mengasihi Aku.”
(412) “Engkau berpadu dengan Aku; jangan takut akan apa pun.
Tetapi, ketahuilah, anak-Ku, setan membencimu; ia membenci setiap jiwa, tetapi
ia dibakar oleh suatu kebencian istimewa terhadapmu sebab engkau telah
merenggut begitu banyak jiwa dari kekuasaannya.”
(413) “Mulai hari ini sampai [hari raya] Kebangkitan, engkau
tidak akan merasakan kehadiran-Ku, tetapi jiwamu akan dipenuhi dengan suatu
kerinduan yang amat besar.”
(414) “Aku ingin agar gambar-Ku dihormati secara publik.”
(415) “Biarlah hatimu dipenuhi dengan sukacita!”
(417) “Engkau adalah saksi kerahiman-Ku. Untuk
selama-lamanya, engkau akan berdiri di hadapan takhta-Ku sebagai saksi hidup
atas kerahiman-Ku.”
(420) “Pesta ini muncul dari lubuk kerahiman-Ku sendiri, dan
dikukuhkan dalam lubuk kerahiman-Ku yang besar. Setiap jiwa yang percaya dan
berharap pada kerahiman-Ku akan menerimanya.”
(424) “Pandanglah ke langit!”
“Apakah engkau melihat bulan dan
bintang-bintang itu?”
“Bintang-bintang itu adalah jiwa
orang-orang kristiani yang setia, dan bulan adalah jiwa biarawan-biarawati.
Apakah engkau memperhatikan betapa besarnya perbedaan antara sinar bulan dan
sinar bintang-bintang itu? Begitulah besarnya di surga perbedaan antara jiwa
seorang biarawan/wati dan jiwa orang beriman kristiani.”
“Keagungan sejati ada dalam kasih
akan Allah dan dalam kerendahan hati.”
(427) “Keagungan sejati ada dalam kasih akan Allah dan dalam
kerendahan hati.”
“Aku tahu; Aku mengetahui segala
sesuatu.”
(429) “Engkau akan menyiapkan dunia untuk kedatangan-Ku yang
terakhir.”
“Engkau bermaksud meninggalkan
kapel, tetapi tidak akan mampu meninggalkan Aku karena Aku ada di mana-mana.
Dari dirimu sendiri engkau tidak dapat berbuat apa-apa, tetapi bersama-Ku
engkau dapat mengerjakan segala sesuatu.”
(431) “Putri-Ku, jangan takut akan sesuatu pun; Aku selalu
menyertaimu. Semua musuhmu akan menyakiti engkau hanya sebatas yang Aku izinkan
untuk mereka lakukan. Engkau adalah tempat kediaman-Ku dan tempat istirahat
lestari-Ku. Demi engkau, Aku akan menghentikan tangan yang siap menghukum; demi
engkau Aku memberkati bumi.”
(435) “Bersama dengan teman-temanmu, engkau harus memohon
kerahiman bagi dirimu sendiri dan bagi dunia.”
“Jangan takut; Aku sendiri akan
menggenapi segala sesuatu yang kurang di dalam dirimu.”
(437) “Aku ingin ada suatu Kongregasi seperti itu.”
(438) “Dirikanlah suatu Kongregasi seperti itu secepat
mungkin, dan engkau akan hidup di dalamnya bersama beberapa temanmu. Roh-Ku
akan menjadi patokan hidupmu. Hidupmu harus dibentuk seturut hidup-Ku, mulai
dari palungan sampai ke kematian-Ku di salib. Resapilah misteri-misteri-Ku dan
engkau akan mengetahui lubuk kerahiman-Ku terhadap semua ciptaan dan
kebaikan-Ku yang tak terselami - dan ini akan engkau perkenalkan kepada dunia.
Lewat doa-doamu, engkau akan menjadi pengantara antara surga dan bumi.”
(439) Kami memberikan kepadamu berkat Kami,”
(441) “Sinar kerahiman ini akan tersalur lewat engkau, sama
seperti mereka tersalur lewat Hosti ini, dan sinar itu akan memancar ke seluruh
dunia.”
(442) “Di dalam Hati-Ku.”
(443) “Aku ingin agar engkau hidup menurut kehendak-Ku dalam
lubuk jiwamu yang paling rahasia.”
(445) “Aku menderita siksaan yang bahkan lebih pedih
daripada yang engkau saksikan.”
“Pandanglah dan lihatlah bangsa
manusia dalam keadaannya yang sekarang.”
“Engkau lihat, inilah siksaan yang
lebih berat daripada kematian-Ku.”
“Aku melihat penderitaan hatimu
yang tulus, yang membawa penghiburan besar kepada Hati-Ku. Lihatlah dan
nikmatilah penghiburan.”
(446) “Apakah engkau melihat jiwa-jiwa ini? Mereka yang
menanggung penderitaan dan penghinaan seperti Aku juga akan mulia seperti Aku.
Dan mereka yang menanggung penderitaan dan penghinaan seperti Aku tetapi kurang
disakiti dan kurang dihina juga menyandang kemuliaan, tetapi sedikit lebih
rendah daripada kemuliaan Allah.”
“Dalam meditasimu besok pagi,
engkau hendaknya merenungkan apa yang engkau lihat hari ini.”
(451) “Engkau adalah tempat kediaman Kami.”
(453) “Mengapa engkau ketakutan dan mengapa engkau gemetar
ketika bersatu dengan Aku? Aku tidak senang kalau suatu jiwa dikuasai oleh
ketakutan yang sia-sia. Siapa yang akan berani menyentuh engkau kalau engkau
bersama Aku? Yang paling menyenangkan Hati-Ku adalah jiwa yang dengan teguh
percaya akan kebaikan-Ku dan sepenuhnya mengandalkan Aku. Aku menumpahkan
kepercayaan-Ku padanya dan memberikan kepadanya semua yang ia minta.”
(454) “Putri-Ku, ambillah rahmat yang ditolak oleh
orang-orang lain; ambillah sebanyak yang dapat engkau bawa.”
(456) “Dalam retret ini, Aku akan berbicara kepadamu lewat
mulut imam ini untuk menguatkan dan meyakinkan engkau tentang kebenaran dari
kata-kata yang Kusampaikan kepadamu di dalam lubuk jiwamu. Meskipun retret ini
untuk semua suster, Aku memperhatikan engkau secara khusus di dalam ingatan-Ku
sebab Aku ingin menguatkan engkau dan membuat engkau tidak takut di tengah
semua penderitaan yang membentang di depan. Oleh karena itu, dengarkanlah
sungguh-sungguh kata-kata imam ini dan renungkanlah di dalam lubuk jiwamu.”
(459) “Engkau belum menulis segala sesuatu di dalam buku
catatan tentang kebaikan-Ku kepada umat manusia; Aku ingin supaya engkau tidak
menghilangkan suatu pun; Aku ingin agar hatimu bertumpu kuat dalam kedamaian.”
(463) “Atau mengenai semua hal lain yang sudah Aku katakan
dalam lubuk jiwamu, maka akan segera Kujawab lewat mulut imam ini.”
(466) “Pergilah dan hiburlah dia atas nama-Ku.”
(473) “Jangan bersedih. Aku akan membuat dia memahami
hal-hal yang Aku minta darimu.”
“Beri tahukan kepadanya apa yang telah
engkau lihat di kapel ini.”
(476) “Setiap kali engkau memasuki kapel, langsung daraslah
doa yang Kuajarkan kepadamu kemarin.”
“Doa ini akan meredakan murka-Ku.
Engkau harus mendaraskannya selama sembilan hari, dengan menggunakan rosario,
dengan cara berikut: Pertama-tama, ucapkanlah satu kali ‘Bapa Kami’, satu kali
‘Salam Maria’, dan ‘Aku Percaya’. Kemudian, pada manik-manik Bapa Kami
ucapkanlah kata-kata berikut: ‘Bapa yang kekal, kupersembahkan kepada-Mu Tubuh
dan Darah, Jiwa dan Ke-Allah-an Putra-Mu yang terkasih, Tuhan kami Yesus
Kristus, sebagai pendamaian untuk dosa kami dan dosa seluruh dunia’. Pada
manik-manik Salam Maria ucapkanlah kata-kata berikut: ‘Demi sengsara Yesus yang
pedih, tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia’. Dan sebagai
penutup, daraslah tiga kali kata-kata berikut: ‘Allah yang Kudus, Kudus dan
Berkuasa, Kudus dan Kekal, kasihanilah kami dan seluruh dunia.”
(488) “Bersiaplah untuk menderita!”
(489) “Mengapa engkau takut untuk
melakukan kehendak-Ku? Tidakkah Aku akan menolong engkau seperti yang sudah
Kulakukan selama ini? Ulangilah setiap hari permintaan-Ku kepada mereka yang
mewakili Aku di bumi ini, tetapi lakukanlah hanya apa yang mereka katakan
kepadamu untuk dilakukan.”
(494) “Aku ingin engkau jujur dan sederhana seperti seorang
anak dengan wakil-Ku sama seperti engkau jujur dan sederhana dengan Aku; kalau
tidak, Aku akan meninggalkan engkau dan tidak akan bergaul denganmu.”
(498) “Sandarkanlah kepalamu pada bahu-Ku, beristirahatlah
dan pulihkanlah kekuatanmu. Aku senantiasa menyertaimu. Katakanlah kepada
sahabat Hati-Ku bahwa Aku menggunakan ciptaan-ciptaan yang sedemikian rapuh
untuk melaksanakan karya-Ku.” Tak lama kemudian, rohku dikuatkan
dengan kekuatan yang ajaib. “Katakanlah kepadanya bahwa Aku telah membuat
dia melihat kelemahanmu ketika engkau mengaku dosa untuk menunjukkan kepadanya
siapa dirimu sebenarnya.”
(500) “Putri-Ku, dengan setia memenuhi
keinginan-keinginan-Ku engkau memberi-Ku kemuliaan yang terbesar.”
(512) “Engkau adalah sukacita-Ku yang besar; kasih dan
kerendahan hatimu membuat Aku meninggalkan takhta surgawi dan menyatukan
diri-Ku denganmu. Kasih menimbun jurang yang ada di antara keagungan-Ku dan
kehampaan-Ku.”
----------------------------------------------------------------------
JILID 2
(526) “Beginilah engkau dan teman-temanmu akan didandani.
Hidup-Ku sejak lahir sampai mati di salib akan menjadi model bagimu. Tataplah
Aku dan hiduplah menurut apa yang engkau lihat. Aku ingin agar engkau
membenamkan diri lebih dalam di dalam Roh-Ku dan memahami bahwa Aku lemah
lembut dan rendah hati.”
(527) “Mengapa engkau takut? Apakah engkau pikir Aku tidak
memiliki kemahakuasaan yang cukup untuk menopangmu?”
(528) “Melalui Hati Yesus yang ilahi-insani, kerahiman-Ku
telah memancar ke dalam jiwa-jiwa seperti sinar matahari menembus kristal.”
(531) “Engkau dan rekan-rekan sustermu hendaknya menyatukan
diri dengan-Ku seerat mungkin; lewat kasih, engkau akan mendamaikan bumi dan
surga, engkau akan meredakan murka Allah yang adil, dan akan memohon kerahiman
bagi dunia. Aku menempatkan dalam rawatanmu dua permata yang sangat berharga
bagi Hati-Ku: yakni jiwa para imam dan jiwa para biarawan/wati. Hendaknya
engkau berdoa secara istimewa bagi mereka; mereka akan menjadi kuat kalau
engkau merendahkan diri. Engkau akan memadukan doa, puasa, mati raga, kerja
keras, dan semua penderitaanmu dengan doa, puasa, mati raga, kerja keras, dan
penderitaan-Ku, dan karena itu mereka akan memiliki kekuatan di hadapan
Bapa-Ku.”
(532) “Hari ini, benamkan dirimu dalam roh kemiskinan-Ku dan
aturlah segala sesuatu sehinga sedemikian rupa sehingga orang yang paling
miskin pun tidak akan memiliki alasan untuk cemburu terhadapmu. Aku menemukan
kenikmatan bukan dalam gedung-gedung yang besar dan patung-patung yang megah,
tetapi dalam hati yang murni dan rendah.”
(534) “Engkau adalah mempelai-Ku untuk selama-lamanya;
kemurnianmu hendaknya melebihi kemurnian para malikat karena tidak satu malikat
pun Aku panggil untuk menjalin kemesraan seperti yang Aku jalin denganmu.
Tindakan yang paling kecil pun dari mempelai-Ku memiliki makna yang tiada tara.
Jiwa yang murni memiliki kekuatan yang tak terperikan di hadapan Allah.”
(535) “Aku telah datang untuk melaksanakan kehendak Bapa-Ku.
Aku taat kepada orang tua-Ku, Aku taat kepada algojo-algojo-Ku, dan sekarang
Aku taat kepada para imam.”
(548) “Putri-Ku, Aku menjamin adanya pemasukan tetap untuk
menopang hidupmu. Tugasmu adalah menyerahkan diri sepenuhnya kepada
kebaikan-Ku, dan tugas-Ku adalah memberikan semua yang engkau butuhkan. Aku
akan membuat diri-Ku terikat pada harapanmu: kalau harapanmu besar, maka
kemurahan hati-Ku akan tanpa batas.”
(559) “Di sinilah nanti tempat biara itu.”
(560) “.... dan
lakukanlah hanya apa yang diizinkan untuk engkau lakukan.”
(570) “Tuliskanlah apa yang Kukatakan kepadamu. Kesukaan-Ku
adalah bersatu denganmu. Dengan kerinduan yang amat besar, Aku menantikan dan
mendambakan saat ketika Aku akan membangun tempat tinggal-Ku secara sakramental
di dalam biaramu. Roh-Ku akan beristirahat dalam biara itu dan Aku akan
memberkati lingkungan sekitarnya secara istimewa. Demi cinta-Ku kepada engkau
semua, Aku akan mencegah setiap hukuman yang dengan adil dijatuhkan oleh
keadilan Bapa-Ku. Putri-Ku, Aku telah menundukkan Hati-Ku untuk menerima
permohonan-permohonanmu. Misi dan tugasmu di bumi ini adalah memohon kerahiman
bagi seluruh dunia. Tidak ada satu jiwa pun akan dibenarkan sebelum ia
berpaling kepada kerahiman-Ku dengan penuh kepercayaan. Inilah sebabnya Hari
Minggu pertama sesudah Paskah harus dirayakan sebagai Pesta Kerahiman. Pada
hari itu, para imam harus memberitahukan kepada setiap orang kerahiman-Ku.
Katakan kepada bapak pengakuanmu bahwa Gambar [Kerahiman Ilahi] itu harus
dipajang di gereja, bukan dalam klausura di biara itu. Melalui Gambar itu, Aku akan
memberikan banyak rahmat kepada jiwa-jiwa; oleh karena itu biarlah setiap jiwa
mendapat kesempatan untuk menghampirinya.”
(573) “Jangan takut akan suatu pun. Aku
menyertaimu. Semua masalah ini ada dalam tangan-Ku dan Aku akan mengantarnya
sampai menghasilkan buah sesuai dengan kerahiman-Ku karena tidak suatu pun
dapat menghalangi kehendak-Ku.”
(574) “Bagi-Ku, hatinya adalah suatu surga di atas bumi.”
(575) “Aku selalu berada di dalam hatimu; bukan hanya ketika
engkau menerima-Ku dalam komuni kudus, tetapi selalu.”
(576) “Putri-Ku, kasih telah membawa Aku ke mari, dan kasih
itu menahan Aku di sini. Putri-Ku, seandainya engkau tahu betapa besarnya
pahala dan ganjaran yang didapatkan oleh satu ulah kasih yang murni kepada-Ku,
engkau akan mati karena sukacita. Aku mengatakan hal ini supaya engkau terus
menerus menyatukan dirimu dengan Aku lewat kasih karena inilah tujuan hidup
dari jiwamu. Tindakan ini adalah tindakan yang muncul dari kehendak. Ketahuilah
bahwa jiwa yang murni itu rendah hati. Ketika engkau merendahkan dan
menghampakan diri di hadapan keagungan-Ku, Aku melimpahi engkau dengan
rahmat-Ku dan menggunakan kemahakuasaan-Ku untuk meninggikan engkau.”
(580) “Hati-Ku jauh lebih terluka karena ketidaksempurnaan
kecil dari jiwa-jiwa terpilih daripada karena dosa orang-orang yang hidup di
dunia.”
“Ketidaksempurnaan kecil ini
bukanlah segala-galanya. Aku akan menyatakan kepadamu suatu rahasia hati-Ku:
apa yang Kuderita karena perbuatan jiwa-jiwa terpilih. Sikap tidak tahu terima
kasih sebagai balasan atas begitu banyak rahmat adalah makanan lestari Hati-Ku,
kalau itu dilakukan oleh suatu jiwa yang terpilih. Kasih mereka suam-suam kuku,
dan Hati-Ku tidak dapat menahannya; jiwa-jiwa ini memaksa Aku menolaknya. Ada
juga jiwa-jiwa terpilih yang tidak percaya akan kebaikan-Ku dan tidak ingin
mengalami kemesraan yang membahagiakan dalam hati mereka sendiri, tetapi pergi
jauh mencari Aku, dan tidak menemukan Aku. Ketidakpercayaan kepada kebaikan-Ku
ini amat sangat melukai Hati-Ku. Kalau kematian-Ku tidak dapat meyakinkan
engkau tentang besarnya kasih-Ku, dengan apa lagi Aku akan meyakinkan engkau?
Sering suatu jiwa melukai Aku setengah mati, dan tidak seorang pun dapat
menghibur Aku. Mereka menggunakan rahmat-Ku untuk menyakiti Hati-Ku. Ada
jiwa-jiwa yang meremehkan rahmat-Ku yang adalah bukti dari segenap kasih-Ku.
Mereka tidak ingin mendengarkan panggilan-Ku, tetapi meluncur ke jurang neraka.
Lenyapnya jiwa-jiwa ini menghempaskan Aku ke dalam dukacita yang amat pedih.
Meskipun Aku ini Allah, Aku tidak dapat menolong jiwa seperti itu karena ia
meremehkan Aku; karena memiliki kehendak yang bebas, jiwa itu dapat menolak Aku
atau mengasihi Aku. Engkau adalah penyalur kerahiman-Ku. Beri tahukanlah
kebaikan-Ku ke seluruh dunia, dan dengan demikian engkau akan menghibur
Hati-Ku.”
(581) “Aku akan memberitahukan kepadamu paling banyak hal
kalau engkau sedang bercakap-cakap dengan Aku di lubuk hatimu. Di sini, tidak
seorang pun dapat mengganggu kegiatan-Ku. Di sini Aku beristirahat dalam suatu
taman yang tertutup.”
(583) “Aku haus.”
(584) “Ketika engkau merenungkan apa yang Kuberitahukan
kepadamu dalam relung hatimu, engkau akan memetik lebih banyak manfaat daripada
kalau engkau membaca banyak buku. Oh, kalau saja jiwa-jiwa mau mendengarkan
suara-Ku ketika Aku berbicara dalam relung hati mereka, dalam waktu yang
singkat mereka dapat mencapai puncak kesucian.”
(586) “Untuk meneguhkan semangatmu, Aku berbicara lewat
wakil-wakil-Ku sesuai dengan apa yang Aku minta darimu. Tetapi, ketahuilah
bahwa tidak akan selalu demikian halnya. Mereka akan menentang engkau dalam
banyak hal, dan lewat ini rahmat-Ku akan menjadi nyata dalam dirimu, dan akan
menjadi jelas bahwa Akulah yang mengerjakan semua ini. Tetapi, engkau sendiri,
jangan takut akan apa pun; Aku senantiasa menyertai engkau. Dan ketahuilah
juga, Putri-Ku: segala makhluk, entah tahu entah tidak, dan entah mau entah
tidak, selalu memenuhi kehendak-Ku.”
(587) “Putri-Ku, kalau engkau mau, seketika ini juga Aku
akan menciptakan suatu dunia yang baru, yang lebih indah daripada dunia ini,
dan engkau akan hidup di sana selama sisa hidupmu.”
(587) “Tidak dengan satu jiwa pun Aku menyatukan diri begitu
erat seperti dengan jiwamu, dan ini Kulakukan karena kerendahan hati dan kasih
bernyala yang engkau miliki terhadap-Ku.”
(588) “Setiap gerakan hatimu Aku ketahui. Ketahuilah,
Putri-Ku, bahwa satu tatapan matamu yang engkau arahkan kepada seorang lain
akan melukai Hati-Ku lebih daripada banyak dosa yang dilakukan oleh orang
lain.”
(596) “Putri-ku, mengapa engkau menangis? Bagaimana pun, engkau
sendiri yang meminta menanggung penderitaan-penderitaan ini. Ketahuilah apa
yang telah engkau terima sendiri untuk jiwa itu hanyalah sebagian kecil. Masih
jauh lebih banyak penderitaan yang ia tanggung.”
(599) “Dan dari pihak-Ku, AKu memberikan rahmat istimewa
kepada jiwa-jiwa yang engkau doakan.”
(603) “... dan karena alasan ini, Aku menyatukan diri-Ku
denganmu dan bersatu denganmu secara mesra dan istimewa.”
(604) “Demi mahkota yang bersusun tiga yang tersedia
baginya.”
(609) “Aku, yang sudah engkau peluk dalam tanganmu, kini ada
di dalam hatimu.”
“Seperti yang engkau minta,
demikianlah akan terjadi, tetapi ganjarannya tidak akan berkurang.”
(612) “Putri-Ku, ketahuilah bahwa karena tidak menyatukan
diri dengan-Ku dalam komuni kudus, engkau telah menyebabkan Aku berduka, dan
dukacita-Ku karena hal ini lebih besar daripada dukacita-Ku karena pelanggaran
yang kecil itu.”
(613) “Jangan takut akan suatu pun; Aku senantiasa menyertai
engkau.”
(616) “Dalam Hostilah kekuatanmu; ia akan membela engkau.”
(626) “Jangan takut akan suatu pun, Putri-Ku; semua lawan
akan hancur di kaki-Ku.”
(627) “Jangan takut; Aku senantiasa menyertai engkau.”
(629) “Jangan takut akan suatu pun. AKu senantiasa
menyertaimu.”
(639) “Putri-Ku, Aku menghendaki agar dalam hal-hal yang paling
kecil pun engkau mengandalkan bapak pengakuanmu. Pengurbanan-pengurbananmu yang
paling besar pun tidak menyenangkan Hati-Ku kalau engkau laksanakan tanpa izin
bapak pengakuanmu; sebaliknya, pengurbanan-pengurbanan yang paling kecil pun
memiliki makna yang besar dalam pandangan-Ku kalau pengurbanan itu dilakukan
dengan izinnya. Pekerjaan-pekerjaan yang amat besar pun tidak bernilai dalam
pandangan-Ku kalau dilakukan berdasarkan kemauan sendiri. Sering kali
pekerjaan-pekerjaan seperti itu tidak selaras dengan kehendak-Ku dan lebih
mendatangkan hukuman daripada pahala. Dan di lain pihak, bahkan kegiatanmu yang
paling kecil pun, kalau engkau lakukan dengan izin bapak pengakuanmu,
menyenangkan dalam pandangan-Ku dan sangat membahagiakan Aku. Berpegang teguhlah
selalu pada kata-kata-Ku ini. Tetaplah waspada karena banyak jiwa akan
berpaling dari pintu neraka dan akan memuji kerahiman-Ku. Janganlah takut akan
suatu pun karena Aku selalu menyertaimu. Ketahuilah bahwa dari dirimu sendiri
engkau tidak dapat melakukan suatu pun.”
(640) “Inilah Hosti yang sudah disambut oleh jiwa-jiwa yang,
berkat doamu, telah memperoleh rahmat pertobatan sejati selama Masa Prapaskah
ini.”
(645) “Katakan kepada bapak pengakuan bahwa karya ini adalah
karya-Ku, dan bahwa Aku menggunakan engkau sebagai alat yang sederhana.”
“Segala sesuatu yang Aku katakan
kepadamu dan Aku perintahkan untuk engkau lakukan, katakanlah selalu kepada
bapak pengakuan, tetapi lakukanlah hanya apa yang dia izinkan. Jangan gelisah,
dan jangan takut akan suatu pun; Aku menyertaimu.”
(648) “Aku haus!”
(654) “Dalam sengsara-Kulah engkau harus mencari terang dan
kekuatan!”
(655) “Jangan takut akan suatu pun; Aku menyertaimu.”
(659) “meskipun engkau mencurahkan banyak usaha untuk itu,
tidak bertindak atas kemauanmu sendiri sangatlah menyenangkan Hati-Ku.”
(669) “Putri-Ku, penderitaan akan menjadi tanda bagimu bahwa
Aku menyertaimu.”
(674) “Ke mana engkau akan pergi?”
“Damai batin yang engkau miliki
adalah rahmat,”
(675) “Kehendak-Ku belum digenapi sepenuhnya dalam dirimu;
engkau masih akan menderita banyak, tetapi Aku menyertaimu; jangan takut.”
(687) “Daraskanlah tanpa henti Koronka yang telah Kuajarkan
kepadamu. Barangsiapa mendarasnya akan menerima kerahiman yang besar pada saat
kematiannya. Hendaklah para imam menganjurkan doa ini kepada para pendosa
sebagai harapan terakhir untuk beroleh keselamatan. Bahkan kalau ada seorang
pendosa yang sangat keras hatinya, asalkan ia mau mendaras Koronka ini satu
kali saja, ia akan menerima rahmat dari kerahiman-Ku yang tak terbatas. Aku
ingin agar seluruh dunia mengenal kerahiman-Ku yang tak terbatas. Aku ingin
memberikan rahmat yang tak terbayangkan kepada jiwa-jiwa yang berharap pada
kerahiman-Ku.”
(689) “Saatmu belum tiba.”
“Engkau akan memberi kesaksian tentang kerahiman-Ku yang
tak terbatas. Dalam buku ini, tertulis nama jiwa-jiwa yang telah memuliakan
kerahiman-Ku.”
(691) “Doamu luar biasa menyenangkan Hati-Ku.”
(694) “Anak-Ku, tinggal beberapa tetes lagi yang masih ada di dalam pialamu;
tidak akan lama lagi.”
(699) “Putri-Ku, katakan kepada dunia tentang Kerahiman-Ku
yang tak terselami. Aku ingin agar Pesta Kerahiman ini menjadi tempat
pengungsian dan pernaungan bagi semua jiwa, khususnya bagi para pendosa yang
malang. Pada hari itu, terbukalah lubuk kerahiman-Ku, dan Aku meluapkan seluruh
samudra rahmat ke atas jiwa-jiwa yang menghampiri sumber kerahiman-Ku. Jiwa
yang mengaku dosa dan menyambut komuni kudus akan menerima pengampunan penuh
atas dosa-dosanya dan akan bebas dari hukuman. Pada hari itu, akan terbukalah
semua pintu bendungan ilahi untuk mengalirkan rahmat. Janganlah ada jiwa yang
takut menghampiri Aku meskipun dosa-dosanya laksana kain yang merah padam.
Kerahiman-Ku begitu besar sehingga sampai kekal tidak ada otak manusia atau
malaikat yang dapat menyelaminya. Segala sesuatu yang ada muncul dari pangkuan
kerahiman-Ku yang paling mesra. Setiap jiwa yang menjalin hubungan dengan Aku
akan merenungkan kasih dan kerahiman-Ku sepanjang segala masa. Pesta Kerahiman
Ilahi berasal dari kedalaman kemesraan-Ku sendiri. Aku ingin supaya pesta itu
dirayakan secara meriah pada hari Minggu pertama sesudah Paskah. Umat manusia
tak mungkin merasa tenteram sebelum berpaling kepada sumber kerahiman-Ku.”
(707) “Kini Aku tahu bahwa engkau mengasihi Aku bukan karena
rahmat atau anugerah, tetapi karena kehendak-Ku yang lebih kausayangi daripada
hidupmu sendiri. Itulah sebabnya Aku menyatukan diri-Ku dengan engkau
sedemikian mesra seperti belum pernah terjadi dengan makhluk lain mana pun.”
(709) “Inilah Hosti-hosti yang sudah disambut oleh jiwa-jiwa
yang bertobat berkat doa dan penderitaanmu.”
(714) “Pergilah kepada Superior dan katakan kepadanya bahwa
Aku menghendaki agar semua suster dan siswa mendaras Koronka yang telah Aku
ajarkan kepadamu. Selama sembilan hari mereka harus mendarasnya di kapel untuk
meredakan murka Bapa-Ku dan untuk memohon kerahiman Allah bagi Polandia.”
(718) kepercayaan. Engkau mestinya tidak mampu memegang
besarnya kasih-Ku terhadapmu kalau Aku menyatakannya dengan sepenuhnya kepadamu
di bumi ini. Seringkali hanya sekilas kasih itu Kuperlihatkan kepadamu, tetapi
ketahuilah bahwa ini sungguh rahmat istimewa dari-Ku. Kasih dan kerahiman-Ku
tidak mengenal batas.”
(719) “Ketahuilah, anak-Ku bahwa demi keselamatanmu, Aku
memberikan berkat kepada seluruh lingkungan sekitarmu ini. Tetapi, engkau harus
berterima kasih kepada-Ku atas nama mereka sebab mereka tidak bersyukur
kepada-Ku atas kebaikan yang telah Aku rentangkan kepada mereka. Karena ucapan
syukurmu, Aku akan terus memberkati mereka.”
(722) “Engkau menyadari betapa lemahnya engkau; oleh karena
itu, kapan Aku akan dapat mengandalkan engkau?”
(723) “Rahmat yang Aku berikan kepadamu bukan untuk dirimu
sendiri, tetapi juga untuk sejumlah besar jiwa lain ... Hatimu adalah tempat
kediaman-Ku yang lestari meskipun sangat papalah engkau. Aku menyatukan diri-Ku
denganmu, menghapus kepapaanmu, dan memberikan kerahiman-Ku kepadamu. Aku
melaksanakan karya-karya kerahiman di dalam setiap jiwa. Semakin besar dosa
seseorang, semakin besar pula haknya atas kerahiman-Ku. Kerahiman-Ku diteguhkan
untuk setiap karya tangan-Ku. Ia yang berharap pada kerahiman-Ku tidak akan
binasa karena semua masalahnya akan menjadi masalah-Ku, dan musuhnya akan
tercerai berai di bawah tumpuan kaki-Ku.”
(726) “Aku ingin agar engkau sepenuhnya berubah menjadi
kasih dan agar engkau berkobar-kobar sebagai kurban yang murni demi kasih ...”
(730) “Dalam retret ini, Aku akan terus membuat engkau
berada di dekat Hati-Ku sehingga engkau dapat mengenal kerahiman-Ku dengan
lebih baik, yakni kerahiman-Ku terhadap umat manusia, khususnya terhadap
orang-orang berdosa yang malang.”
(737) “Sedikit sekali jiwa yang merenungkan sengsara-Ku
dengan penuh perasaan; rahmat yang paling banyak akan Kuanugerahkan kepada
jiwa-jiwa yang merenungkan sengsara-Ku dengan penuh perasaan.”
(738) “Tanpa bantuan khusus dari Aku, engkau bahkan tidak
akan mampu menerima rahmat-Ku. Engkau tahu siapa dirimu.”
(739) “Putri-Ku, janganlah engkau terlalu banyak bicara.
Orang-orang yang engkau kasihi secara istimewa, juga Aku kasihi secara
istimewa, dan demi engkau, Aku mencurahkan rahmat atas mereka. Aku senang
sekali kalau engkau bercerita tentang mereka kepada-Ku, tetapi jangan
melakukannya dengan begitu berlebihan.”
(742) “Putri-Ku, kalau melalui engkau Aku minta agar manusia
menghormati kerahiman-Ku, hendaknya engkau menjadi orang pertama yang unggul
dalam harapan kepada kerahiman-Ku ini. Aku minta agar engkau melaksanakan
perbuatan-perbuatan kerahiman, yang harus muncul dari kasih kepada-Ku. Kapan
saja dan di mana saja, engkau harus mengamalkan belas kasihan kepada sesama.
Engkau tidak boleh menghindarinya atau berusaha mencari-cari dalih untuk
membebaskan diri darinya.”
“Aku memberi engkau tiga cara untuk
mengamalkan belas kasihan terhadap sesama: yang pertama: perbuatan, yang
kedua: perkataan, yang ketiga: doa. Dalam tiga cara inilah
tercakup sepenuhnya karya belas kasih, dan semua itu merupakan bukti kasihmu
kepada-Ku yang tidak dapat dibantah. Dengan sarana-sarana ini, suatu jiwa
memuji dan menghormati kerahiman-Ku. Sungguh, hari Minggu pertama sesudah
Paskah adalah Pesta Kerahiman Ilahi, yang juga harus menjadi hari untuk karya
belas kasihan. AKu menuntut penghormatan kepada kerahiman-Ku dengan perayaan
yang meriah dan dengan penghormatan terhadap gambar yang sudah dilukis itu.
Dengan menggunakan gambar itu, Aku akan memberikan banyak rahmat kepada
jiwa-jiwa. Dan, gambar itu dimaksudkan untuk mengingatkan orang akan
tuntutan-tuntutan kerahiman-Ku sebab bahkan iman yang paling kuat pun akan
sia-sia kalau tidak disertai dengan perbuatan.”
(754) “Orang-orang yang mendaraskan Koronka ini akan
direngkuh oleh kerahiman-Ku sepanjang masa hidupnya, dan teristimewa pada saat
kematian mereka.”
(757) “Tenanglah, Putri-Ku; Aku menyaksikan usaha-usahamu
yang sangat menyenangkan Hati-Ku.”
(765) “Aku sangat dilukai oleh anak-anak; engkau harus
menyelamatkan mereka dari kejahatan!”
(776) “Putri-Ku, Aku tidak akan membiarkan engkau tinggal di
dalam Kongregasi ini lebih lama lagi. Aku memberitahukan ini kepadamu supaya
engkau lebih cermat dalam memanfaatkan rahmat yang Aku berikan kepadamu.”
(788) “Ketahuilah bahwa Aku menyertaimu; Akulah yang
memunculkan kesulitan-kesulitan dan Aku pula yang mengatasinya; dalam sekejap,
Aku dapat mengubah hati yang menentang masalah ini menjadi hati yang sangat
mendukungnya.”
(796) . “Berkat novena ini, Aku akan memberikan
segala rahmat yang mungkin diberikan kepada jiwa-jiwa.”
(797) “Engkau tidak akan sendirian sebab Aku menyertaimu
senantiasa dan di mana-mana. Dekatlah pada Hati-Ku, janganlah takut akan suatu
pun. Aku sendiri yang menginginkan keberangkatanmu. Ketahuilah bahwa mata-Ku
mengikuti setiap gerak hatimu dengan penuh perhatian. Aku sedang membawa engkau
ke dalam pengasingan supaya Aku sendiri dapat membentuk hatimu seturut
rencana-rencana masa depan-Ku. Apakah yang engkau takutkan? Kalau engkau
bersama-Ku, siapakah yang berani menyentuhmu? Bagaimana pun Aku sangat senang
bahwa engkau mempercayakan ketakutan-ketakutanmu kepada-Ku, Putri-Ku,
katakanlah segala sesuatu kepada-Ku dengan cara yang sungguh sederhana dan
manusiawi; dengan cara ini, engkau akan memberi-Ku sukacita yang besar. Aku
memahami engkau sebab Aku ini Allah-Manusia. Bahasa sederhana yang dituturkan
hatimu ini lebih menyenangkan Hati-Ku daripada madah-madah yang digubah untuk
menghormati-Ku. Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa semakin sederhana bicaramu, akan
semakin kuat engkau menarik Aku kepadamu. Dan sekarang, tenangkanlah hatimu di
dekat Hati-Ku. Taruhlah penamu dan bersiaplah untuk berangkat.”
(799) “Tenangkanlah hatimu, Anak-Ku. Lihatlah, engkau tidak
sendirian. Hati-Ku selalu mengawasi engkau.”
(810) “Daraskanlah Koronka yang sudah Kuajarkan kepadamu.”
(811) “Pada jam kematiannya, setiap orang yang mendaras
Koronka akan Aku bela seperti kemuliaan-Ku sendiri; atau kalau ada orang lain
yang mendaras Koronka bagi orang yang sedang menghadapi ajal, dia ini akan
mendapatkan indulgensi yang sama. Kalau Koronka ini didaras di dekat
pembaringan orang yang sedang menghadapi ajal, murka Allah akan dipadamkan dan
kerahiman yang tak terselami akan meliputi jiwanya. Dan, lubuk kerahiman-Ku
yang mesra akan tergerak karena sengsara Putra-Ku yang memilukan.”
(818) “Aku tidak dapat menanggung negeri itu lebih lama
lagi. Jangan membelenggu tangan-Ku, hai Putri-Ku!”
(826) “Putri-Ku, ketahuilah bahwa semangat hatimu
menyenangkan Aku. Dan, sama seperti engkau sangat ingin bersatu dengan-Ku dalam
komuni kudus, demikian juga Aku ingin memberikan diri-Ku seutuhnya kepadamu;
dan sebagai suatu ganjaran untuk semangatmu, beristirahatlah dalam Hati-Ku.”
(827) “Tidak cukupkah bagimu bahwa Aku mengunjungimu setiap
hari?”
(848) “O, betapa banyaknya rahmat yang akan Aku berikan
kepada jiwa-jiwa yang mendaras Koronka ini. Lubuk kerahiman-Ku yang mesra
tergerak melihat mereka yang mendaras Koronka ini. Tulislah kata-kata ini,
Putri-Ku! Berbicaralah kepada dunia tentang kerahiman-Ku; biarlah seluruh umat
manusia mengenal kerahiman-Ku yang tiada tara. Itulah tanda untuk akhir zaman,
dan sesudah itu akan tiba hari pengadilan. Sementara masih ada waktu, biarlah
mereka datang ke sumber kerahiman-Ku. Semoga mereka mengambil manfaat dari
Darah dan Air yang mengalir untuk mereka.”
(853) “Putri-Ku, Aku pun turun dari surga karena cinta akan
dirimu; bagimu Aku hidup, bagi-Mu aku mati, dan bagimu Aku menciptakan surga.”
“Tidak lama lagi; tenanglah,
Putri-Ku.”
(854) “Putri-Ku, bersiaplah karena Aku akan datang secara
tak terduga.”
“Putri-Ku, ini demi kebaikanmu
sendiri. Engkau akan mengetahuinya, tetapi tidak sekarang; tetap waspada!”
(858) “Putri-Ku, bersabarlah; tidak akan lama lagi.”
(865) “Putri-Ku, tenanglah; tidak akan lama lagi.”
(873) “Apa yang ingin engkau katakan kepada-Ku?”
(873) “Putri-Ku yang terkasih, engkau telah memahami dengan
baik lubuk kerahiman-Ku. Aku akan melaksanakan apa yang engkau minta, tetapi
satukanlah dirimu terus menerus dengan Hati-Ku yang sedang menjalani
sakratulmaut dan lakukanlah penyilihan kepada keadilan-Ku. Ketahuilah bahwa
engkau telah minta kepada-Ku suatu hal yang besar, tetapi Aku tahu bahwa ini
semua dibisikkan oleh kasihmu yang murni kepada-Ku; karena itu, Aku akan
menuruti permintaan-permintaanmu.”
(879) “Aku merasa sangat nyaman tinggal di dalam hatinya.”
(881) “Putri-Ku, mengapa engkau memberikan peluang untuk
perasaan takut?”
“Mengapa?”
“Mengapa?”
“Putri-Ku, yang engkau katakan itu benar.
Engkau memang sangat papa, dan ini menyenangkan Aku untuk melaksanakan karya
kerahiman ini, justru lewat dirimu yang bukan apa-apa kecuali kepapaan belaka.
Jangan takut; Aku tidak meninggalkan engkau sendirian. Lakukanlah apa saja yang
dapat engkau lakukan dalam masalah ini; Aku akan menggenapi segala sesuatu yang
masih kurang dalam dirimu. Engkau tahu apa yang dapat engkau lakukan sebatas
kekuatanmu; lakukanlah itu.”
(894) “Putriku, ketahuilah bahwa engkau memberikan kepada-Ku
kemuliaan yang lebih besar dengan satu tindakan ketaatan daripada dengan
doa-doa dan mati raga yang panjang.”
(895) “Putri-Ku, engkau tidak hidup untuk dirimu sendiri
tetapi untuk jiwa-jiwa; demi kepentingan mereka, menulislah. Engkau tahu bahwa
kehendak-Ku seperti yang engkau tulis telah sering kali dikuatkan oleh bapak
pengakuanmu. Engkau tahu apa yang menyenangkan Aku, dan kalau engkau mempunyai
suatu keragu-raguan mengenai apa yang Kukatakan, engkau juga tahu kepada siapa
engkau harus bertanya. Aku memberi dia terang untuk memberikan penjelasan
mengenai masalahmu. Mata-Ku selalu melindungi dia. Putri-Ku, terhadapnya engkau
harus menjadi seperti seorang anak, penuh kesederhanaan dan kepolosan.
Tempatkanlah keputusannya di atas semua permintaan-Ku. Ia akan membimbing
engkau sesuai dengan kehendak-Ku. Kalau ia tidak mengizinkan engkau
melaksanakan permintaan-permintaan-Ku, tenanglah; Aku tidak akan menghakimi
engkau, tetapi masalah itu akan diselesaikan antara Aku dan dia. Engkau harus
selalu taat.”
(902) “Putri-Ku, beristirahatlah di dekat Hati-Ku. Aku tahu
semua usahamu.”
(904) “Putri-Ku, dengan sabar menyerahkan diri kepada
kehendak-Ku, engkau memberi-Ku kemuliaan yang paling besar, dan engkau
memperoleh bagi dirimu sendiri pahala yang lebih besar daripada yang dapat
engkau peroleh lewat puasa atau mati raga mana pun. Ketahuilah, Putri-Ku bahwa
kalau engkau menundukkan kehendakmu kepada kehendak-Ku, engkau menarik perkenan
istimewa-Ku atas dirimu. Pengurbanan ini menyenangkan hati-Ku dan sangat manis
rasanya. Aku sangat puas menikmatinya; ada kekuatan di dalamnya.”
(912) “Aku menghendaki engkau menjadi mempelai-Ku.”
(921) “Putri-Ku, Aku mendengar bahwa ada banyak
kesederhanaan dalam dirimu; karena itu mengapa engkau tidak menceritakan
kepada-Ku segala sesuatu yang terjadi atas dirimu, juga hal-hal yang paling
kecil? Ceritakan segala sesuatu kepada-Ku, dan ketahuilah hal ini akan
memberikan sukacita yang besar kepada-Ku.”
“Memang, Aku tahu; tetapi hendaknya
engkau tidak berdalih dengan memanfaatkan kenyataan bahwa Aku sudah tahu.
Dengan kesederhanaan seorang anak, katakanlah kepada-Ku segala sesuatu karena
telinga dan Hati-Ku Kusendengkan kepadamu, dan kata-katamu menyenangkan
Hati-Ku.”
(922) “Engkau tahu, Aku mempedulikan serangga itu dan
menopangnya. Tetapi, apa arti serangga itu dibandingkan denganmu? Mengapa
jiwamu ketakutan meski hanya sejenak?”
(923) “Aku minta darimu persembahan yang sempurna dan yang
terbakar seluruhnya, yakni persembahan kehendak. Tidak ada pengurbanan lain
yang dapat dibandingkan dengan yang satu ini. Aku sendiri sedang mengarahkan
hidupmu dan mengatur segala sesuatu sedemikian rupa sehingga bagi-Ku engkau
akan menjadi suatu kurban lestari dan akan selalu melaksanakan kehendak-Ku. Dan
untuk menggenapi kurban ini, engkau akan menyatukan dirimu dengan Aku di salib.
Aku tahu apa yang dapat engkau lakukan. Aku sendiri akan memberi engkau banyak
perintah secara langsung, tetapi Aku akan menunda kemungkinan pelaksanaannya
dan membuatnya bergantung pada orang-orang lain. Tetapi, apa yang tidak dapat
dilaksanakan oleh para superior, Aku sendiri akan langsung menggenapinya dalam
jiwamu. Dan dalam lubuk jiwamu yang paling tersembunyi, suatu kurban yang
sempurna akan dipersembahkan, bukan hanya untuk sesaat, tetapi ketahuilah,
Putri-Ku, bahwa persembahan ini akan berlangsung sampai akhir hayatmu. Tetapi,
masih ada waktu sehingga Aku, Tuhan, akan memenuhi semua keinginanmu. Aku
bersukacita dalam dirimu seperti dalam Hosti yang hidup; janganlah ada sesuatu
yang menggentarkan hatimu. Aku menyertaimu.”
(928) “Putri-Ku, jangan menangis karena Aku tidak dapat
menahan air matamu. Aku akan memberikan kepadamu segala sesuatu yang engkau
minta, tetapi berhentilah menangis.”
(929) Berbicaralah terus Putri-Ku.”
“Putri-Ku, curahan hatimu itu
menyenangkan Aku, dan dengan mendaraskan Koronka engkau mengantar umat manusia
semakin dekat kepada-Ku.”
(933) “Engkau akan menerima ganjaran yang lebih besar karena
ketaatan dan penyerahanmu kepada bapak pengakuan mengenai mati raga-mati raga
yang akan engkau laksanakan. Ketahuilah ini, Putri-Ku, dan bertindaklah dengan
semestinya: apa saja, betapa pun kecilnya, yang memiliki meterai ketaatan
kepada wakil-Ku sungguh menyenangkan Hati-Ku dan sangat berarti dalam
pandangan-Ku.”
(945) “Anak-Ku beristirahatlah dalam Hati-Ku; Aku melihat
bahwa engkau telah bekerja keras di kebun anggur-Ku.”
(954) “Putri-Ku, kesukaan-Ku adalah menyatukan Diri
denganmu. Ketika engkau menyerahkan diri kepada kehendak-Ku, pada saat itulah
engkau memberi Aku kemuliaan yang paling besar dan menurunkan lautan berkat
atas dirimu. Sukacita istimewa sebesar itu tidak akan Kunikmati dalam dirimu
kalau engkau tidak hidup atas dasar kehendak-Ku.”
(955) “Wahai Putri-Ku, Hosti yang menyenangkan Bapa-Ku,
ketahuilah bahwa seluruh Tritunggal yang Mahakudus menemukan sukacita
istimewa-Nya di dalam dirimu sebab engkau hidup hanya atas dasar kehendak
Allah. Tidak ada pengurbanan yang dapat dibandingkan dengan ini.”
(960) “Putri-Ku, apa yang sedang engkau pikirkan?”
(961) “Putri-Ku, permintaanmu terlalu berat.”
“Memang, bagi-Ku lebih mudah memberikan
banyak hal kepada jiwa daripada memberikan sedikit, tetapi setiap pertobatan
jiwa yang berdosa menuntut pengurbanan.”
“Putri-Ku sayang, Aku mengabulkan
permintaanmu.”
(965) “Jiwa-jiwa pada binasa meskipun sengsara-Ku amat
pahit. Maka, kepada mereka, Aku memberikan harapan terakhir untuk selamat,
yakni Pesta Kerahiman-Ku. Kalau mereka tidak mau memuliakan kerahiman-Ku,
mereka akan binasa untuk selama-lamanya. Wahai juru tulis kerahiman-Ku,
tulislah, katakanlah kepada jiwa-jiwa tentang kerahiman-Ku yang besar ini sebab
hari yang mengerikan, yakni hari penghakiman-Ku, sudah dekat.”
(966) “Putri-Ku, sudah tiba saatnya bagimu untuk bertindak;
Aku menyertaimu. Penganiayaan dan penderitaan-penderitaan yang berat menghadang
engkau, tetapi teguhkanlah hatimu dengan gagasan bahwa banyak jiwa akan
diselamatkan dan dikuduskan oleh karya ini.”
(967) “Garisbawahilah sebab kata-kata ini adalah
kata-kata-Ku; Aku telah meminjam bibir sahabat Hati-Ku untuk berbicara kepadamu
dan meyakinkan engkau demi ketenanganmu. Engkau harus mematuhi arahan-arahan
itu sampai kematianmu. Tidaklah akan menyenangkan Aku sama sekali kalau engkau
tidak mematuhi arahan-arahan itu. Ketahuilah bahwa Akulah yang telah
menempatkan dia di antara Aku sendiri dan jiwamu. Aku melakukan ini untuk membuat
hatimu damai dan supaya engkau tidak tersesat.”
(968) “Aku telah menempatkan engkau dalam penjagaan khusus
imam ini. Maka, engkau dibebaskan dari keharusan memberi laporan rinci kepada
para superior tentang hubungan-Ku denganmu. Dalam masalah-masalah lain, jadilah
seperti seorang anak kecil terhadap para superior, tetapi apa pun yang Aku
lakukan dalam lubuk jiwamu harus engkau katakan, dengan segala
keterus-terangan, kepada para imam.”
(969) “Putri-Ku, semua yang ada adalah milikmu.”
“Ketahuilah ini, Putri-Ku, bahwa
engkau sekarang sudah mengecap apa yang baru akan dinikmati jiwa-jiwa lain di
alam kekekalan.”
(975) “Berdoalah bagi jiwa-jiwa agar mereka tidak takut
menghampiri Sidang Kerahiman-Ku ( Sakramen Pengakuan Dosa). Jangan jemu-jemu
mendoakan orang-orang berdosa. Engkau tahu betapa jiwa-jiwa itu membebani
Hati-Ku. Ringankanlah dukacita-Ku yang dahsyat ini; salurkanlah kerahiman-Ku.”
(979) “Taatlah kepada pembimbing rohanimu dalam segala hal;
yang ia katakan adalah kehendak-Ku. Yakinlah dalam lubuk hatimu bahwa Akulah
yang berbicara lewat bibirnya, dan Aku ingin agar engkau membeberkan keadaan
jiwamu kepadanya dengan kesederhanaan dan kejujuran yang sama seperti yang
engkau miliki terhadap Aku. Aku ulangi lagi, Putri-Ku: ketahuilah bahwa yang ia
katakan adalah kehendak-Ku bagimu.”
(980) “Hostiku yang terkasih, berdoalah bagi para imam,
khususnya selama masa panen (masa
Prapaskah, masa retret dan pengakuan dosa umat) ini. Hati-Ku senang akan dirimu,
dan demi engkau, Aku akan memberkati bumi.”
(998) “Kata-kata ini ditujukan kepadamu. Lakukanlah semua
yang dapat engkau lakukan untuk karya kerahiman-Ku ini. Aku menginginkan agar
kerahiman-Ku dihormati, dan Aku sedang memberikan kepada umat manusia harapan
terakhir untuk selamat, yakni mengungsilah kepada kerahiman-Ku. Hati-Ku
bersukacita akan pesta Kerahiman Ilahi ini.”
----------------------------------------------------------
JILID 3
(1002) “Inilah Tubuh-Ku, inilah Darah-Ku.”
“Salah seorang dari engkau akan
mengkhianati Gurunya.”
(1008) “Dalam jiwa seperti itu, Aku tidak menemukan
istirahat. Omongan yang tanpa henti melelahkan Aku, dan di tengah omongan itu
jiwa tidak dapat mencermati suara-Ku.”
(1011) “Beristirahatlah, Anak-Ku yang mungil. Aku senantiasa
menyertai engkau.”
(1017) “Aku ingin memberikan diri-Ku
sendiri kepada jiwa-jiwa dan ingin memenuhi mereka dengan kasih-Ku. Tetapi,
tidak banyak jiwa yang mau menerima semua rahmat yang ingin diberikan oleh
kasih-Ku kepada mereka. Rahmat-Ku tidak hilang; kalau suatu rahmat ditolak oleh
jiwa yang mesti menerimanya, rahmat itu akan dialihkan kepada jiwa yang lain.”
(1023) “Putri-Ku, engkau lebih
menyenangkan hati-Ku dengan makan jeruk itu demi ketaatan dan cintamu akan Daku
daripada dengan berpuasa dan bermati raga atas kemauan sendiri. Jiwa yang amat
sangat mencintai Aku harus hidup atas dasar kehendak-Ku. Aku mengenal hatimu,
dan Aku tahu bahwa jiwamu tidak akan dipuaskan oleh apa pun selain kasih-Ku.”
(1029) “Putri-Ku, dengan memberikan
pelayanan itu, engkau telah memberi Aku kebahagiaan yang lebih besar daripada
kalau engkau berdoa selama waktu yang panjang.” Aku menjawab, “Tetapi, Yesus, bukan kepada-Mu, melainkan
kepada pasien pelayanan itu kuberikan.” Dan Tuhan menjawab aku, “Memang
benar, Putri-Ku. Tetapi, apa pun yang engkau lakukan untuk sesamamu, engkau
melakukannya untuk Aku.”
(1032) “Aku haus. Aku haus akan
keselamatan jiwa-jiwa. Tolonglah Aku, Putri-Ku, menyelamatkan jiwa-jiwa.
Padukanlah penderitaan-penderitaanmu dengan sengsara-Ku dan persembahkanlah
semua itu kepada Bapa surgawi untuk keselematan orang-orang berdosa.”
(1035) “Daraskanlah Koronka itu!”
(1048) “Apa yang engkau inginkan,
Putri-Ku?”
“Aku sudah menerima penghormatan
itu lewat penetapan dan perayaan Pesta ini; apa lagi yang engkau inginkan?”
(1053) “Sandarkanlah kepalamu pada
dada-Ku dan beristirahatlah.”
“Aku akan memberimu sebagian kecil
dari sengsara-Ku, tetapi jangan takut, beranilah; jangan mencari keringanan,
tetapi terimalah segala sesuatu dengan penyerahan kepada kehendak-Ku.”
(1054) “Berbaringlah dan
beristirahatlah. Selama tiga jam Aku telah membiarkan engkau mengalami apa yang
Aku derita sepanjang malam.”
(1056) “Hosti-Ku, engkau telah
menyegarkan Hati-Ku yang tersiksa.”
(1058) “Buah Hati-Ku yang terkasih,
engkaulah kelegaan-Ku di tengah siksaan-siksaan yang mengerikan.”
(1059) “....sehingga setiap jiwa akan
memuji kebaikan-Ku. Aku menginginkan kepercayaan dari segala ciptaan-Ku.
Doronglah jiwa-jiwa untuk menaruh kepercayaan yang besar kepada kerahiman-Ku
yang tak terbatas. Biarlah jiwa yang lemah, yang berdosa, tidak takut
menghampiri Aku sebab kalaupun dosanya lebih banyak daripada butir pasir di
seluruh bumi, semua itu akan tenggelam dalam lubuk kerahiman-Ku yang tak
terhingga.”
(1061) “Jangan menangis; Aku tidak
menderita lagi. Demi kesetiaan yang engkau tunjukkan ketika engkau mendampingi
Aku dalam penderitaan dan kematian-Ku, kematianmu sendiri akan menjadi suatu
kematian yang semarak, dan Aku akan mendampingi engkau pada saat terakhir dari
hidupmu. Mutiara Hati-Ku yang terkasih, Aku melihat cintamu sedemikian murni,
lebih murni daripada cinta para malaikat, dan semua ini karena engkau terus
berjuang. Demi engkau Aku memberkati dunia. Aku melihat usaha-usahamu untuk
menyenangkan Aku, dan semua itu menggembirakan Hati-Ku.”
(1067) “Putri-Ku, damai sertamu.”
(1069) “Damai sertamu, Putri-Ku.”
“Katakan kepada bapak pengakuanmu
bahwa Aku bergaul dengan jiwamu sedemikian mesra karena engkau tidak pernah
mencuri anugerah-anugerah-Ku. Inilah sebabnya Aku mencurahkan segala rahmat ini
ke atas jiwamu sebab Aku tahu bahwa engkau tidak akan memanfaatkannya hanya
untuk dirimu sendiri. Tetapi, sebagai tanda bahwa kebijaksanaannya selaras
dengan kebijaksanaan-Ku, engkau tidak akan melihat Aku, dan Aku tidak akan
menampakkan diri kepadamu dengan cara ini sampai engkau menyampaikan kepadanya
apa yang baru saja Aku katakan kepadamu.”
(1070) “Katakan kepada Superior bahwa
Aku menghendaki agar di sini diadakan adorasi dengan ujud untuk memohon
kerahiman bagi dunia.”
(1072) “Katakan kepada Profesor (mungkin
Pastor Teodor Czaputa, imam komunitas, setiap hari minggu menyampaikan khotbah
di kapel biara) bahwa Aku menghendaki agar pada Pesta Kerahiman Ilahi
ia berkhotbah mengenai kerahiman-Ku yang tak terselami.”
“Lakukanlah sebagaimana Aku katakan
kepadamu dan tenangkanlah hatimu; masalah ini adalah urusan antara dia dan Aku.
Engkau tidak harus bertanggung jwab mengenai hal ini.”
(1074) “Putri-Ku terkasih, tulislah
kata-kata ini: hari ini hati-Ku telah beristirahat di dalam biara ini.
Beritakanlah kerahiman-Ku dan kasih-Ku kepada dunia.
Api
kerahiman berkobar-kobar di dalam diri-Ku. Aku ingin menumpahkannya ke atas
jiwa-jiwa manusia. Oh, betapa pedihnya penderitaan yang mereka timpakan pada-Ku
apabila mereka tidak mau menerimanya!”
“Putri-Ku, lakukanlah apa saja yang
dapat engkau lakukan untuk menyebarkan devosi kepada kerahiman-Ku. AKu akan
menggenapi apa yang tidak dapat engkau lakukan. Katakan kepada umat manusia
yang sedang sakit ini supaya mereka mendekatkan diri kepada Hati-Ku yang
Maharahim, dan Aku akan memenuhinya denga damai.”
“Putri-Ku, katakan [kepada semua
orang] bahwa Aku adalah Sang Kasih dan Sang Kerahiman sendiri. Apabila jiwa
menghampiri Aku dengan penuh pengharapan, Aku akan memenuhinya dengan rahmat
yang sedemikian melimpah sampai ia tidak mampu menampungnya di dalam dirinya
sendiri, dan akan meluapkannya kepada jiwa-jiwa yang lain.”
(1075) “Jiwa-jiwa yang menyebarkan
devosi kepada kerahiman Ilahi akan Kulindungi seumur hidupnya seperti seorang ibu
yang penuh kasih sayang melindungi bayinya; dan pada saat kematiannya, Aku
tidak akan tampil sebagai seorang Hakim bagi mereka, tetapi sebagai Juru
Selamat yang maharahim. Pada saat terakhir itu, jiwa tidak akan mempunyai
senjata apa pun untuk membela diri kecuali kerahiman-Ku. Berbahagialah jiwa
yang sepanjang masa hidupnya membenamkan diri dalam Sumber Kerahiman sebab ia
tidak akan dihadapkan pada pengadilan.”
(1076) “Tulislah ini: Segala sesuatu
yang ada ini direngkuh dalam pangkuan Kerahiman-Ku lebih erat daripada seorang
bayi di dalam rahim ibunya. Betapa pedihnya luka hati-Ku akibat
ketidakpercayaan terhadap kebaikan-Ku! Yang paling pedih melukai Hati-Ku adalah
dosa tidak adanya pengharapan.”
(1078) “Hosti-Ku yang sangat dikasihi
Hati-Ku, demi engkau Aku memberkati bumi.”
(1082) “Karena keinginanmu yang
bernyala-nyala, Aku mempercepat penetapan Pesta Kerahiman Ilahi.”
(1087) “Engkau terlalu banyak
mengandalkan dirimu sendiri, dan kurang mengandalkan Aku.”
(1091) “Pergilah dan katakanlah kepada superior
bahwa kesehatanmu sangat baik.”
(1101) “Putri-Ku, ketahulah bahwa Aku
akan berbicara kepadamu secara istimewa lewat imam ini sehingga engkau tidak
akan ragu-ragu mengenai keinginan-keinginan-Ku.”
(1109) “Aku
mau memberikan pengampunan penuh kepada jiwa-jiwa yang pada Pesta Kerahiman
Ilahi pergi ke pengakuan dosa dan menyambut komuni kudus.” Kemudian Ia
berkata kepadaku, “Putri-Ku, jangan takut akan apa pun. Aku senantiasa menyertai engkau,
juga kalau engkau tidak merasakannya. Kerendahan hatimu menarik Aku turun dari
takhta-Ku yang mulia, dan Aku menyatukan diri-Ku erat-erat denganmu.”
(1130) “Katakan kepada Muder Superior
agar ia mengandalkan engkau sebagai putri yang paling setia dalam Kongregasi.”
(1133) “Putri-Ku, biarlah hatimu penuh
dengan sukacita. Aku, Tuhan, menyertai engkau. Jangan takut akan suatu pun.
Engkau ada di dalam Hati-Ku.”
(1136) “Di sinilah tempat istirahat-Ku.”
“Aku senang beristirahat di dalam
hatimu dan tidak ada suatu pun yang akan menghentikan Aku untuk memberikan
rahmat kepadamu.”
(1140) , “Di sinilah tempat istirahat-Ku.”
(1142) “Hai
Rasul kerahiman-Ku, beritakanlah kepada seluruh dunia kerahiman-Ku,
beritakanlah kepada seluruh dunia kerahiman-Ku yang tak terhingga. Jangan
berkecil hati karena kesulitan-kesulitan yang engkau hadapi dalam memberitakan
kerahiman-Ku. Kesulitan-kesulitan yang menyebabkan hatimu sedemikian pedih ini
memang diperlukan sebagai sarana pengudusanmu dan sebagai bukti bahwa karya ini
adalah karya-Ku. Putri-Ku, cermatlah dalam menulis setiap kalimat yang
Kukatakan kepadamu mengenai kerahiman-Ku sebab kata-kata-Ku ini dimaksudkan untuk
banyak jiwa yang akan memetik manfaat darinya.”
(1146) “[Biarlah]
para pendosa yang paling jahat menaruh harapan mereka pada kerahiman-Ku. Lebih
dari semua orang lain, mereka memiliki hak untuk mengharapkan samudra
kerahiman-Ku. Putri-Ku, tulislah tentang kerahiman-Ku terhadap jiwa-jiwa yang
menderita. Jiwa-jiwa yang memohon kerahiman-Ku sangat menggembirakan hati-Ku.
Kepada jiwa-jiwa seperti itu, Aku memberikan rahmat yang bahkan lebih banyak
daripada yang mereka minta. Aku tidak dapat menghukum para pendosa, juga
pendosa yang paling jahat, kalau ia mengajukan permohonan kepada kemurahan-Ku;
sebaliknya, Aku akan menyelamatkan dia berkat kerahiman-Ku yang tak terbatas dan
tak terselami. Tulislah: sebelum Aku datang sebagai Hakim yang adil, lebih
dahulu Aku akan membuka lebar-lebar pintu kerahiman-Ku. Dia yang tidak mau
masuk melalui pintu kerahiman-Ku harus masuk melalui pintu keadilan-Ku ...”
(1147) “Putri-Ku,
mengapa engkau menggantungkan hal yang sedemikian penting kepada ajaran dan
perkataan manusia? Aku sendiri akan mengajar engkau; itulah sebabnya Aku
mengatur segala sesuatu sedemikian rupa supaya engkau tidak dapat menghadiri
konferensi-konferensi itu. Dalam sekejap, Aku akan membuat engkau mengetahui
lebih banyak hal daripada yang akan dicapai oleh orang-orang lain lewat kerja
keras selama bertahun-tahun.”
(1148) “Setiap
jiwa, khususnya jiwa setiap religius, hendaknya memancarkan kerahiman-Ku.
Hati-Ku melimpahkan kemurahan dan kerahiman kepada semua orang. Hati
mempelai-Ku harus menyerupai Hati-Ku; dari hatinya harus membual mata air
kerahiman-Ku bagi jiwa-jiwa; kalau tidak, Aku tidak akan mengakui dia.”
(1153) “Engkau
lihat, dalam sekejap Aku dapat memberikan segala sesuatu kepadamu. Aku tidak
dibelenggu oleh hukum apa pun.”
“Ketahuilah,
Putri-Ku, bahwa dalam sekejap Aku dapat memberikan kepadamu segala sesuatu yang
engkau butuhkan untuk memenuhi tugas ini.”
(1160) “Aku
memiliki kesempatan yang tak terbatas untuk menghukum [orang-orang itu]; karena
itu, Aku memperpanjang masa kerahiman bagi mereka. Tetapi, celakalah mereka
kalau mereka tidak menyadari masa kunjungan-Ku ini. Putri-Ku, juru tulis
kerahiman-Ku, tugasmu tidak hanya menulis mengenai kerahiman-Ku dan mewartakannya,
tetapi juga memohon rahmat ini bagi mereka, supaya mereka pun dapat memuliakan
kerahiman-Ku.”
(1163) “Putri-Ku,
Aku tidak akan memberimu rahmat untuk mengungkapkan dirimu kepada orang lain.
Kalau engkau nekat, Aku tidak akan memberikan kepada imam itu rahmat yang ia
perlukan untuk memahamimu. Pada saat ini, Aku memang menginginkan agar engkau
bersikap sabar. Putri-Ku, Aku tidak menghendaki bahwa engkau menceritakan
kepada setiap orang anugerah-anugerah yang telah Kuberikan kepadamu. Aku telah
mempercayakan engkau pada asuhan sahabat Hati-Ku; di bawah bimbingannya, jiwamu
akan berkembang. Aku telah memberi dia terang untuk mengenali hidup-Ku di dalam
jiwamu.”
(1166) “Jangan
takut, Anak-Ku; tetaplah setia hanya kepada rahmat-Ku ...”
(1170) “Sudah
sering Aku ingin mengangkat Kongregasi ini, tetapi Aku tidak mampu melakukannya
karena kesombongannya. Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa Aku tidak akan memberikan
rahmat-Mu, kepada jiwa-jiwa yang sombong; malah rahmat yang sudah Kuberikan pun
akan Kuambil dari mereka.”
(1180) “Jangan
takut, Putri-Ku; Aku menghendaki bahwa engkau akan tetap tinggal di sini.
Rencana-rencana manusia akan gugur karena semua itu harus selaras dengan
kehendak-Ku.”
(1181) “Mengapa
engkau begitu takut untuk memulai karya yang telah Aku perintahkan kepadamu
supaya engkau laksanakan?”
“Putri-Ku,
memang engkau tidak merasakan kehadiran-Ku dalam lubuk hatimu yang paling
tersembunyi. Tetapi, engkau tidak dapat berkata bahwa Aku tidak ada di sana.
Aku hanya menghapus kesadaran akan kehadiran-Ku; hendaknya hal ini tidak
menjadi halangan bagimu untuk melaksanakan kehendak-Ku. Aku melakukan hal ini
untuk mencapai tujuan-tujuan-Ku yang tiada tara, yang baru akan engkau ketahui
kemudian.”
“Putri-Ku,
ketahuilah, dan sekali untuk selama-lamanya bahwa hanya dosa beratlah yang
mengusir Aku keluar dari suatu jiwa; tidak ada yang lain.”
(1184) “Semua
ini untuk keselamatan jiwa-jiwa. Perhatikan baik-baik, Putri-Ku, apa yang
engkau lakukan demi keselamatan mereka?”
“Ketahuilah,
Putri-Ku, bahwa kemartiranmu yang tersembunyi, yang engkau alami hari demi hari
dalam kepatuhan total kepada kehendak-Ku akan mengantar banyak jiwa ke dalam
surga. Kalau engkau merasakan bahwa penderitaanmu itu melampaui kekuatanmu,
pandanglah luka-luka-Ku, dan engkau akan bangkit di atas cemooh dan penghakiman
manusia. Renungan mengenai Sengsara-Ku akan membantu engkau bangkit mengatasi
segala sesuatu.”
(1190) “Dari
semua luka-Ku, laksana dari mata air, kerahiman mengalir kepada jiwa-jiwa;
tetapi, luka yang ada di dalam Hati-Ku adalah sumber kerahiman yang tak
terselami. Dari sumber ini, mengalirlah segala rahmat kepada jiwa-jiwa. Api
belas kasih membakar Aku. Aku sangat ingin mencurahkan belas kasih-Ku atas
jiwa-jiwa. Berbicaralah kepada seluruh dunia tentang kerahiman-Ku.”
(1193) “Putri-Ku,
kesukaan Hati-Ku, Aku sangat puas memandang ke dalam jiwamu. Karena engkau, Aku
melimpahkan banyak rahmat hanya karena engkau, dan hanya karena engkau Aku pun
membatalkan hukuman-hukuman yang mestinya Kujatuhkan. Engkau membelenggu Aku,
dan Aku tidak dapat menerapkan tuntutan-tuntutan keadilan-Ku. Dengan kasihmu,
engkau membelenggu tangan-Ku.”
(1209) “Aku
menghendaki agar selama sembilan hari ini engkau membawa jiwa-jiwa ke mata air
kerahiman-Ku supaya mereka menimba dari sana kekuatan dan kesegaran serta
rahmat apa pun yang mereka butuhkan dalam menghadapi kerasnya hidup dan,
khususnya, pada saat kematian. Setiap hari, hendaknya engkau mengantar
sekelompok jiwa yang berbeda kepada Hati-Ku. Hendaknya engkau membenamkan
mereka di dalam lautan kerahiman-Mu, dan Aku akan membawa semua jiwa ini masuk
ke rumah Bapa-Ku. Engkau akan melakukan ini dalam kehidupan ini dan dalam
kehidupan yang akan datang. Aku tidak akan menolak apa pun dari jiwa yang
engkau bawa ke mata air kerahiman-Ku. Demi kekuatan Sengsara-Ku yang pedih,
setiap hari hendaknya engkau minta kepada Bapa-Ku rahmat bagi jiwa-jiwa ini.”
(1210) “Hari
ini, bawalah kepada-Ku seluruh umat manusia, khususnya orang-orang berdosa, dan
benamkanlah mereka ke dalam samudra kerahiman-Ku. Dengan cara ini, engkau akan
menghibur Aku dalam jurang kepedihan yang disebabkan oleh hilangnya jiwa-jiwa.”
(1212) “Hari
ini, bawalah kepada-Ku jiwa-jiwa para imam dan kaum religius, dan benamkanlah
mereka dalam kerahiman-Ku yang tak terhingga. Merekalah yang memberi-Ku
kekuatan untuk menanggung Sengsara-Ku yang pahit. Lewat mereka, laksana lewat
saluran-saluran, kerahiman-Ku mengalir kepada umat manusia.”
(1214) “Hari
ini, bawalah kepada-Ku semua jiwa yang saleh dan setia, dan benamkan mereka
dalam lautan kerahiman-Ku. Jiwa-jiwa ini memberikan penghiburan kepada-Ku di
sepanjang Jalan Salib. Mereka adalah tetes penghiburan di tengah lautan
kepahitan.”
(1216) “Hari
ini, bawalah kepada-Ku orang-orang yang tidak beriman dan mereka yang belum
mengenal Aku. Dalam Sengsara-Ku yang pedih, Aku juga memikirkan mereka, dan
semangat mereka di masa depan meneguhkan Hati-Ku. Benamkanlah mereka dalam
lautan kerahiman-Ku.”
(1218) “Hari
ini, bawalah kepada-Ku jiwa orang-orang yang sesat dan memisahkan diri dari
Gereja, dan benamkanlah mereka dalam lautan kerahiman-Ku. Setiap kali mereka
mencabik-cabik Tubuh dan Hati-Ku, yakni Gereja-Ku, Aku merasakan Sengsara yang
pedih. Begitu mereka kembali kepada kesatuan dengan Gereja, luka-luka-Ku
menjadi sembuh, dan dengan cara ini mereka meringankan Sengsara-Ku.”
(1220) “Hari
ini, bawalah kepada-Ku jiwa-jiwa yang lemah lembut dan rendah hati serta jiwa
anak-anak kecil, dan benamkanlah mereka dalam kerahiman-Ku. Jiwa-jiwa ini
paling menyerupai Hati-Ku. Di saat Aku menjalani sakratulmaut yang pedih,
mereka menguatkan Aku. Aku melihat mereka sebagai malaikat di bumi, yang akan
berjaga di dekat semua altar-Ku. Ke atas mereka, Aku mencurahkan seluruh
limpahan rahmat. Hanya jiwa-jiwa yang rendah hati yang dapat menerima
rahmat-Ku. Dengan kerahiman-Ku Aku mengasihi jiwa-jiwa yang rendah hati.”
(1224) “Hari
ini, bawalah kepada-Ku jiwa-jiwa yang secara khusus menghormati dan memuliakan
kerahiman-Ku, dan benamkanlah mereka dalam kerahiman-Ku. Jiwa-jiwa ini paling
menderita karena menyaksikan Sengsara-Ku, dan mereka masuk paling dalam ke
dalam Roh-Ku. Mereka adalah gambar yang hidup dari Hati-Ku yang Maharahim.
Dalam kehidupan yang akan datang, jiwa-jiwa ini akan bersinar dengan
kecemerlangan istimewa. Tidak seorang pun dari mereka akan terjerumus ke dalam
api neraka. Secara istimewa, Aku akan membela setiap orang dari mereka pada
saat kematiannya.”
(1225) “Jiwa-jiwa
yang menghormati kerahiman-Ku yang tiada tara akan Kubela sebagai kemuliaan-Ku
sendiri sepanjang hayat mereka, khususnya pada saat kematian mereka.”
(1226) “Hari
ini, bawalah kepada-Ku jiwa-jiwa yang dipenjarakan di Purgatorium, dan
benamkanlah mereka dalam lubuk kerahiman-Ku. Biarlah banjir Darah-Ku
menyejukkan mereka yang kepanasan. Semua jiwa ini sangat Kukasihi. Mereka
sedang melunasi hukuman-Ku yang adil. Engkau memiliki kekuatan untuk
meringankan mereka. Ambillah segala indulgensi dari khazanah Gereja-Ku dan
persembahkanlah semua itu demi mereka. Oh, kalau saja engkau tahu siksaan yang
mereka derita, engkau akan terus-menerus mempersembahkan bagi mereka kemurahan
hati dan melunasi utang mereka kepada keadilan-Ku.”
(1228) “Hari
ini, bawalah kepada-Ku jiwa-jiwa yang suam-suam kuku, dan benamkanlah mereka di
dalam lubuk kerahiman-Ku. Jiwa-jiwa ini paling nyeri melukai Hati-Ku. Karena
jiwa-jiwa yang suam-suam kuku ini, jiwa-Ku merasakan kejijikan yang paling
mengerikan di Taman Getsemani. Merekalah yang menyebabkan Aku berseru kepada
Bapa, ‘Bapa, ambillah piala ini dari-Ku, kalau ini memang kehendak-Mu!’ Bagi
mereka, harapan terakhir untuk selamat adalah berlari kepada kerahiman-Ku.”
-------------------------------------------------------------
JILID 4
(1246) “Putri-Ku,
selama pekan-pekan engkau tidak melihat Aku atau tidak merasakan kehadiran-Ku,
Aku lebih erat bersatu denganmu daripada waktu [engkau mengalami] ekstase. Dan
kesetiaan serta keharuman doamu telah sampai kepadaku.”
(1256) “Ia
adalah imam yang sesuai dengan Hati-Ku; usaha-usahanya menyenangkan Aku. Engkau
tahu, Putri-Ku, bahwa kehendak-Ku harus dilaksanakan, dan bahwa yang telah Kujanjikan
kepadamu akan Kulaksanakan. Lewat dia, Aku menyebarkan penghiburan kepada
jiwa-jiwa yang menderita dan terbebani. Karena dia, Aku merasa senang bahwa
devosi kepada kerahiman-Ku dimaklumkan. Dan lewat karya kerahiman ini lebih
banyak jiwa akan menghampiri Aku daripada lewat cara lain, yaitu lewat absolusi
yang ia berikan siang dan malam sepanjang sisa hidupnya sebab dengan berbuat
demikian, ia dapat bekerja hanya selama hayat di kandung badan; sedangkan
berkat karya kerahiman, ia dapat bekerja sampai akhir dunia.”
(1260) “Putri-Ku,
hendaknya engkau selalu bersikap seperti anak kecil terhadap orang-orang yang
menjadi wakil-Ku; kalau tidak, engkau tidak akan memetik manfaat dari
rahmat-rahmat yang Kulimpahkan kepadamu lewat mereka.”
(1267) “Putri-Ku,
Aku selalu menyertai engkau. Aku telah memberi engkau kesempatan untuk
melaksanakan perbuatan-perbuatan kerahiman yang akan engkau laksanakan selaras
dengan ketaatan. Engkau akan sangat menyenangkan Aku kalau, setiap petang,
engkau akan berbicara kepada-Ku khususnya mengenai tugas ini.”
(1271) “Putri-Ku,
saat engkau bertugas di pintu gerbang, Aku menempatkan Kerubim di atasnya untuk
menjaganya. Tenangkanlah hatimu.”
(1273) “Putri-Ku,
apakah engkau mengira bahwa yang engkau tulis mengenai kerahiman-Ku itu sudah
cukup? Apa yang sudah engkau tulis itu hanyalah satu tetes air dibandingkan
dengan samudra. Aku adalah Sang Kasih dan Sang Kerahiman sendiri. Tidak ada kepapaan yang dapat bertanding
dengan kerahiman-Ku, juga tidak ada kepapaan yang akan menyerap habis
kerahiman-Ku sebab setiap kali diberikan, [kerahiman-Ku] makin meningkat. Jiwa
yang mengandalkan Kerahiman-Ku adalah jiwa yang paling beruntung sebab Aku
sendiri akan menjaganya.”
(1275) “Juru
tulis-Ku, tulislah bahwa Aku lebih murah hati terhadap orang-orang berdosa
daripada terhadap orang-orang benar. Demi keselamatan merekalah Aku turun dari
surga; demi keselamatan merekalah Darah-Ku ditumpahkan. Semoga mereka tidak
takut menghampiri Aku; merekalah yang paling membutuhkan kerahiman-Ku.”
(1288) “Putri-Ku,
tulislah bahwa Aku sungguh sakit hati ketika jiwa-jiwa religius menyambut
Sakramen Cinta Kasih hanya karena kebiasaan, seolah-olah mereka tidak memandang
sakramen ini sebagai makanan istimewa. Dalam hati mereka, Aku tidak menemukan
iman atau pun cinta. Aku sangat enggan masuk ke dalam jiwa seperti itu, Akan
lebih baik kalau mereka tidak menyambut Aku.”
(1293) “Kalau
bukan karena ketidaksempurnaan kecil ini, engkau tidak akan datang kepada-Ku.
Ketahuilah bahwa setiap kali engkau datang kepada-Ku, sambil merendahkan diri
dan minta ampun kepada-Ku, Aku mencurahkan rahmat yang berlimpah-limpah ke atas
jiwamu; dengan seketika ketidaksempurnaan lenyap dari hadapan mata-Ku, dan Aku
hanya melihat cinta serta kerendahan hatimu. Engkau tidak kehilangan suatu pun
tetapi memperoleh banyak...”
(1295) “Lakukanlah
apa yang dapat engkau lakukan, dan jangan cemas mengenai sisanya.
Kesulitan-kesulitan ini membuktikan bahwa karya ini adalah karya-Ku.
Tenangkanlah hatimu sejauh engkau sudah melakukan apa yang dapat engkau lakukan.”
(1308) “Benar,
Anak-Ku, karena Aku menggantikan diri-Ku dengan pembimbing rohanimu. Ia sedang
merawatmu selaras dengan kehendak-Ku. Hormatilah setiap kata-katanya seperti
kata-kata-Ku sendiri. Ia ibarat tirai; di belakangnya Aku bersembunyi. Pembimbing
rohanimu dan Aku adalah satu; kata-katanya adalah kata-kata-Ku.”
(1312) “Putri-Ku,
ucapan syukur orang-orang miskin yang memuji Aku sambil meninggalkan pintu itu
telah sampai ke telinga-Ku. Dan kemurahanmu, dalam batas-batas ketaatan, telah
menyenangkan Hati-Ku. Itulah sebabnya Aku turun dari takhta-Ku - untuk
menikmati buah-buah belas kasihmu.”
(1316) “Putri-Ku,
Aku membutuhkan kurban yang dilaksanakan dengan penuh kasih sebab hanya kurban
seperti itulah yang memiliki arti bagi-Ku. Memang luar biasa utang-utang dunia
kepada-Ku; jiwa-jiwa yang murni dapat membayarnya dengan pengurbanan mereka,
sambil mengamalkan belas kasihan dalam roh.”
(1317) “Aku
tahu, Putri-Ku, bahwa engkau memahaminya dan bahwa engkau sudah melakukan
segala sesuatu yang ada dalam batas kemampuanmu. Tetapi, tulislah ini untuk
banyak jiwa yang sering kali gelisah karena mereka tidak memiliki sarana-sarana
material untuk mengamalkan tindak belas kasihan. Camkanlah, kerahiman rohani,
baik yang tidak menuntut izin maupun rumah penampungan jauh lebih berpahala dan
dapat dilakukan oleh setiap jiwa. Kalau, dengan satu dan lain cara, suatu jiwa
tidak mengamalkan belas kasihan, pada hari penghakiman ia tidak akan memperoleh
kerahiman-Ku. Oh, kalau saja semua jiwa mengetahui bagaimana mengumpulkan harta
yang kekal bagi diri mereka sendiri, pastilah mereka tidak akan dihakimi karena
mereka akan mencegah penghakiman-Ku dengan belas kasihan mereka.”
(1318) “Putri-Ku,
engkau belum pernah mempersembahkan kepada-Ku apa yang sungguh-sungguh menjadi
milikmu.”
“Putri-Ku, berikanlah kepapaanmu sebab itulah
satu-satunya milikmu.”
(1320) “Pada
pukul tiga sore, mohonlah kerahiman-Ku, khususnya untuk orang-orang berdosa;
dan meskipun hanya sebentar, benamkanlah dirimu di dalam Sengsara-Ku, khususnya
di dalam kesendirian-Ku pada waktu menghadapi sakratulmaut. Inilah jam
kerahiman yang besar bagi seluruh dunia. Aku akan mengizinkan engkau masuk ke
dalam dukacita-K yang begitu pedih. Pada jam ini, Aku tidak akan menolak apa
pun yang dimohon oleh jiwa-jiwa yang mengajukan permintaan kepada-Ku demi
Sengsara-Ku ...”
------------------------------------------------------------
JILID 5
(1327) “Putri-Ku,
retret ini akan menjadi suatu kontemplasi yang tanpa henti. Aku akan membawa
engkau memasuki retret ini seperti memasuki perjamuan rohani. Dengan selalu
berada di dekat Hati-Ku yang maharahim, engkau akan merenungkan segala rahmat
yang diterima oleh hatimu, dan suatu damai yang sungguh teduh akan menyelimuti
jiwamu. AKu menghendaki mata jiwamu selalu menatap kehendak-Ku yang kudus
karena dengan cara inilah engkau akan paling menyenangkan Hati-Ku. Tidak ada
pengurbanan yang dapat dibandingkan dengan ini. Selama seluruh latihan ini,
engkau akan tinggal di dekat Hati-Ku. Engkau tidak akan melakukan satu
perombakan pun sebab hidupmu selaras dengan kehendak-Ku. Imam yang akan
memimpin retret ini tidak akan mengucapkan sepatah kata pun yang akan
menyusahkanmu.”
(1332) “Sebab
pengetahuan mereka mengenai Allah sangat jelas. Tidak seorang pun di bumi ini,
meskipun ia seorang santo besar, memiliki pengetahuan mengenai Allah seperti
malaikat.”
(1346) “Sebagaimana
engkau melihat Aku di dalam piala ini, demikianlah Aku tinggal di dalam
hatimu.”
(1357) “Kalau
engkau tidak merasakan penderitaan-Ku, tidak berarti bahwa mereka semua berada
dalam keadaan rahmat. Aku mengizinkan engkau mengetahui keadaan jiwa-jiwa
tertentu dan memberi engkau rahmat penderitaan hanya kalau Aku mau menggunakan
engkau sebagai alat pertobatan bagi mereka.”
(1359) “Camkanlah
bahwa apabila engkau keluar dari retret ini, Aku akan memperlakukan engkau
sebagai jiwa yang sempurna. Aku ingin mengenggam engkau dalam tangan-Ku sebagai
satu alat yang lentur, yang secara sempurna dapat Ku-sesuaikan sepenuhnya
dengan karya-karya-Ku.”
(1361) “Keputusan
kuatmu untuk menjadi seorang santa sangatlah menyenangkan Hati-Ku. Aku
memberkati usaha-usahamu dan akan memberi engkau kesempatan untuk menyucikan
diri. Waspadalah agar engkau tidak kehilangan kesempatan yang lewat
penyelenggaraan-Ku, Kutawarkan kepadamu untuk penyucianmu. Kalau engkau tidak
berhasil memanfaatkan suatu kesempatan, janganlah gelisah hatimu, tetapi
rendahkanlah dirimu sepenuhnya di hadapan-Ku dan, dengan pengharapan yang
besar, benamkanlah dirimu sepenuhnya dalam kerahiman-Ku. Dengan cara ini,
engkau memperoleh lebih banyak daripada yang hilang darimu sebab kepada jiwa
yang rendah hati dianugerahkan lebih banyak rahmat daripada apa yang diminta
oleh jiwa itu sendiri....”
(1374) “Putri-Ku,
Aku tidak membebaskan engkau dari keharusan untuk bertindak.”
“Memang, Aku
tahu; tetapi dengan menggandeng tangan kanan-Ku, engkau akan menyelesaikan
segala sesuatu. Oleh karena itu, setialah selalu kepada bapak-bapak
pengakuanmu. Aku akan memberi mereka terang untuk membimbing engkau.”
“Aku tahu
itu; maka lakukanlah apa yang dapat engkau lakukan, tetapi engkau tidak boleh
mundur.”
(1377) “Pergi
dan bukalah pintu, dan berbicaralah kepada mereka dengan manis seperti kalau
engkau berbicara dengan Aku.”
(1379) “Sudah
banyak jiwa yang ditarik kepada kasih-Ku berkat gambar ini. Lewat karya ini,
Kerahiman-Ku bekerja di dalam jiwa-jiwa.”
(1381) “Putri-Ku,
Aku tidak berkenan akan perbuatan seperti itu. Terimalah dengan penuh syukur
segala sesuatu yang Aku berikan kepadamu lewat para superior, dan dengan cara
ini engkau akan lebih menyenangkan Hati-Ku.”
(1385) “Aku
ingin menyatukan diri-Ku dengan jiwa-jiwa manusia; kesukaan-Ku yang paling
besar adalah menyatukan diri-Ku dengan jiwa-jiwa. Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa
ketika Aku masuk ke dalam hati manusia lewat komuni kudus, Aku membawa serta
segala macam rahmat yang ingin Kuberikan kepada jiwa itu. Tetapi jiwa-jiwa itu
bahkan tidak memperhatikan Aku; mereka meninggalkan Aku dan menyibukkan diri
dengan hal-hal lain. Oh, betapa sedihnya Aku karena jiwa-jiwa itu tidak
mengenali Sang Kekasih! Mereka memperlakukan Aku sebagai benda mati.”
(1396) “Oh,
seandainya para pendosa mengenal kerahiman-Ku, pastilah mereka tidak akan
binasa dalam jumlah yang begitu banyak. Katakanlah kepada jiwa-jiwa yang
berdosa supaya jangan takut menghampiri Aku; katakan kepada mereka bahwa
kerahiman-Ku sangat besar.”
(1397) “Hilangnya
setiap jiwa menenggelamkan Aku ke dalam kesedihan yang menyayat hati. Engkau
selalu menghibur Aku setiap kali engkau mendoakan orang-orang berdosa. Doa yang
paling menyenangkan hati-Ku adalah doa untuk bertobatnya orang-orang berdosa.
Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa doa semacam ini selalu didengarkan dan dijawab.”
(1407) “Memang
benar, Aku ada dalam setiap Hosti. Tetapi, tidak setiap jiwa menyambut Aku
dengan iman yang hidup seperti engkau, Putri-Ku, dan karena itu Aku tidak dapat
berkarya dalam jiwa mereka seperti Aku berkarya dalam jiwamu.”
(1420) “Apa
yang engkau lihat secara nyata, itulah yang dilihat jiwa-jiwa ini dalam iman.
Oh, betapa menyenangkan Hati-Ku iman mereka yang begitu teguh! Meskipun
tampaknya tidak ada tanda-tanda kehidupan-Ku di dalam Hosti kudus, engkau tahu
bahwa pada kenyataannya Aku hadir secara penuh dalam setiap dan masing-masing
Hosti. Tetapi, supaya Aku dapat berkarya pada jiwa, jiwa itu harus memiliki
iman. O betapa menyenangkan Hati-Ku iman yang hidup!”
(1446) “Hendaknya
tidak engkau pedulikan bagaimana orang lain bertindak; engkau harus menjadi
cermin-Ku yang hidup, lewat kasih dan kerahiman.”
“itu tidak
masalah, Putri-Ku. Itu bukan urusanmu. Untuk engkau sendiri, hendaklah engkau
selalu berbelas kasih terhadap orang lain, dan khususnya terhadap orang-orang
berdosa.”
(1447)
“Oh, betapa menyakitkan Hati-Ku bahwa banyak jiwa sedemikian jarang menyatukan
diri dengan-Ku dalam komuni kudus. Aku menantikan jiwa-jiwa itu, tetapi mereka
acuh tak acuh terhadap Aku. Aku mengasihi mereka dengan mesra dan tulus, tetapi
mereka tidak percaya kepada-Ku. Aku ingin melimpahkan rahmat-Ku kepada mereka,
tetapi mereka tidak mau menerimanya. Mereka memperlakukan aku sebagai barang
mati, padahal Hati-Ku penuh dengan kasih dan kerahiman. Agar engkau dapat
mengetahui sekurang-kurangnya sebagian dari penderitaan-Ku, bayangkanlah ibu
yang paling penuh kasih; ia sangat mengasihi anak-anaknya, tetapi anak-anak itu
mencampakkan kasihnya. Bayangkan kepedihan hatinya. Tidak seorang pun mampu
menghibur dia. Itulah gambaran dan lukisan samar mengenai kasih-Ku.”
(1448) “Tulislah,
berbicaralah tentang kerahiman-Ku. Tunjukkanlah kepada jiwa-jiwa di mana mereka
harus mencari penghiburan; yakni dalam Sidang Kerahiman (Sakramen
Rekonsiliasi). Di sana mukjizat yang terbesar terjadi, [dan] tak henti-hentinya
diulangi. Untuk mengalami sendiri mukjizat ini, tidak perlu orang pergi
menempuh perjalanan ziarah yang jauh atau melaksanakan sejumlah upacara
lahiriah; cukuplah datang ke kaki wakil-Ku dengan penuh iman dan mengungkapkan
kepapaannya; maka mukjizat Kerahiman Ilahi pun akan tampak sepenuhnya. Meskipun
suatu jiwa tampaknya sudah seperti mayat yang membusuk sehingga dari sudut
pandang manusia tidak ada [harapan untuk] pemulihan dan segala sesuatu
tampaknya sudah musnah, tidaklah demikian dengan Allah. Mukjizat Kerahiman
Ilahi sepenuhnya memulihkan jiwa itu. Oh, betapa memprihatinkan mereka yang
tidak memanfaatkan mukjizat kerahiman Allah ini! Kalian akan berteriak dengan
sia-sia, tetapi semua itu sudah terlambat.”
(1452) “Jangan
takut, Putri kecil-Ku, engkau tidak sendirian. Bertempurlah dengan berani sebab
lengan-Ku menopangmu; bertempurlah untuk keselamatan jiwa-jiwa, sambil
mendorong mereka untuk mengandalkan kerahiman-Ku sebab inilah tugasmu dalam
hidup ini dan dalam hidup yang akan datang.”
(1460) “Putri-Ku,
ada sesuatu untuk Kukatakan kepadamu.”
“Sangatlah
tidak menyenangkan hati-Ku bahwa karena para suster menggerutu, engkau tidak
minta agar Pastor Andrasz datang ke kamarmu untuk mendengarkan pengakuan
dosamu. Camkanlah bahwa karena hal ini, engkau memberi mereka alasan yang
bahkan lebih besar untuk menggerutu.”
(1464) “Kesehatanmu
tidak akan sungguh-sungguh pulih. Jangan mengabaikan Sakramen Rekonsiliasi
sebab hal ini tidak menyenangkan hati-Ku. Jangan terlalu memperhatikan gerutu
orang-orang di sekelilingmu.”
(1478) “Yang
menyebabkan kesedihan-Ku adalah jiwa-jiwa terpilih yang tidak memiliki Roh-Ku;
mereka hidup menurut huruf dan telah menempatkan huruf di atas Roh-Ku, di atas
roh kasih. Aku telah menetapkan seluruh hukum-Ku atas dasar kasih, tetapi Aku
tidak melihat kasih, bahkan dalam Kongregasi-kongregasi hidup membiara. Itulah
sebabnya Hati-Ku dipenuhi dengan kesedihan.”
(1481) “Aku
senang sekali berada di dekat hatimu.”
“Sebab Aku
ingin mengajarkan kepadamu sifat kanak-kanak rohani. Aku ingin engkau menjadi
sangat kecil sebab kalau engkau kecil, Aku dapat mendekap engkau di dekat
Hati-Ku, sama seperti saat ini engkau merengkuh Aku di dekat hatimu.”
(1485) “Datanglah
kepada-Ku, kamu semua.”
Jangan
takut akan Juru Selamatmu, hai jiwa yang berdosa. Akulah yang pertama
mengayunkan langkah untuk datang kepadamu karena Aku tahu bahwa dari dirimu
sendiri engkau tidak mampu beranjak kepada-Ku. Hai anak, jangan lari jauh-jauh
dari Bapamu; siaplah untuk berbicara terus terang dengan Allahmu yang maharahim
yang ingin mengucapkan kata-kata pengampunan dan melimpahkan rahmat-Nya atas
dirimu. Betapa Aku sangat mengasihi jiwamu! Aku telah mengukir namamu pada
tangan-Ku; laksana luka yang parah, engkau tergores di dalam hati-Ku.
Akulah
kekuatanmu! Aku akan menolong engkau dalam perjuangan ini.
Anak-Ku,
engkau takut akan Allah kerahiman? Kekudusan-Ku tidak menghalangi Aku untuk
menjadi maharahim. Camkanlah, hai jiwa, bagimu Aku sudah membangun suatu takhta
kerahiman di bumi - yaitu tabernakel - dan dari takhta ini Aku ingin masuk ke
dalam hatimu. Aku mengelilingi diri-Ku dengan pengawal dan penjaga. Engkau
dapat datang kepada-Ku setiap saat, setiap waktu; Aku ingin berbicara denganmu
dan ingin memberikan rahmat kepadamu.
Kerahiman-Ku
lebih besar daripada dosa-dosa seluruh dunia. Siapa dapat mengukur jangkauan
kebaikan-Ku? Demi engkau, Aku turun dari surga ke bumi; demi engkau, Aku
membiarkan Hati Kudus-Ku ditikam dengan tombak, dan dengan demikian membuka
lebar mata air kerahiman bagimu. Maka, datanglah dengan penuh harapan untuk
menimba rahmat dari mata air ini. Aku tidak pernah menolak hati yang remuk
redam. Kepapaanmu telah lenyap dalam lubuk kerahiman-Ku. Jangan berbantah
dengan Aku mengenai kemalanganmu. Engkau akan menyenangkan Hati-Ku kalau engkau
menyerahkan kepada-Ku semua penderitaan dan kepedihanmu. Aku akan melimpahkan
khazanah rahmat-Ku atas dirimu.
Anak-Ku,
jangan lagi berbicara tentang kepapaanmu; semua itu sudah dilupakan.
Dengarkanlah, Anak-Ku, apa yang ingin Kukatakan kepadamu. Datanglah lebih dekat
kepada luka-luka-Ku dan ambillah dari Mata Air Kehidupan ini apa saja yang
diinginkan oleh hatimu. Minumlah sepuas-puasnya dari Mata Air Kehidupan ini dan
engkau tidak akan kehausan dalam perjalanan. Pandanglah semarak kerahiman-Ku
dan jangan takut akan musuh-musuh keselamatamu. Muliakanlah kerahiman-Ku.
Anak-Ku,
dengarkanlah suara Bapamu yang Maharahim.
Betapa
besar sukacita Hati-Ku ketika engkau kembali kepada-Ku. Karena engkau lemah,
maka Aku meraih engkau ke dalam pelukan-Ku dan membawamu pulang ke rumah
Bapa-Ku.
Justru
engkau, Anak-Ku, memiliki hak istimewa atas kerahiman-Ku. Biarlah kerahiman-Ku
bekerja dalam jiwamu yang malang; biarlah sinar rahmat masuk ke dalam jiwamu;
sinar itu akan membawa serta terang, kehangatan, dan kehidupan.
Ketahuilah,
hai jiwa, luka Hati-Ku yang disebabkan oleh semua dosamu tidak separah luka
yang ditimbulkan oleh kurangnya kepercayaanmu sekarang ini, yakni bahwa sesudah
begitu banyak usaha yang dilakukan oleh kasih dan kerahiman-Ku, engkau masih
meragukan kebaikan-Ku.
Hai jiwa,
inilah seluruh harta Hati-Ku. Ambillah apa saja yang engkau butuhkan.
Anak-Ku,
katakan segala-galanya kepada-Ku, jangan menyembunyikan suatu pun dari-Ku sebab
Hati-Ku yang penuh kasih, Hati Sahabatmu yang paling baik, selalu mendengarkan
engkau.
Jangan
tenggelam dalam kepapaanmu; engkau masih terlalu lemah untuk berbicara mengenai
hal itu. Lebih baik, tataplah Hati-Ku yang penuh dengan kebaikan dan penuhilah
hatimu dengan perasaan-Ku. Upayakanlah kelembutan dan kerendahan hati;
bermurah-hatilah kepada sesama, sebagaimana Aku murah hati kepadamu; dan, apabila
engkau merasakan kekuatanmu surut, datanglah ke mata air kerahiman untuk
menguatkan jiwamu; maka engkau tidak akan menjadi letih lagi di sepanjang
perjalananmu.
(1487) Hai
jiwa, Aku melihat engkau sangat menderita dan engkau tidak memiliki bahkan
kekuatan untuk bercakap-cakap dengan Aku. Maka Aku sendiri akan berbicara
kepadamu, hai jiwa. Meskipun penderitaan-penderitaanmu sangat berat, jangan
putus asa atau patah semangat tetapi katakan kepada-Ku, Anak-Ku, siapa yang
telah berani melukai hatimu? Katakan segala sesuatu kepada-Ku, bersikaplah
tulus dalam berurusan dengan Aku, beberkanlah semua luka hatimu. Aku akan
menyembuhkannya, dan penderitaanmu akan menjadi sumber kesucian bagimu.
: Anak-Ku,
janganlah berkecil hati. Aku tahu kepercayaanmu kepada-Ku tidak terbatas; Aku
tahu engkau menyadari kebaikan dan kerahiman-Ku. Marilah kita berbicara secara
rinci mengenai segala sesuatu yang membebani hatimu dengan begitu berat.
Berbicaralah
saja kepada-Ku, seperti seorang sahabat kepada sahabatnya. Sekarang juga katakanlah,
Anak-Ku apa yang menghalangi usahamu untuk maju dalam kesucian!?
Benar,
Anak-Ku, semua itu menyakitkan. Tetapi, tidak ada jalan lain menuju surga
kecuali jalan salib. Aku sudah lebih dulu menapaki jalan itu. Engkau harus tahu
bahwa itulah jalan yang paling pendek dan paling pasti.
Camkanlah
karena engkau tidak berasal dari dunia ini, maka dunia membenci engkau. Dunia
sudah lebih dulu menganiaya Aku. Penganiayaan adalah tanda bahwa engkau sedang
mengikuti jejak-jejak kaki-Ku dengan setia.
Baiklah, Anak-Ku,
kali ini engkau telah mengatakan banyak hal kepada-Ku. AKu tahu betapa sakit
rasanya tidak dipahami, khususnya oleh orang-orang yang engkau kasihi dan
dengan siapa engkau telah sangat terbuka. Tetapi, cukuplah engkau tahu bahwa
Aku memahami segala penderitaan dan kepapaanmu. Aku senang akan besarnya
kepercayaanmu kepada wakil-wakil-Ku meskipun ada begitu banyak hambatan. Dari
semua ini, belajarlah bahwa tidak seorang pun akan memahami suatu jiwa dengan
sepenuhnya - hal ini melampaui kemampuan manusia. Oleh karena itu, Aku selalu
tinggal di bumi untuk menghibur hatimu yang pedih dan untuk menguatkan jiwamu
sehingga engkau tidak akan jatuh di tengah jalan. Engkau berkata bahwa
kegelapan yang pekat menyelubungi pikiranmu. Mengapa, pada saat-saat seperti
itu, engkau tidak datang kepada-Ku; Akulah Sang Terang yang dengan seketika
dapat mencurahkan ke dalam jiwamu pemahaman yang lebih jelas mengenai kesucian
daripada yang dapat engkau temukan dalam buku apa pun? Tidak seorang bapak
pengakuan pun mampu mengajar dan menerangi suatu jiwa dengan cara ini.
Ketahuilah
juga bahwa kegelapan yang engkau keluhkan sudah lebih dulu Aku alami di Taman
Zaitun, ketika jiwa-Ku hancur luluh dalam sakratulmaut yang membuat Aku merasa
seperti sudah mati. Aku memberi engkau kesempatan untuk ambil bagian dalam
penderitaan-penderitaan itu sebab Aku mengasihi engkau dengan kasih yang
istimewa dan Aku bermaksud menempatkan engkau pada kesucian tingkat tinggi di
surga. Suatu jiwa yang menderita itu paling dekat dengan Hati-Ku.
Anak-Ku,
buatlah niat untuk tidak pernah mengandalkan manusia. Percayakanlah dirimu
sepenuhnya kepada kehendak-Ku dengan berkata, “Terjadilah pada-Ku, o Allah,
bukan seperti yang kukehendaki tetapi seperti yang Kaukehendaki.” Kata-kata
ini, kalau diucapkan oleh seseorang dari lubuk hatinya yang paling dalam, dapat
mengangkat jiwa ke puncak kesucian dalam waktu yang singkat. Jiwa seperti itu
sangat menyenangkan Hati-Ku. Jiwa seperti itu mempersembahkan kemuliaan
kepada-Ku. Jiwa seperti itu memenuhi surga dengan aroma keutamaannya.
Ketahuilah bahwa kekuatan yang membuat engkau mampu menanggung
penderitaan-penderitaan berasal dari seringnya engkau menyambut komuni. Oleh
karena itu, sering-seringlah menghampiri sumber kerahiman ini, untuk menimba
apa pun yang engkau butuhkan dengan bejana pengharapan.
(1488) Aku
sangat senang dengan usaha-usahamu, wahai jiwa yang giat mengusahakan
kesempurnaan, tetapi begitu sering Aku melihat engkau sedih dan tertekan.
Mengapa? Katakan kepada-Ku, Anak-Ku, apa arti kesedihan itu, dan apa sebabnya!?
Engkau
lihat, Anak-Ku, apakah sesungguhnya dirimu itu. Engkau mengalami
kegagalan-kegagalan karena engkau terlalu banyak mengandalkan dirimu sendiri
dan terlalu sedikit mengandalkan Aku. Tetapi, janganlah terlalu bersedih
karenanya. Engkau berhadapan dengan Allah yang maharahim; di hadapan-Nya
kepapaanmu sama sekali tidak ada artinya. Ingatlah, pengampunan yang Kusediakan
tidaklah terbatas.
Anak-Ku,
ketahuilah bahwa hambatan paling besar untuk kesucian adalah rasa kecil hati
dan kecemasan yang berlebihan. Kedua hal ini melumpuhkan kemampuanmu untuk
mengamalkan keutamaan. Semua godaan bersama-sama tidak boleh mengacaukan damai
yang ada dalam hatimu, bahkan sedetik pun. Kecemasan dan keputusasaan adalah
buah dari cinta diri. Janganlah engkau berkecil hati tetapi berjuanglah untuk
membuat kasih-Ku meraja di ranah cinta-dirimu. Janganlah berkecil hati,
Anak-Ku. Janganlah berputus asa untuk memohon pengampunan karena Aku selalu
siap mengampuni engkau. Sesering engkau minta pengampunan, sesering itulah
engkau memuliakan kerahiman-Ku.
Anak-Ku,
kehidupan di bumi ini merupakan suatu pertempuran; suatu pertempuran yang
sengit demi kerajaan-Ku. Tetapi, janganlah takut sebab engkau tidak sendirian.
Aku selalu menopang engkau; sementara bertempur, bersandarlah pada-Ku dan
janganlah takut akan apa pun. Bawalah bejana pengharapan dan timbalah dari
sumber kehidupan - bukan hanya untuk engkau sendiri, tetapi juga untuk
jiwa-jiwa lain, khususnya jiwa-jiwa yang tidak percaya akan kebaikan-Ku.
(1499) Berbicaralah,
Anak-Ku terkasih, sebab Aku selalu mendengarkan. Aku menantikan engkau. Apa
yang ingin engkau bicarakan?
Kata-katamu
menyenangkan Hati-Ku, dan ucapan syukurmu membuka harta rahmat yang baru
bagimu. Tetapi, Anak-Ku, kita harus berbicara lebih rinci mengenai hal-hal yang
ada di dalam hatimu. Marilah kita berbicara empat mata dan dengan terus terang,
seperti dua hati yang saling mengasihi.
Anak-Ku
yang terkasih, kesukaan Hati-Ku, kata-katamu lebih merdu dan lebih menyenangkan
Hati-Ku daripada paduan suara para malaikat. Semua harta Hati-Ku terbuka
bagimu. Ambillah dari Hati-Ku ini semua yang engkau perlukan untuk dirimu
sendiri dan untuk seluruh dunia. Demi kasihmu, Aku membatalkan semua hukuman
adil yang mestinya diterima oleh umat manusia. Satu ulah kasih yang murni lebih
menyenangkan Hati-Ku daripada seribu doa yang tidak sempurna. Satu keluh kesah
karena cinta menyilih banyak pelanggaran yang ditimpakan kepada-Ku oleh
orang-orang yang tidak beriman. Keutamaan yang paling kecil pun memiliki nilai
yang tak terbatas dalam pandangan-Ku karena cintamu yang besar akan Daku. Dalam
jiwa yang menghayati cinta-Ku, Aku sendiri meraja seperti di surga. Siang dan
malam Aku menjaganya. Di dalamnya, aku menemukan kebahagiaan; telinga-Ku
terbuka lebar untuk mendengarkan setiap permintaan hatinya; sering kali Aku
sudah memberikan sebelum ia memintanya. O Anak-Ku, yang sangat Kusayangi, biji
mata-Ku, beristirahatlah sejenak di dekat Hati-Ku dan kecaplah manisnya cinta
yang akan membahagiakan engkau untuk selama-lamanya.
Tetapi, Anak-Ku,
engkau belum sampai di tanah airmu; maka, dengan dikuatkan oleh rahmat-Ku,
berjalanlah dan bertempurlah demi kerajaan-Ku dalam jiwa-jiwa manusia;
bertempurlah dengan gigih seperti yang dilakukan oleh seorang anak raja; dan
ingatlah bahwa hari-hari pembuanganmu akan segera berakhir, dan bersama itu
akan tiba kesempatan untuk menikmati pahala surga. Aku mengharapkan darimu,
Anak-Ku, agar supaya engkau dapat menjawab panggilan-Ku dengan pantas,
terimalah Aku setiap hari dalam komuni kudus. Ia akan memberi kekuatan kepadamu
...
(1491) “Putri-Ku,
jangan takut akan apa yang akan menimpa engkau. Aku tidak akan menimpakan suatu
pun melampaui kekuatanmu. Engkau mengetahui kekuatan rahmat-Ku; kiranya itu
sudah cukup.”
(1492) “Putri-Ku,
jangan berbicara dengan orang ini, baik mengenai pandangan maupun mengenai
pendapat-pendapatmu.”
(1494) “Jangan
takut, Saat ini, Aku menjaga engkau dan akan membantu engkau. Dalam sekejap,
dan seterusnya, engkau akan merasa mudah untuk melanjutkan percakapan.”
(1499) “Aku
senang dengan apa yang sedang engkau lakukan. Engkau dapat terus menikmati
damai kalau, dalam kaitan dengan karya kerahiman ini, engkau selalu berusaha
dengan sebaik-baiknya. Berusahalah sungguh-sungguh untuk bersikap sejujur
mungkin terhadap bapak pengakuanmu. Dengan menggodamu, setan tidak memperoleh
apa pun sebab engkau tidak masuk ke dalam percakapan dengan dia. Teruslah
bersikap seperti itu. Hari ini, dengan bertempur sedemikian setia, engkau
memberikan kemuliaan yang besar kepada-Ku. Biarlah dikukuhkan dan digoreskan
dalam hatimu bahwa Aku selalu menyertaimu, juga kalau engkau tidak merasakan
kehadiran-Ku di tengah pertempuranmu.”
(1512) “Putri-Ku,
seringlah merenungkan penderitaan-penderitaan yang sudah Kujalani; maka tidak
satu pun dari apa yang engkau derita akan terasa berat. Engkau paling
menyenangkan Hati-Ku ketika engkau merenungkan sengsara-Ku yang pedih.
Gabungkanlah penderitaanmu yang kecil-kecil dengan sengsara-Ku yang pedih
supaya semua penderitaanmu memiliki nilai yang tak terbatas di hadapan
keagungan-Ku.”
(1513) “Engkau
sering menyebut Aku Gurumu. Ini menyenangkan hati-Ku; tetapi jangan lupa,
Murid-Ku, bahwa engkau adalah murid dari Guru yang tersalib. Biarlah kata
‘salib’ itu cukup bagimu. Engkau tahu apa yang terkandung di dalam salib.”
(1516) “Putri-Ku,
katakanlah kepada jiwa-jiwa bahwa Aku memberikan kerahiman-Ku kepada mereka
sebagai suatu pembelaan. Aku sendiri bertempur menggantikan mereka dan menahan
murka yang memang sepantasnya dijatuhkan oleh Bapa-Ku.”
(1517) “Katakanlah,
Putri-Ku, bahwa Pesta Kerahiman-Ku itu telah muncul dari lubuk Hati-Ku sendiri
untuk memberikan penghiburan kepada seluruh dunia.”
(1519) , “Putri-Ku,
hari ini berbicaralah terus terang kepada Superior mengenai kerahiman-Ku sebab
di antara semua superior, ia telah ambil bagian paling besar dalam memaklumkan
kerahiman-Ku.”
(1520) “Aku
telah membuka Hati-Ku sebagai mata air kerahiman yang terus mengalir. Biarlah
semua jiwa menimba kehidupan dari mata air ini. Biarlah mereka menghampiri
samudra kerahiman ini dengan pengharapan yang teguh. Orang-orang berdosa akan
memperoleh pengampunan, dan orang-orang benar akan diteguhkan dalam kebaikan.
Barangsiapa mengandalkan kerahiman-Ku, pada saat kematiannya ia akan dipenuhi
dengan damai ilahi-Ku.”
(1521) “Putri-Ku,
jangan lelah memaklumkan kerahiman-Ku. Dengan cara ini, engkau akan menyegarkan
Hati-Ku yang bernyala-nyala dengan api belas kasih bagi orang-orang berdosa.
Katakanlah kepada para imam-Ku bahwa orang-orang berdosa yang keras hati akan
bertobat pada saat mendengar mereka berbicara mengenai kerahiman-Ku yang tak
terbatas, dan tentang kemurahan Hati-Ku terhadap mereka. Kepada para imam yang
memaklumkan dan memuliakan kerahiman-Ku, AKu akan memberikan kekuatan yang
mengagumkan; Aku akan mengurapi kata-kata mereka dan menyentuh hati orang-orang
yang akan mendengarkan perkataan mereka.”
(1528) “Jangan
heran. Jiwa itu bahkan tidak mengenal dirinya sendiri; karena itu, bagaimana
mungkin ia dapat memberikan penilaian yang tepat mengenai jiwa lain?”
(1531) “Tenanglah,
Anak-Ku; tidak ada suatu pun yang dapat melawan kehendak-Ku. Meskipun para
suster mengerutu dan menentang, kehendak-Ku akan terlaksana sepenuhnya di dalam
dirimu, tepat seperti yang Kuinginkan dan Kurancang; jangan sedih kalau bagi
sejumlah jiwa, Aku pun merupakan batu sandungan.”
(1532) “Hati-Ku
lebih terluka lagi oleh ketidakpercayaan mereka setelah mereka jatuh.
Seandainya mereka itu belum mengalami kebaikan Hati-Ku, ketidakpercayaan itu
tidaklah begitu menyakitkan!”
(1537) “Sebagai
balasan atas berkat-berkat-Ku, Aku menerima sikap tidak tahu terima kasih.
Sebagai balasan atas kasih-Ku, Aku dilupakan dan tidak diacuhkan. Hati-Ku tidak
tahan menanggung perlakuan seperti ini!”
(1539) “Siaplah
selalu; tidak lama lagi Aku akan meninggalkan engkau di tempat pembuangan ini.
Kehendak kudus-Ku harus digenapi dalam dirimu.”
(1539) “Tenanglah;
Aku akan memberitahukannya kepadamu, tetapi belum sekarang.”
(1540) “Putri-Ku,
tulislah kata-kata ini: Semua jiwa yang memuliakan kerahiman-Ku dan
menyebarluaskan devosi ini, dengan mendorong jiwa-jiwa lain untuk mengharapkan
kerahiman-Ku, tidak akan mengalami ketakutan pada saat kematiannya.
Kerahiman-Ku akan melindungi mereka dalam menghadapi pertempuran akhir itu ...”
(1541) “Putri-Ku,
semangatilah jiwa-jiwa untuk mendaraskan Koronka yang telah Kuberikan kepadamu.
Dengan senang hati, Aku akan memberikan semua yang mereka minta kepada-Ku lewat
pendarasan Koronka. Apabila orang-orang berdosa yang keras hati mendaras
Koronka, Aku akan memenuhi jiwa mereka dengan damai, dan saat kematian mereka
akan menjadi saat yang membahagiakan.”
“Tulislah
demi jiwa-jiwa yang tertekan: kalau satu jiwa melihat dan menyadari betapa
berat dosa-dosanya, kalau ia menyaksikan seluruh jurang kepapaan yang
menenggelamkan dirinya terpapang di depan matanya, janganlah ia putus asa.
Sebaliknya, dengan penuh pengharapan, hendaknya ia menghempaskan diri ke dalam
pelukan kerahiman-Ku, seperti seorang anak menghempaskan diri ke dalam pelukan
ibunya yang terkasih. Jiwa-jiwa ini mempunyai hak untuk mendapatkan prioritas
dari Hati-Ku yang mahamurah; mereka memiliki hak pertama untuk menghampiri
kerahiman-Ku. Katakan kepada mereka bahwa belum pernah jiwa yang menyerukan
kerahiman-Ku dikecewakan dan dipermalukan. Hati-Ku yang maharahim sangat
berkenan akan jiwa yang menaruh pengharapan pada kebaikan-Ku.”
“Tulislah
bahwa kalau mereka mendaras Koronka di dekat orang yang menghadapi ajal, Aku
akan berdiri di antara Bapa-Ku dan orang yang menghadapi ajal itu, bukan
sebagai Hakim yang adil tetapi sebagai Juru Selamat yang maharahim.”
(1542) “Bahkan
di tengah-tengah para biarawati, engkau akan merasa sendirian. Saat itu,
ketahuilah bahwa Aku ingin agar engkau menyatukan diri lebih erat lagi dengan
Aku. Aku peduli akan setiap denyut jantungmu. Setiap gejolak kasihmu terpantul di
dalam Hati-Ku. Aku mendambakan kasihmu.”
(1543) “Pada
saat kematianmu, percayakanlah dirimu sepenuhnya kepada-Ku, dan Aku akan
memperkenalkan engkau kepada Bapa-Ku sebagai mempelai-Ku. Dan sekarang, secara
istimewa, persatukanlah semua perbuatanmu, juga yang paling kecil, dengan
pahala-pahala-Ku. Maka, Bapa-Ku akan memandang semua perbuatanmu itu dengan
penuh kasih seolah-olah semua itu adalah perbuatan-Ku sendiri.”
(1544) “Jangan
mengubah pemeriksaan batin khusus yang telah Kuberikan kepadamu lewat Pastor
Andrasz, yakni agar engkau terus-menerus menyatukan diri dengan Aku. Itulah
yang jelas Kuminta darimu hari ini. Terhadap wakil-wakil-Ku, bersikaplah
seperti seorang anak sebab bibir mereka Aku pinjam untuk berbicara kepadamu
sehingga engkau tidak akan memiliki keragu-raguan sedikit pun mengenai sesala
sesuatu.”
(1546) “Aku
sangat senang akan kasihmu. Kasihmu yang tulus menyenangkan Hati-Ku laksana
harumnya bunga mawar di pagi hari, sebelum embun yang menempel padanya diserap
oleh sang surya. Kesegaran hatimu menawan Aku; itulah sebabnya Aku menyatukan
Diri denganmu lebih mesra daripada dengan makhluk lain mana pun ...”
(1552) “Sebagaimana
engkau bersatu dengan Aku semasa hidupmu, demikian engkau akan bersatu dengan
Aku pada saat kematianmu.”
(1559) “Putri-Ku,”
kata Tuhan, “ketahuilah bahwa dari dirimu
sendiri engkau hanyalah seperti yang baru saja engkau alami, dan hanya karena
rahmat-Ku engkau dapat mengambil bagian dalam kehidupan kekal dan dalam segala
karunia yang Aku limpahkan kepadamu.”
(1560) “Pertama,
jangan bertempur melawan godaan dengan mengandalkan dirimu sendiri, tetapi
segera ungkapkanlah godaan itu kepada bapak pengakuanmu; maka, kekuatan godaan
itu akan hilang sama sekali. Kedua, dalam pertempuran ini, jangan sampai engkau
kehilangan damai; hiduplah di hadirat-Ku; mintalah pertolongan kepada Bunda-Ku
dan kepada para kudus. Ketiga, yakinlah bahwa Aku menjaga dan menopang engkau.
Keempat, jangan takut, baik terhadap pertempuran jiwa maupun terhadap
godaan-godaan apa pun sebab Aku menopang engkau; kalau engkau mau berjuang,
ketahuilah bahwa kemenangan selalu ada di pihakmu. Kelima, ketahuilah bahwa
dengan gigih berperang, engkau memberikan kemuliaan besar kepada-Ku dan
menimbun pahala bagi dirimu sendiri. Godaan-godaan memberi engkau kesempatan
untuk menunjukkan kesetiaanmu kepada-Ku.”
(1561) “Sekarang,
Aku ingin memberitahukan kepadamu sesuatu yang paling penting bagimu: kejujuran
yang tak terbatas kepada pembimbing rohanimu. Kalau engkau tidak memanfaatkan
rahmat agung ini sesuai dengan petunjuk-petunjuk-Ku, Aku akan mengambil dia
darimu, dan engkau akan sendirian; dan segala siksaan, yang telah engkau kenal
dengan sangat baik, akan kembali menimpamu. Sangatlah tidak menyenangkan Aku
kalau engkau tidak memanfaatkan kesempatan untuk bertemu dan berbicara dengan
dia. Ketahuilah bahwa pembimbing rohani yang Kuberikan kepada suatu jiwa adalah
rahmat besar dari piahk-Ku. Banyak jiwa meminta rahmat ini kepada-Ku, tetapi
tidak semua diberi. Sejak Aku memberikan imam ini kepadamu sebagai sebagai pembimbing
rohani. Aku melimpahi dia dengan terang cemerlang sehingga dengan mudah ia
dapat mengenal dan memahami jiwamu...”
(1563) “Mempelai-Ku,
dengan kerendahan hatimu, engkau selalu menyenangkan hati-Ku. Kepapaan yang
paling besar pun tidak akan menghalangi Aku untuk menyatukan diri-Ku dengan
suatu jiwa; sebaliknya di mana ada kesombongan, di situ Aku tidak ada.”
(1565) “Putri-Ku,
tolonglah Aku menyelamatkan seorang berdosa yang menghadapi ajal. Daraslah bagi
dia Koronka yang telah Kuajarkan kepadamu.”
(1566) “Putri-Ku,
Aku memberikan ganjaran kepadamu karena maksud murni yang engkau miliki pada
waktu engkau melakukan kegiatan itu. Hati-Ku bersukacita karena engkau jadikan
kasih-Ku dasar pertimbangan pada waktu engkau melaksanakan kegiatan itu, dan
itu engkau lakukan dengan cara yang khas; bahkan sekarang pun engkau masih
dapat merasakan pahala dari kegiatan itu, yakni pahala karena penghinaan yang
engkau terima. Sungguh, Anak-Ku, Aku ingin engkau selalu memiliki maksud tulus
sebesar itu, juga dalam kegiatan paling kecil yang engkau lakukan.”
(1567) “Baik,
Aku memberkati [pena ini] sebab dalam tulisan ini ada meterai ketaatan kepada
superior dan kepada bapak pengakuanmu, dan kenyataan itu sendiri sudah
memberikan kemuliaan kepada-Ku, dan banyak jiwa akan memetik manfaat darinya.
Putri-Ku, Aku minta dengan sangat supaya engkau menggunakan semua waktu luangmu
untuk menulis tentang kebaikan dan kerahiman-Ku. Sepanjang hayatmu, engkau
harus terus bekerja untuk memperkenalkan kepada jiwa-jiwa kerahiman agung-Ku bagi
mereka dan untuk mendorong mereka agar percaya akan kerahiman-Ku yang tanpa
batas.”
(1571) , “Apakah
engkau bersedih hati karena hal ini? Memang, engkau adalah seorang santa. Tidak
lama lagi Aku sendiri akan membuat hal ini nyata di dalam dirimu, dan mereka akan
mengucapkan kata yang sama, seorang santa, hanya saja kali ini diucapkan dengan
penuh cinta.”
(1572) “Aku
mengingatkan engkau, Putri-Ku, setiap kali engkau mendengar bunyi jam yang
menunjukkan pukul tiga petang, benamkanlah dirimu sepenuhnya dalam kerahiman-Ku
sambil menyembah dan memuliakannya; mohonlah bantuannya yang mahakuasa bagi
seluruh dunia, khususnya bagi orang-orang berdosa yang malang, sebab pada saat
ini, kerahiman-Ku terbuka lebar bagi setiap jiwa. Pada jam ini, engkau dapat
memperoleh segala sesuatu bagi dirimu sendiri dan bagi orang-orang lain yang
engkau doakan; inilah saat rahmat bagi seluruh dunia - saat kerahiman yang mengalahkan keadilan.”
“Putri-Ku,
berusahalah sebaik-baiknya untuk melaksanakan Jalan Salib pada jam ini, asal saja
tidak terhalang oleh tugas-tugasmu; kalau tidak mungkin melaksanakan Jalan
Salib, sekurang-kurangnya masuklah ke kapel barang sejenak dan sembahlah
Hati-Ku yang penuh kerahiman dalam Sakramen Mahakudus; dan kalau untuk masuk ke
kapel pun tidak mungkin, di mana pun kebetulan engkau berasa, benamkanlah
dirimu dalam doa, biarpun hanya sebentar. Aku menuntut penghormatan terhadap
kerahiman-Ku dari setiap makhluk, terutama dari engkau karena kepadamulah Aku
telah memberikan pemahaman yang paling mendalam tentang misteri ini.”
(1576) “Ketahuilah,
Putri-Ku, bahwa antara Aku dan engkau ada jurang yang tak terseberangi, suatu
jurang yang memisahkan Pencipta dari ciptaan. Tetapi, jurang ini telah
ditimbuni dengan kerahiman-Ku. Aku sendiri telah mengangkat engkau kepada-Ku
bukan karena Aku membutuhkan engkau, tetapi karena Aku ingin memberikan
kepadamu rahmat kesatuan dengan diri-Ku, dan semua ini melulu karena
kerahiman-Ku.”
(1577) “Katakanlah
kepada jiwa-jiwa agar mereka tidak memasang dalam hati mereka sendiri rintangan-rintangan
terhadap kerahiman-Ku, yang sedemikian ingin bertindak dalam diri mereka.
Kerahiman-Ku bekerja dalam semua hati yang membuka pintu baginya. Baik orang
berdosa maupun orang benar membutuhkan kerahiman-Ku. Pertobatan adalah rahmat
dari kerahiman-Ku; demikian juga keteguhan hati.”
(1578) “Biarlah
jiwa-jiwa yang sungguh mengusahakan kesempurnaan menyembah kerahiman-Ku secara
istimewa sebab rahmat berlimpah yang Kuanugerahkan kepada mereka mengalir dari
kerahiman-Ku. Aku ingin agar jiwa-jiwa ini menjadi unggul karena pengharapan
yang tanpa batas kepada kerahiman-Ku. Aku sendiri akan membantu pengudusan
jiwa-jiwa seperti itu. Aku akan memperlengkapi mereka dengan segala sesuatu
yang mereka butuhkan untuk mencapai kesucian. Rahmat kerahiman-Ku hanya dapat
diperoleh dengan menggunakan satu bejana, yakni pengharapan. Semakin besar
pengharapan suatu jiwa, semakin banyak rahmat yang akan ia terima. Jiwa-jiwa
yang pengharapannya tanpa batas merupakan penghiburan yang paling besar bagi-Ku
sebab dengan demikian Aku dapat melimpahkan seluruh khazanah rahmat-Ku ke dalam
diri mereka. Aku bersukacita bahwa mereka memintanya dalam jumlah banyak karena
Aku memang ingin sekali memberikan banyak rahmat, bahkan amat banyak.
Sebaliknya, Aku sangat sedih kalau jiwa-jiwa hanya minta sedikit rahmat, kalau
mereka menyempitkan pintu hati mereka.”
(1587) “Tanggunglah
semua ini dengan sabar; orang lain akan mengatakan hal itu kepada superior.”
“Sekarang
suster-suster lain akan memberitahukan kelalaian suster itu dalam pelayanannya,
tetapi engkau hendaknya tinggal diam dan tidak berbicara mengenai masalah itu.”
(1588) “Dalam
Perjanjian Lama, Aku mengutus para nabi yang membawa ancaman-ancaman kepada
umat-Ku. Sekarang, Aku mengutus engkau membawa kerahiman-Ku kepada umat manusia
di seluruh dunia. Aku tidak ingin menghukum umat manusia yang sedang sakit.
Sebaliknya, Aku ingin menyembuhkan mereka, sambil mendekapkan mereka ke Hati-Ku
yang maharahim. Aku menggunakan hukuman kalau mereka sendiri memaksa Aku
berbuat demikian; tangan-Ku enggan untuk memegang pedang keadilan. Sebelum hari
Penghakiman tiba, Aku akan menggelar Hari Kerahiman.”
----------------------------------------------------------------
JILID 6
(1597) “Putri-Ku, pergulatanmu akan
berlangsung sampai ajal. Napas terakhirmu akan menandai berakhirnya hidupmu.
Engkau akan mengalahkan kerapuhan dengan kelembutan.”
(1598) “Aku memasuki hati tertentu
serasa masuk ke dalam Sengsara yang kedua.”
(1599) “Putri-Ku,
jangan terlalu memperhatikan bejana yang Kugunakan untuk memberi rahmat
kepadamu, melainkan rahmat yang Kuberikan kepadamu sebab bejana itu tidak
selalu menyenangkan hatimu, dan karenanya engkau pun kurang menghargai rahmat
itu. Aku ingin menghindarkan engkau dari sikap seperti itu, dan Aku ingin agar
perhatianmu tidak pernah terpancang pada bejana yang Kugunakan untuk
mengirimkan rahmat-Ku kepadamu. Biarlah segenap perhatian jiwamu terpusat pada
upaya menanggapi rahmat-Ku sesetia mungkin.”
(1601) “Di tangan-Ku, jiwa-jiwa terpilih
itu adalah terang yang Kupancarkan ke dalam kegelapan dunia dan Kugunakan untuk
meneranginya. Sebagaimana bintang-bintang menerangi malam, demikian jiwa-jiwa
terpilih itu menerangi bumi. Semakin sempurna suatu jiwa, semakin benderanglah
terangnya di sekitarnya dan semakin jauh terang itu dipancarkan olehnya. Bisa
jadi ia tersembunyi dan tidak dikenal, bahkan oleh orang-orang yang paling
dekat dengannya, tetapi kekudusannya terpancar dalam jiwa-jiwa bahkan sampai ke
batas-batas dunia yang paling jauh.”
(1602) “Putri-Ku, setiap kali engkau
pergi ke pengakuan dosa, ke mata air kerahiman-Ku, Darah dan Air yang memancar
dari Hati-Ku mengalir ke dalam jiwamu dan membuat jiwamu semakin mulia. Setiap
kali engkau pergi ke pengakuan dosa, dengan pengharapan yang besar, benamkanlah
diri sepenuhnya ke dalam kerahiman-Ku sehingga Aku dapat mencurahkan kelimpahan
rahmat-Ku atas jiwamu. Apabila engkau menghampiri kamar pengakuan, ketahuilah
bahwa Aku sendiri sedang menantikan engkau di sana. Aku hanya bersembunyi di
balik sosok imam, tetapi Aku sendirilah yang bekerja di dalam jiwamu. Di sini,
jiwa yang papa bertemu dengan Allah yang maharahim. Katakanlah kepada jiwa-jiwa
bahwa dari mata air kerahiman ini jiwa-jiwa hanya dapat menimba rahmat dengan
bejana pengharapan. Kalau pengharapan mereka besar, maka kemurahan-Ku tidak ada
batasnya. Banjir rahmat akan menggenangi jiwa-jiwa yang rendah hati. Jiwa yang
sombong akan selalu tinggal dalam kemiskinan dan kepapaan sebab rahmat-Ku
menghindar dari mereka dan mengalir kepada jiwa-jiwa yang rendah hati.”
(1603) “Berdoalah
untuk seorang siswi yang sangat membutuhkan rahmat-Ku.”
(1605) “Tulislah
segala sesuatu yang engkau pikirkan sehubungan dengan kebaikan-Ku.”
“Putri-Ku,
kalaupun engkau mengatakan sekaligus segala sesuatu dalam semua bahasa manusia
dan bahasa malaikat, tidak pernah engkau mengatakan terlalu banyak. Sebaliknya,
yang engkau kidungkan itu hanyalah sebagian kecil dari pujian atas kebaikan-Ku
- kerahiman-Ku yang tak terselami.”
“Putri-Ku, tenanglah, lakukanlah
seperti yang kukatakan kepadamu. Pikiran-pikiranmu berpadu dengan
pikiran-pikiran-Ku; maka tulislah apa pun yang muncul dalam pikiranmu. Engkau
adalah juru tulis kerahiman-Ku. Aku telah memilih engkau untuk tugas ini, baik
dalam kehidupan sekarang maupun dalam kehidupan yang akan datang. Begitulah Aku
menghendakinya kendati segala perlawanan yang akan diberikan orang terhadapmu.
Ketahuilah bahwa pilihan-Ku tidak akan berubah.”
(1607) “Aku
tidak akan membebankan kepadanya suatu pun yang melampaui kekuatannya.”
(1610) “Maka,
jangan cemas; engkau melihat bahwa dari diri sendiri mereka tidak dapat
melakukan suatu pun. Kalaupun Aku membiarkan mereka tampak menang, ini
Kulakukan karena kebijaksanaan-Ku yang tak terselami.”
(1612) “Aku membutuhkan
penderitaan-penderitaanmu untuk menyelamatkan jiwa-jiwa.”
(1617) “Karena
engkau ini seorang anak, maka engkau akan selalu dekat dengan Hati-Ku.
Kesederhanaanmu lebih menyenangkan Hati-Ku daripada semua mati ragamu.”
(1626) “Selama
seluruh Masa Prapaskah ini, Aku membawa engkau ke sekolah-Ku. Aku ingin
mengajar engkau bagaimana caranya menderita.”
“Engkau boleh minum dari piala yang
Kupakai untuk minum. Karunia istimewa ini Kuberikan kepadamu hari ini.”
(1628) “Hai
murid-Ku, cintailah dengan sepenuh hati orang-orang yang menyebabkan engkau
menderita. Berbuat baiklah kepada orang-orang yang membenci engkau.”
“Tidak
selalu engkau mampu mengendalikan perasaan-perasaanmu. Engkau akan tahu bahwa
engkau sudah mencintai mereka kalau, sesudah mengalami gangguan dan perlawanan,
engkau tetap merasa damai; tetapi, berdoalah bagi mereka yang telah membuat
engkau menderita dan mohonlah kebaikan bagi mereka.”
(1641) “Putri-Ku, tulislah bahwa
pelanggaran-pelanggaran tak sengaja yang dilakukan oleh jiwa-jiwa tidak
menghalangi cinta-Ku terhadap mereka; juga tidak menghalangi Aku untuk menyatukan
diri dengan mereka. Tetapi, pelanggaran-pelanggaran yang disengaja, juga yang
paling kecil, menghancurkan rahmat, dan Aku tidak dapat melimpahkan
karunia-karunia-Ku ke atas jiwa-jiwa seperti itu.”
(1643) “Dengarkanlah, hai Putri-Ku.
Memang, semua karya yang muncul karena kehendak-Ku menghadapi
tantangan-tantangan yang berat. Tetapi, camkanlah, adakah sesuatu dari
karya-karya itu yang gagal karena kesulitan-kesulitan yang lebih besar daripada
karya itu? Secara langsung karya itu adalah karya-Ku - Karya Penebusan. Hendaknya engkau tidak terlalu mencemaskan
hambatan-hambatan. Dunia tidak sekuat seperti tampaknya; kekuatannya jelas
terbatas. Ketahuilah, Putri-Ku, kalau jiwamu dipenuhi dengan api cinta-Ku yang
murni, segala kesulitan akan musnah laksana kabut diterpa sinar mentari dan
tidak berani menyentuh jiwa itu. Semua musuh akan takut untuk memulai
pertempuran melawan jiwa seperti itu sebab mereka merasakan jiwa itu lebih kuat
daripada seluruh dunia ....”
(1644) “Putri-Ku, untuk karya kerahiman
ini, bekerjalah sekuat tenaga sejauh diizinkan oleh ketaatan. Paparkanlah
dengan jelas kepada bapak pengakuanmu permintaan-Ku yang paling kecil, dan
biarlah dia yang akan mengambil keputusan. Bagaimana pun mereka tidak boleh
lalai, tetapi laksanakanlah segala sesuatu dengan setia; kalau tidak, Aku tidak
akan berkenan padamu....”
(1645) “Putri-Ku,
tolonglah Aku menyelamatkan orang-orang berdosa.”
(1650) “Jangan
menangis, Engkaulah santa itu.”
“Bukanlah
urusanmu bagaimana hal itu akan terjadi. Tugasmu adalah bersikap setia kepada
rahmat-Ku dan selalu melakukan apa yang ada dalam batas kemampuanmu dan apa
yang diizinkan oleh ketaatan untuk engkau lakukan.”
(1657) “Putri-Ku, ibamu terhadap Aku
menyegarkan diri-Ku. Dengan merenungkan sengsara-Ku, jiwamu memperoleh keindahan
tersendiri yang mencolok.”
(1658) “Aku
enggan masuk ke dalam hati itu. Engkau menerima dua Hosti karena Aku sengaja
menangguhkan kedatangan-Ku ke dalam jiwa yang menolak rahmat-Ku itu. Kunjungan
kepada jiwa seperti itu tidak menyenangkan Hati-Ku.”
(1663) “Pandanglah
Hati-Ku dan lihatlah di sana cinta serta kerahiman-Ku terhadap umat manusia,
khususnya terhadap orang-orang berdosa. Pandanglah dan masuklah ke dalam Sengsara-Ku.”
(1664) “Putri-Ku,
ketahuilah bahwa cintamu yang berkobar-kobar dan kemurahan hatimu terhadap Aku
merupakan penghiburan bagi-Ku di Taman [Getsemani].”
(1665) “Engkau
menyaksikan kerahiman-Ku terhadap orang-orang berdosa; pada saat ini
kerahiman-Ku sedang dinyatakan dengan segala kekuatannya. Lihatlah, betapa
sedikitnya yang telah engkau tulis mengenai hal ini; itu barulah satu titik
kecil. Lakukanlah apa yang ada dalam kuasamu, supaya orang-orang berdosa mulai
mengenal kebaikan-Ku.”
(1666) “Engkaulah
[kekasih] Hati-Ku. Berbicaralah kepada orang-orang berdosa mengenai kerahiman-Ku.”
(1667) “Tenanglah,
Putri-Ku. Karya kerahiman ini adalah karya-Ku; tidak ada bagianmu dalam karya
ini. Sangatlah menyenangkan Hati-Ku bahwa dengan setia engkau melaksanakan apa
yang telah Kuperintahkan kepadamu, tanpa menambah atau mengurangi sepatah kata
pun.”
(1669) “Hai
Jantung Hati-Ku, bersukacitalah!”
(1671) “Jiwa
ini sangat Kukasihi.”
(1674) “Tenanglah,
Anak-Ku, Aku menyertaimu. Pergilah dalam damai. Semua sudah siap; Aku telah
mengatur, dengan cara-Ku sendiri yang istimewa, agar suatu kamar pribadi
disiapkan bagimu.”
(1676) “Tenanglah,
Aku menyertaimu.”
(1681) “Engkau
adalah putri kesayangan-Ku.”
(1682) “Putri-Ku,
apakah engkau membutuhkan sesuatu?”
“Kalau jiwa-jiwa mau menyerahkan
diri mereka sepenuhnya kepada-Ku, Aku sendiri akan melaksanakan tugas untuk
menguduskan mereka, dan Aku akan melimpahkan bahkan rahmat yang lebih besar
lagi ke atas mereka. Ada jiwa-jiwa yang menghancurkan usaha-usaha-Ku, tetapi
Aku tidak menyerah terhadap mereka; begitu mereka berpaling kepada-Ku, Aku akan
bergegas menolong mereka, dengan melindungi mereka dalam kerahiman-Ku, dan Aku
memberi mereka tempat pertama dalam Hati-Ku yang pemurah.”
(1683) “Tulislah demi manfaat bagi jiwa
kaum religius bahwa Hati-Ku sangat senang datang kepada mereka dalam komuni
kudus. tetapi, kalau ada orang lain di dalam hati itu, Aku tidak tahan dan Aku
akan cepat meninggalkan hati itu, sambil membawa serta semua karunia dan rahmat
yang telah Kusiapkan bagi jiwa itu. Jiwa itu bahkan tidak menyadari
kepergian-Ku. Sesudah beberapa waktu, barulah ia akan merasakan kehampaan batin
dan ketidakpuasan. Oh, kalau saja kemudian ia berpaling kepada-Ku, Aku akan
membantu dia membersihkan hatinya, dan Aku akan memenuhi segala sesuatu yang
ada di dalam jiwanya; tetapi tanpa kesadaran dan persetujuannya, Aku tidak
dapat menjadi Penguasa hatinya.”
“Putri-Ku,
hayatilah dengan setia kata-kata yang Kusampaikan kepadamu. Jangan menghargai
hal-hal lahiriah terlalu tinggi, juga kalau hal itu tampak sangat berharga
bagimu. Tinggalkanlah dirimu sendiri, dan tinggallah bersama-Ku terus-menerus.
Percayakanlah segala sesuatu kepada-Ku dan jangan melakukan suatu pun dengan
mengandalkan dirimu sendiri; maka engkau akan selalu memiliki kebebasan roh
yang leluasa. Tidak ada situasi atau kejadian yang akan mampu mengacaukan engkau.
Jangan terlalu mengacuhkan apa yang dikatakan orang. Biarlah setiap orang
menghakimi engkau menurut kesukaan mereka. Jangan membela diri; penghakiman
mereka tidak akan merugikan engkau. Singkirkanlah segala sesuatu begitu mereka
muncul dan menuntut sesuatu, juga kalau mereka itu tampaknya sangat penting.
Jangan meminta suatu pun tanpa minta pertimbangan-Ku. Biarkan mereka mengambil
apa pun yang bahkan menjadi hakmu - kehormatan, nama baik - biarlah rohmu
membubung di atas semua itu. Jadi, bebaskanlah dirimu dari segala sesuatu,
beristirahatlah di dekat Hati-Ku, dan jangan biarkan damaimu dikacaukan oleh
suatu pun. Oh, murid-Ku, camkanlah kata-kata yang telah Kusampaikan kepadamu.”
(1687) “Perhatikanlah khazanah rahmat
yang mengalir kepada jiwa-jiwa; tetapi tidak semua jiwa itu tahu bagaimana
memanfaatkan kemurahan-Ku.”
(1688) “Putri-Ku,
tengoklah ke dalam Hati-Ku yang Maharahim, dan pantulkanlah kemurahannya di
dalam hati dan perbuatan-perbuatanmu sendiri sehingga engkau, yang memaklumkan
kerahiman-Ku kepada dunia, dapat membara bersamanya.”
(1690) “Putri-Ku, berikanlah jiwa-jiwa
kepada-Ku. Ketahuilah bahwa misimu adalah memenangkan jiwa-jiwa bagi-Ku lewat
doa dan pengurbanan, dan dengan mendorong mereka untuk mengandalkan
kerahiman-Ku.”
(1693) “Putri-Ku,
apa yang sedang engkau tulis?”
“Juru tulis
misteri-Ku yang paling dalam, ketahuilah bahwa kemesraan ekslusif ini hanya
Kujalin denganmu. Tugasmu adalah menuliskan segala sesuatu tentang kerahiman-Ku
yang Kuberitahukan kepadamu demi manfaat bagi mereka yang dengan membacanya
akan diteguhkan jiwanya dan akan memiliki keberanian untuk menghampiri Aku.
Oleh karena itu, Aku menghendaki engkau memanfaatkan semua waktu luangmu untuk
menulis.”
“Bukanlah urusanmu untuk memikirkan
hal itu. Tugasmu hanyalah melakukan apa yang dapat engkau lakukan. Aku akan
mengatur segala sesuatu sedemikian rupa sehingga dengan gampang engkau akan
dapat melakukan apa yang Kuminta darimu...”
(1695) “Aku senang sekali karena engkau
berlaku sebagai putri-Ku yang sejati. Selalu berbelas kasihlah, sama seperti
Aku selalu berbelas kasih. Kasihilah setiap orang demi kasihmu akan Daku; juga,
kasihilah musuh-musuhmu yang paling besar sehingga kerahiman-Ku dapat
sepenuhnya terpantul di dalam hatimu.”
(1697) “Putri-Ku, ketahuilah bahwa
jikalau Aku membiarkan engkau merasakan dan memiliki pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai penderitaan-Ku, itu adalah rahmat dari Aku. tetapi, ketika
pikiranmu menjadi redup dan penderitaanmu meningkat, pada saat itu engkau ambil
bagian aktif dalam sengsara-Ku, dan Aku sedang menjadikan dirimu lebih serasi
dengan diri-Ku. Pada saat seperti itu, lebih daripada kapan pun, tugasmu adalah
menyerahkan diri kepada kehendak-Ku...”
(1700) “Tidakkah
engkau memiliki keinginan apa pun di dalam hatimu?”
“Itu akan
segera terpenuhi. Anak-Ku yang terkasih, setiap kerinduanmu bergema di dalam
Hati-Ku. Tatapan mata-Ku yang berseri-seri terpaku padamu sebelum Aku menatap
ciptaan yang lain.”
(1701) “Aku adalah Gurumu, sekarang dan
kelak; berusahalah membuat hatimu menjadi seperti Hati-Ku yang lemah lembut dan
rendah hati. Janganlah pernah menuntut hakmu. Tanggunglah dengan tenang dan
sabar segala sesuatu yang menimpa engkau. Janganlah membela diri kalau engkau
dipermalukan meskipun engkau tidak bersalah. Biarlah orang-orang lain merasa
menang. Janganlah berhenti berbuat baik kalau engkau melihat bahwa kebaikanmu
disalahgunakan. Aku sendiri akan berbicara bagimu kalau memang diperlukan.
Bersyukurlah atas rahmat-Ku yang paling kecil sekalipun sebab sikap syukurmu
mendesak Aku untuk memberikan rahmat baru kepadamu...”
(1702) “Aku
akan membiarkan biara dan gereja-gereja dihancurkan.”
“Pujian itu melukai Hati-Ku sebab
cinta sudah diusir dari biara-biara. Jiwa-jiwa itu tanpa cinta dan tanpa
kesalehan, jiwa-jiwa itu penuh dengan egoisme dan cinta diri, jiwa-jiwa itu
penuh dengan kesombongan dan kecongkakan, jiwa-jiwa itu penuh dengan tipu
muslihat dan kemunafikan, jiwa-jiwa itu suam-suam kuku, yang kehangatannya
hanya cukup untuk bertahan hidup: Hati-Ku tidak tahan menanggung semua ini. Semua
rahmat yang Kucurahkan atas mereka langsung menghilang seperti air yang jatuh
ke permukaan batu karang. Aku tidak tahan berada di depan mereka sebab mereka
tidak baik dan tidak jahat. Aku telah menginginkan biara-biara baru agar dunia
dikuduskan lewat mereka. Dari merekalah nyala cinta dan pengurbanan yang penuh
kekuatan seharusnya berkobar. Kalau mereka tidak bertobat dan hati mereka tidak
bernyala karena cinta pertama mereka, Aku akan mengizinkan dunia
menghancurkannya...”
“Bagaimana mereka dapat duduk pada
takhta pengadilan yang ditetapkan untuk menghakimi dunia kalau kesalahan mereka
lebih besar daripada kesalahan dunia? Tidak ada penyesalan dan pemulihan dalam
diri mereka. O hati yang pada pagi hari menerima Aku dan pada tengah hari sudah
sama sekali dipenuhi kebencian terhadap-Ku, kebencian dalam segala jenisnya! O
hati yang Kupilih secara istimewa, untuk inikah engkau dipilih, yakni untuk
lebih melukai Hati-Ku? Dosa-dosa berat yang dilakukan oleh dunia merupakan luka
di permukaan Hati-Ku, tetapi dosa-dosa yang dilakukan oleh jiwa terpilih
terus-menerus menembus Hati-Ku...”
(1703) “Jangan menangis. Masih ada
banyak jiwa yang sangat mencintai Aku, tetapi Hati-Ku ingin dicintai oleh semua
orang dan Aku memperingatkan serta menghukum mereka karena Aku sangat mencintai
mereka.”
(1704) “Jangan
takut. Aku menyertaimu.”
(1705) “Apa
yang engkau lakukan di sini sedini ini?”
“Aku datang untuk menjumpai engkau,
untuk melimpahkan rahmat atas dirimu. Aku sedang mencari jiwa-jiwa yang senang
menerima rahmat-Ku.”
(1707) “Kini dan nanti Aku akan menjadi
sebagaimana engkau memuji Aku. Engkau akan mengalami kebaikan-Ku, mulai sejak
kehidupan ini dan kemudian, secara penuh, dalam kehidupan yang akan datang.”
(1709) “Engkau akan menjalani retret
tiga hari sebelum turunnya Roh Kudus. Aku sendiri akan mengarahkan engkau.
Hendaknya engkau tidak mengikuti suatu pun dari peraturan-peraturan yang
dituntut oleh retret pada umumnya atau menggunakan suatu buku pun untuk
meditasi. Tugasmu adalah mendengarkan suara-Ku dengan penuh perhatian. Untuk
bacaan rohani, hendaknya engkau membaca satu bab dari Injil Yohanes.”
(1710) “...pergilah
ke seluruh dunia dan ajarlah mereka dalam nama-Ku.”
(1714) “Doa-doamu
dikabulkan untuk ujud-ujud yang lain. Aku tidak dapat mengambil salib-salib itu
sebelum mereka tahu maksudnya.”
(1717) “Ada
jiwa-jiwa yang dengannya Aku tidak dapat melakukan suatu pun. Mereka adalah
jiwa-jiwa yang terus-menerus mengamati orang lain, tetapi sama sekali tidak
mengetahui apa yang terjadi dalam diri mereka sendiri. Mereka terus-menerus
berbicara tentang orang lain, bahkan juga pada saat silentium yang ketat, yang
dikhususkan hanya untuk berbicara dengan Aku. Oh, jiwa-jiwa yang malang, mereka
tidak mendengarkan kata-kata-Ku; batin mereka selalu hampa. Mereka tidak
mencari Aku dalam hati mereka sendiri, tetapi dalam percakapan yang hampa, di
mana Aku tidak pernah ditemukan. Mereka merasakan kehampaan mereka, tetapi
mereka tidak menyadari kesalahan mereka sendiri, sedangkan jiwa-jiwa yang
sepenuhnya Aku rajai senantiasa menjadi suara batin melawan mereka. Sebagai
pengganti mengoreksi diri sendiri, mereka memenuhi hati sendiri dengan dengki,
dan kalau mereka tidak menyadari kesalahan sendiri, mereka akan terjerumus
lebih dalam lagi. Suatu hati yang selama ini penuh dengan kedengkian, kini
sudah mulai dipenuhi dengan kebencian. Mereka sudah di ambang kejahatan. Mereka
cemburu akan anugerah-Ku kepada jiwa-jiwa lain, tetapi mereka sendiri tidak
mampu dan tidak mau menerimanya.”
(1722) “Kalau engkau tidak mengikat tangan-Ku, Aku
pasti sudah menurunkan banyak hukuman ke atas bumi. Putri-Ku,
pandangan matamu meredakan murka-Ku. Meskipun mulutmu membisu, engkau memanggil
Aku dengan sedemikian kuatnya sehingga seluruh surga terharu. Aku tidak dapat
menghindar dari permintaan-permintaanmu sebab engkau memburu Aku, tidak dari
jauh tetapi dalam hatimu sendiri.”
(1725) “Putri-Ku, sama seperti engkau
mempersiapkan kehadiran-Ku, demikianlah engkau melakukan pengakuan dosamu di
hadapan-Ku. Bagi-Ku, sosok seorang imam hanyalah tirai. Jangan pernah
menganalisis imam macam apa yang Aku gunakan; dalam pengakuan dosa, bukalah
jiwamu seolah-olah engkau melakukannya kepada-Ku, dan Aku akan memenuhinya
dengan terang-Ku.”
(1728) “Tulislah: Aku adalah Tritunggal
yang kudus, dan Aku benci akan dosa yang paling kecil sekalipun. Aku tidak
dapat mengasihi suatu jiwa yang ternoda oleh dosa; tetapi ketika ia menyesal,
kemurahan-Ku terhadapnya tidak terbatas. Kerahiman-Ku merengkuh dan
menyelamatkannya. Dengan kerahiman-Ku, Aku memburu orang-orang berdosa di segala
jalan mereka, dan Hati-Ku bersukacita ketika mereka kembali kepada-Ku. Aku lupa
akan kepahitan yang mereka suapkan kepada Hati-Ku, dan Aku bersukacita ketika
mereka kembali.”
“Katakan kepada orang-orang berdosa
bahwa tidak seorang pun akan lolos dari tangan-Ku; kalau mereka lari dari
Hati-Ku yang maharahim, mereka akan jatuh ke dalam tangan-Ku yang adil. Katakan
kepada orang-orang berdosa bahwa Aku selalu menantikan mereka bahwa dengan
penuh perhatian Aku mendengarkan denyut jantung mereka ... kapan ia akan
berdengyut bagi-Ku? Tulislah bahwa Aku sedang berbicara kepada mereka lewat
kegelisahan hati nurani mereka, lewat kegagalan dan penderitaan mereka, lewat
badai topan dan halilintar, lewat suara Gereja. Dan kalau mereka menyia-nyiakan
semua rahmat-Ku, Aku akan murka terhadap mereka, sambil meninggalkan mereka
sendirian dan memberikan kepada mereka apa yang mereka kehendaki.”
(1731) “Daraslah Koronka yang telah
Kuajarkan kepadamu, maka badai akan berhenti.”
“Lewat Koronka, engkau akan
memperoleh segala sesuatu kalau yang engkau minta itu selaras dengan
kehendak-Ku.”
(1732) “Aku memiliki cinta yang istimewa
terhadap Polandia. Kalau ia mematuhi kehendak-Ku, Aku akan mengangkatnya kepada
kekuasaan dan kekudusan. Dari negeri ini, akan muncul percik api yang akan
mempersiapkan dunia untuk menyambut kedatangan-Ku yang terakhir.”
(1738) “Masuklah sering-sering ke
Purgatorium sebab mereka membutuhkan engkau di sana.”
(1739) “Tulislah, Putri-Ku, bahwa bagi
jiwa yang remuk redam Aku adalah Sang Kerahiman sendiri. Kejahatan jiwa yang
paling besar pun tidak akan menyalakan murka-Ku; sebaliknya, terhadap jiwa
seperti itu, Hati-Ku terharu dengan kerahiman yang besar.”
(1752) “Putri-Ku, kita sedang memulai
retret.”
“Tenanglah, Putri-Ku, Superior
sudah memberikan izinnya. Engkau akan mengetahuinya besok pagi. Tetapi, kita
harus memulai retret itu hari ini.”
(1753) “Jangan takut akan apa pun. Apa
yang dilarang bagi orang-orang lain telah diizinkan bagimu. Rahmat yang tidak
diberikan kepada jiwa-jiwa lain untuk dapat dilihat, bahkan dari jarak yang
begitu dekat, setiap hari menyegarkan engkau, seperti roti sehari-hari.”
(1754) “Camkanlah, Putri-Ku, berkat
kaul-kaulmu, hatimu bersatu sedemikian erat dengan Aku. Sebelum menciptakan
dunia, Aku sudah mengasihi engkau dengan cinta yang hari ini dialami oleh
hatimu, dan sepanjang segala abad cinta-Ku tidak pernah akan berubah.”
(1756) “Putri-Ku, sudah engkau habiskan
pokok renungan yang Kuberikan kepadamu? Kalau begitu, Aku akan memberi kepadamu
pokok renungan yang baru.”
(1757) “Hari ini, engkau akan membaca
Injil Yohanes, bab lima belas. Aku menghendaki engkau membaca ini dengan sangat
pelan-pelan.”
(1758) “Putri-Ku, renungkanlah kehidupan
Allah yang ada dalam Gereja demi keselamatan dan pengudusan jiwamu.
Renungkanlah cara engkau menggunakan harta rahmat ini, renungkanlah usaha-usaha
yang dilakukan oleh cinta-Ku.”
(1760) “Putri-Ku, Aku ingin mengajar
engkau tentang perang rohani. Jangan pernah mengandalkan dirimu sendiri, tetapi
serahkanlah dirimu sepenuhnya kepada kehendak-Ku. Dalam kesendirian, kegelapan
dan aneka keragu-raguan, mintalah pertolongan kepada-Ku dan kepada pembimbing
rohanimu. Ia akan selalu menjawabmu atas nama-Ku. Jangan tawar-menawar dengan
godaan apa pun; segera berlindunglah dalam Hati-Ku dan, pada kesempatan
pertama, beberkan godaan itu kepada bapak pengakuan. Taruhlah cinta dirimu pada
tempat terakhir sehingga ia tidak menodai perbuatan-perbuatanmu. Terhadap
dirimu sendiri, bersikaplah sungguh-sungguh sabar. Jangan mengabaikan mati raga
batin. Utamakanlah selalu pendapat para superior dan bapak pengakuanmu.
Perlakukanlah orang-orang yang suka menggerutu seperti wabah. Biarlah semua
kegiatan berjalan seperti adanya; engkau harus bertindak seperti yang Aku
kehendaki.”
“Taatilah peraturan sesetia
mungkin. Kalau seseorang menyebabkan engkau terganggu, pikirkanlah hal-hal yang
baik yang dapat engkau lakukan untuk orang yang menyebabkan engkau menderita
itu. Jangan mengumbar-ngumbar perasaan-perasaanmu. Diamlah kalau engkau dicela.
Jangan meminta pendapat seorang pun kecuali pendapat bapak pengakuanmu;
terhadapnya, bersikaplah jujur dan sederhana seperti anak kecil. Jangan
berkecil hati karena sikap tidak tahu terima kasih. Jangan terlalu mempertanyakan
jalan-jalan lewat mana Aku menuntun engkau. Apabila rasa bosan dan kecil hati
melanda hatimu, tinggalkanlah dirimu sendiri dan bersembunyilah di dalam
Hati-Ku. Jangan takut bertempur; keberanian sendiri sering membuat godaan
ketakutan dan mereka tidak berani menyerang kita.”
“Berperanglah selalu dengan penuh
keyakinan bahwa Aku menyertai engkau. Jangan dikendalikan oleh perasaan sebab
perasaan tidak selalu dapat engkau kendalikan; tetapi segala pahala ada di dalam
kehendak. Selalu bergantunglah pada para superior, juga dalam hal-hal yang
paling kecil. Aku tidak memperdaya engkau dengan iming-iming damai dan
penghiburan; sebaliknya, Aku mempersiapkan engkau untuk menghadapi pertempuran
yang sengit. Ketahuilah, sekarang engkau masuk pada tahap di mana seluruh surga
dan bumi menatap engkau. Berperanglah seperti seorang ksatria sehingga Aku
dapat memberikan ganjaran kepadamu. Janganlah takut tanpa alasan yang sepadan
sebab engkau tidak sendirian.”
(1761) “Putri-Ku, hari ini, renungkanlah
sengsara-Ku yang pedih dengan segala kepahitannya. Renungkanlah sengsara-Ku itu
seolah-olah Aku menanggungnya demi keselamatanmu seorang.”
(1763) “Putri-Ku, renungkanlah pedoman
hidup membiara dan kaul-kaul yang sudah engkau persembahkan kepada-Ku. Engkau
tahu betapa tingginya Aku menilai semua itu; segala rahmat, yang Kusediakan
bagi jiwa-jiwa religius, terkait erat dengan pedoman hidup dan kaul.”
(1765) “Hari ini, Putri-Ku, untuk
bacaanmu, engkau harus mengambil Injil Yohanes, bab sembilan belas; bacalah bab
ini, tidak hanya dengan bibirmu, tetapi juga dengan hatimu...”
(1767) “Putri-Ku, Aku ingin mengajar
engkau tentang bagaimana engkau harus menyelamatkan jiwa-jiwa melalui
pengurbanan dan doa. Lewat doa dan penderitaan, engkau akan menyelamatkan lebih
banyak jiwa daripada yang akan diselamatkan oleh seorang misionaris melulu
lewat pengajaran dan khotbah-khotbahnya. Aku ingin menyaksikan dirimu sebagai
kurban terdorong oleh cinta yang bernyala-nyala, yang baru kemudian akan tampak
berbobot di hadapan-Ku. Engkau harus menghampakan diri, digiling lembut, dan
hidup seolah-olah sudah mati dalam relung hatimu yang paling rahasia. Engkau
harus dihancurkan dalam lubuk tersembunyi di mana mata insani tidak pernah
melihatnya; dengan demikian, Aku akan menemukan di dalam dirimu suatu kurban
yang berkenan di Hati-Ku, suatu kurban yang sungguh manis dan harum. Maka, akan
sungguh besarlah kuasamu bagi siapa saja yang engkau doakan.”
“Secara lahiriah, pengurbananmu
harus tampak sebagai berikut: diam, tersembunyi, diresapi dengan cinta,
dipenuhi dengan doa. Putri-Ku, Aku minta agar pengurbananmu murni dan penuh
dengan kerendahan hati sehingga Aku dapat menemukan kenikmatan di dalamnya. Aku
tidak akan menahan rahmat-Ku sehingga engkau dapat memenuhi apa yang Kuminta
darimu.”
“Kini, Aku akan mengajar engkau
mengenai apa yang akan menjadi wujud kurbanmu dalam kehidupan sehari-hari,
untuk menjauhkan engkau dari segala macam khayalan. Hendaknya engkau menerima
segala pengurbanan dengan penuh cinta. Jangan berkecil hati kalau hatimu sering
mengalami penolakan dan ketidaksenangan sehubungan dengan pengurbanan itu.
Seluruh kekuatan kurban itu ada pada kehendak; perasaan-perasaan yang menentang
pengurbanan itu akan meningkatkan nilainya di mata-Ku, dan sama sekali tidak
akan merendahkannya. Ketahuilah bahwa tubuh dan jiwamu akan sering berada di
tengah api. Meskipun pada kesempatan-kesempatan tertentu, engkau tidak
merasakan kehadiran-Ku, Aku akan selalu menyertai engkau. Jangan takut;
rahmat-Ku akan menyertaimu....”
(1768) “Putri-Ku, dalam meditasi ini,
renungkanlah cinta akan sesama. Apakah cintamu akan sesama dipandu oleh
cinta-Ku? Apakah engkau mendoakan musuh-musuhmu? Apakah engkau menghendaki yang
baik bagi mereka yang, dengan salah satu cara, telah menyebabkan engkau berduka
atau yang telah melukai hatimu?”
“Ketahuilah, apa pun yang baik yang
engkau lakukan terhadap salah satu jiwa, Aku terima seolah-olah sudah engkau
lakukan terhadap Aku.”
(1770) “Sekarang, engkau akan
merenungkan cinta-Ku dalam Sakramen Mahakudus. Di sini Aku seluruhnya bagimu
dengan jiwa, tubuh, dan ke-Allahan-Ku sebagai Mempelaimu sepenuhnya menjadi
milikmu. Engkau tahu apa yang dituntut oleh cinta: hanya satu hal, yakni balas
cinta....”
(1772) “Putri-Ku, apakah engkau
menghadapi suatu kesulitan dalam retret ini?”
(1773) “Hari ini, untuk bacaan rohanimu,
hendaknya engkau ambil Injil Yohanes, bab dua puluh satu. Biarlah kutipan ini
memberikan lebih banyak makanan kepada hatimu daripada pikiranmu.”
(1774) “Putri-Ku, Aku sangat senang
beristirahat di dalam hatimu. Pada hari Kamis Putih, ketika Aku mewariskan
Sakramen Mahakudus, engkaulah yang Kupikirkan.”
(1775) “Bagimu, Aku adalah Sang
Kerahiman sendiri; oleh karena itu, Aku minta kepadamu untuk mempersembahkan
kepapaanmu dan ketidak-berdayaanmu ini kepada-Ku, dan dengan cara ini, engkau
menggembirakan Hati-Ku.”
(1777) “Putri-Ku, ketahuilah bahwa
Hati-Ku adalah Sang Kerahiman sendiri. Dari lautan kerahiman ini, rahmat
mengalir ke seluruh dunia. Tidak ada satu jiwa pun yang telah menghampiri Aku
pergi tanpa menikmati penghiburan. Segala kepapaanmu telah dibenamkan dalam
lubuk kerahiman-Ku, dan setiap rahmat yang menyelamatkan dan menguduskan
memancar dari mata air ini. Putri-Ku, Aku ingin agar hatimu [menjadi] kediaman
kerahiman-Ku. Aku ingin supaya kerahiman ini mengalir ke seluruh dunia lewat
hatimu. Hendaknya tidak seorang pun yang menghampiri engkau pergi tanpa
kepercayaan akan kerahiman-Ku yang sedemikian Aku inginkan bagi jiwa-jiwa.”
“Berdoalah sebanyak mungkin untuk
orang-orang yang menghadapi ajal. Dengan permohonanmu, perolehlah bagi mereka
pengharapan akan kerahiman-Ku sebab merekalah yang paling membutuhkan
pengharapan, tetapi paling sedikit memilikinya. Yakinlah bahwa rahmat
keselamatan kekal bagi jiwa-jiwa tertentu pada akhir hayat mereka bergantung
pada doamu. Engkau mengetahui seluruh lubuk kerahiman-Ku; maka dari itu,
timbalah kerahiman itu untuk dirimu sendiri dan khususnya untuk orang-orang
berdosa yang malang. Dengan cepat, kerahiman-Ku akan merengkuh jiwa yang
percaya sebelum langit dan bumi terjerumus ke dalam kehampaan.”
(1779) “Putri-Ku, hendaknya ketiga
keutamaan menghiasi dirimu secara istimewa: kerendahan hati, kemurniaan
motivasi, dan cinta. Jangan melakukan apa pun di luar yang Aku minta darimu,
dan terimalah apa pun yang diberikan oleh tangan-Ku kepadamu. Berusahalah sungguh-sungguh
untuk mewujudkan kehidupan penuh konsentrasi sehingga engkau dapat mendengarkan
suara-Ku yang sedemikian lembut sehingga hanya dapat didengar oleh jiwa-jiwa
yang hening....”
(1782) “Kembalilah ke kamarmu karena Aku
menantikan engkau di sana.”
“Putri-Ku, Aku ingin engkau
sekarang menulis sebab jalan-jalan di taman itu tidak selaras dengan
kehendak-Ku.”
“Betapa besarnya keinginan-Ku untuk
menyelamatkan jiwa-jiwa! Juru tulis-Ku yang terkasih, tulislah bahwa aku ingin mencurahkan
kehidupan ilahi-Ku ke dalam jiwa-jiwa manusia dan menguduskan mereka, asal saja
mereka mau menerima rahmat-Ku. Orang-orang yang dosanya paling berat pun akan
mencapai kesucian yang tinggi kalau mereka mau berharap kepada kerahiman-Ku.
Lubuk Hati-Ku yang paling dalam penuh dengan kerahiman yang selalu mengalir,
dan semua itu dicurahkan ke atas semua yang telah Kuciptakan. Kesukaan-Ku
adalah bekerja di dalam jiwa manusia, memenuhinya dengan kerahiman-Ku dan
menyelamatkannya. Kerajaan-Ku di bumi adalah kehidupan-Ku dalam jiwa manusia.
Tulislah, juru tulis-Ku, bahwa Aku sendiri adalah penuntun rohani bagi
jiwa-jiwa - Aku menuntun mereka secara tidak langsung lewat imam, dan setiap
orang Kutuntun kepada kesucian lewat jalan yang hanya Aku sendiri yang tahu.”
(1787) “Apabila engkau sudah ada di
surga, dan melihat kembali hari-hari ini, engkau akan bersukacita dan akan
ingin melihatnya sesering mungkin. Aku tidak heran, Putri-Ku, bahwa sekarang
engkau belum dapat memahaminya sebab hatimu ditenggelamkan oleh rasa sakit dan
kerinduan akan Daku. Berjagamu menyenangkan Hati-Ku. Puaslah dengan
kata-kata-Ku; saatnya tidak akan lama lagi.”
(1797) “Putri-Ku, bantulah Aku
menyelamatkan jiwa-jiwa. Pergilah kepada seorang berdosa yang sedang menghadapi
ajal, dan teruslah mendaras Koronka. Dengan cara ini, engkau akan memperoleh
baginya pengharapan akan kerahiman-Ku karena ia sudah dalam keadaan putus asa.”
(1802) “Putri-Ku, semua dosa yang ingin
engkau akukan itu bukan dosa dalam pandangan-Ku; itulah sebabnya Aku membuat
engkau tidak mampu mengatakannya.”
No comments:
Post a Comment