WAHYU PERIBADI


WAHYU PERIBADI - KERAHIMAN ILAHI
PERKATAAN TUHAN YESUS DALAM DAIRI SANTA FAUSTINA

JILID 1
(09) “Berapa lama Aku harus bersabar menunggumu dan berapa lama engkau akan terus mencobai Aku?”
(10) “Pergilah segera ke Warsawa; di sana engkau akan masuk biara!”
(12) “Pergilah kepada imam itu dan katakan segala sesuatu kepadanya; ia akan memberitahukan kepadamu apa yang harus engkau lakukan kemudian.”
(14) “Aku menerima engkau; engkau ada di dalam Hati-Ku.”
(19) “Engkaulah yang akan menyebabkan rasa sakit-Ku ini kalau engkau meninggalkan biara ini. Ke tempat inilah Aku memanggilmu, bukan ke tempat lain, dan [di sini] Aku telah mempersiapkan banyak rahmat bagimu.”
(20) “Kerahiman-Ku tidak menghendaki hal ini, tetapi keadilan menuntutnya.”
(25) “Aku tahu betapa banyak kamu menderita, tetapi janganlah takut. Aku ikut menanggung penderitaanmu, dan aku akan selalu berbuat demikian.”
(27) “Engkau adalah sukacita-Ku; engkau adalah nikmat hati-Ku.”
(28) “Pergilah kepada Muder Superior dan mintalah kepadanya agar ia mengizinkan engkau mengenakan pakaian yang kasar selama tujuh hari, dan sekali setiap malam engkau boleh bangun dan pergi ke kapel!”
Berapa lama engkau akan menangguhkannya?”
“Aku berada di sini selama percakapanmu dengan Muder Superior dan Aku mengetahui semuanya. Aku tidak menuntut mati raga darimu, tetapi ketaatan. Dengan ketaatan, engkau memberikan kemuliaan yang besar kepada-Ku dan memperoleh pahala bagi dirimu sendiri.”
(29) “Kasih-Ku tidak memperdayakan seorang pun!”
(30) “Siapa Allah seturut hakikat-Nya, tidak seorang pun akan memahami-Nya, baik malaikat maupun manusia.”
“Kenalilah Allah dengan merenungkan sifat-sifat-Nya.”
(31) “Lakukanlah apa pun yang engkau inginkan, dan selaras dengan kehendakmu, bagikanlah rahmat kepada siapa saja yang engkau kehendaki dan kapan saja engkau mau.”
(32) “Pergilah kepada Muder Superior dan mintalah kepadanya untuk mengizinkan engkau setiap hari melakukan adorasi selama sembilan hari. Selama adorasi ini cobalah menyatukan dirimu dalam doa dengan Bunda-Ku. Berdoalah dengan segenap hatimu dalam kesatuan dengan Maria, dan berusahalah juga dalam waktu ini melaksanakan Jalan Salib!”
(36) “Siapa engkau?”
“Engkau bersalah, dan harus mendapat hukuman satu hari dibakar di Purgatorium.”
“Apa yang engkau pilih, menderita sekarang selama satu hari atau menderita sedikit lebih lama di bumi?
“Cukuplah salah satu saja; engkau akan kembali ke bumi, dan di sana engkau akan banyak menderita, tetapi tidak lama; engkau akan melaksanakan kehendak-Ku dan memenuhi keinginan-keinginan-Ku, dan seorang hamba-Ku yang setia akan membantu engkau melaksanakan hal ini. Sekarang sandarkanlah kepalamu pada dada-Ku, pada hati-Ku, dan seraplah darinya kekuatan dan kemampuan untuk menanggung semua penderitaan itu sebab engkau tidak akan menemukan kelegaan, atau pertolongan, atau penghiburan di mana pun. Ketahuilah bahwa engkau harus banyak, banyak menderita, tetapi janganlah membiarkan semua ini menggentarkan engkau. Aku menyertaimu.”
(39) “Putri-Ku, satukanlah dirimu erat-erat dengan-Ku selama kurban misa dan persembahkanlah Darah dan Luka-luka-Ku kepada Bapa sebagai pendamaian atas dosa-dosa kota itu. Ulangilah ini tanpa henti selama misa kudus. Lakukanlah ini selama tujuh hari!”
“Demi engkau, aku memberkati seluruh negeri.”
(40) “Aku memberimu cinta yang kekal sehingga kemurnianmu tidak ternoda dan sebagai tanda bahwa kamu tidak pernah akan takluk kepada godaan-godaan yang melawan kemurnian.”
(42) “Pergilah, tetapi aku mengambil hatimu!”
“Pergilah ke Muder Superior dan katakan kepadanya bahwa engkau kembali, bukan untuk sampai di rumah sebelum gelap, tetapi karena Aku telah mengambil hatimu.”
(43) “Pergilah kepada Muder Superior dan katakan kepadanya bahwa kedua suster itu ada dalam bahaya melakukan dosa besar!”
(44) “Aku akan meninggalkan rumah ini.... sebab di sini ada hal-hal yang tidak menyenangkan hati-Ku.”
“Aku tidak mau tinggal di sini lebih lama lagi!”
(45) “Katakan kepada Muder Jenderal bahwa di rumah ini ... sedang terjadi hal ini dan hal itu ... yang tidak berkenan kepada-Ku dan sangat menggusarkan Hati-Ku!”
(47) “Lukislah sebuah gambar tepat seperti yang engkau lihat ini, dengan tulisan di bawahnya: Yesus, Engkau Andalanku! Aku ingin supaya gambar itu dihormati mula-mula di kapelmu, dan [kemudian] di seluruh dunia.”
(48) “Aku berjanji bahwa jiwa yang menghormati gambar itu tidak akan binasa. Aku menjanjikan juga bahwa sudah sejak di dunia ini ia akan mengalahkan musuh-musuh[nya], khususnya pada saat kematian. Aku sendiri akan membelanya bagaikan kemuliaan-Ku sendiri.”
(49) “Gambar-Ku sudah ada di dalam jiwamu. Aku merindukan adanya Pesta Kerahiman. Aku mengkehendaki agar gambar yang akan engkau lukis dengan kuas itu diberkati secara meriah pada hari Minggu pertama sesudah Paskah; Hari Minggu itu harus menjadi Pesta Kerahiman.”
(50) ”Aku menghendaki agar para imam berkothbah tentang kerahiman-Ku yang besar terhadap jiwa-jiwa orang berdosa. Orang berdosa jangan takut menghampiri Aku. Nyala kerahiman sedang membakar Aku. Aku ingin mencurahkannya atas jiwa-jiwa itu.”
“Ketidakpercayaan di pihak jiwa-jiwa sungguh menyayat-nyayat hati-Ku. Lebih menyakitkan lagi ketidakpercayaan jiwa yang telah Kupilih. Meskipun cinta-Ku kepada mereka tidak terhingga, mereka tetap tidak mempercayai Aku. Bahkan kematian-Ku mereka anggap belum cukup. Celakalah jiwa yang menyalahgunakan [karunia-karunia] ini.”
(51) “Aku akan menjelaskan semua ini kepada Muder Superior lewat rahmat yang akan Kuberikan melalui gambar ini.”
(53) “Inilah bantuan kasat mata bagimu di bumi ini. Ia akan membantu engkau melaksanakan kehendak-Ku di bumi ini.”
(59) “Lakukanlah novena untuk tanah airmu. Novena ini hendaknya terdiri atas pendarasan Litani Orang Kudus. Mintalah izin kepada bapak pengakuanmu!”
(64) “Aku menghendaki engkau tinggal di rumah!”
“Perjalanan ini akan merugikan jiwamu.”
(65) “Mulai hari ini, engkau akan melakukannya dengan mudah; Aku akan menguatkan engkau.”
“Aku mengubah pekerjaan yang sedemikian berat bagimu menjadi buket-buket bunga yang amat indah, dan keharumannya naik ke takhta-Ku.”
(67) “Engkau hidup bukan untuk dirimu sendiri tetapi untuk jiwa-jiwa, dan jiwa-jiwa lain akan mendapat pahala dari penderitaanmu. Penderitaanmu yang berkepanjangan akan memberi mereka terang serta kekuatan untuk menerima kehendak-Ku.”
(71) “Putri-Ku, kepada siapa engkau membawa bunga-bunga itu?”
(75) “Apakah sekarang engkau percaya kepada-Ku?”
(78) “Aku selalu berada di dalam hatimu!”
(83) “Tulislah ini: sebelum Aku datang sebagai Hakim yang adil, Aku akan datang lebih dulu sebagai Raja Kerahiman. Sebelum hari penghakiman tiba, akan diberikan tanda kepada umat manusia di langit sebagai berikut: Semua penerang di langit akan padam, dan akan ada kegelapan yang pekat di seluruh bumi. Kemudian tanda salib akan terlihat di langit, dan dari Luka-luka di mana tangan dan kaki Juru Selamat dipaku [akan] memancar cahaya terang benderang yang akan menyinari bumi selama waktu tertentu. Ini akan terjadi tidak lama sebelum hari terakhir.”
(85) “Tulislah segera apa yang engkau dengar: Aku adalah Tuhan sedari kodrat-Ku dan Aku bebas dari semua perintah atau kebutuhan. Kalau Aku menciptakan makhluk - semuanya muncul dari lubuk kerahiman-Ku.”
(86) “Tulislah bahwa siang dan malam tatapan mata-Ku tertuju kepadanya, dan Aku mengizinkan semua penderitaan ini untuk meningkatkan pahalanya. Bukan buah-buah yang baik yang Kuberi ganjaran, tetapi kesabaran dan ketabahan untuk menderita demi Aku.”
(88) “Aku menghendaki agar ia tetap tinggal di sini dan agar ia tidak mengambil prakarsa untuk membebaskan diri.”
“Aku Raja Kerahiman,”
“Aku ingin bahwa gambar ini dipajang di depan umum pada Minggu pertama sesudah Paskah. Minggu itu adalah Pesta Kerahiman. Lewat Sang Sabda yang menjelma. Aku memperkenalkan lubuk Kerahiman-Ku yang tanpa batas.”
(90) “Aku bertindak demikian terhadap dia untuk memberikan kesaksian bahwa pekerjaan ini adalah pekerjaan-Ku. Katakan kepadanya janganlah ia takut apa pun; siang dan malam tatapan mata-Ku selalu tertuju kepadanya. Akan ada banyak mahkota yang akan ia terima sebab karya ini akan menyelamatkan banyak jiwa. Bukan berhasilnya suatu pekerjaan yang Kuberi ganjaran, tetapi penderitaan yang ditanggung demi pekerjaan itu.”
(103) “Jangan takut, Putri-Ku; Aku menyertaimu.”
(129) “Jangan takut; Aku menyertaimu.”
(133) “Tenanglah, Putri-Ku, persis lewat kepapaan seperti itu Aku ingin menunjukkan kuasa kerahiman-Ku.”
(135) “Sekarang engkau belum memahaminya. Besok, dalam adorasimu, Aku akan membuat engkau mengerti.”
(137) “Engkaulah kesukaan Hati-Ku; mulai hari ini, setiap perbuatanmu, juga yang paling kecil, akan menjadi kesukaan bagi mata-Ku, apa pun yang engkau lakukan.”
(143) “Supaya engkau tenang bahwa Akulah yang meminta semua hal ini darimu, Aku akan memberimu damai yang sedemikian teduh sehingga bahkan kalaupun hari ini engkau ingin merasa gelisah dan takut, engkau tidak kuasa untuk berbuat demikian; cinta akan membanjiri jiwamu sampai engkau lupa akan dirimu sendiri.”
(145) “...setiap pembangkangan terhadap bapak pengakuan merupakan pembangkangan terhadap Aku sendiri.”
“Kuatkanlah dirimu untuk menghadapi pertempuran
“Aku akan menjawabmu lewat mulutnya. Tenanglah!”
(149) “Renungkanlah penderitaan-penderitaan-Ku di hadapan Pilatus!”
(151) “Putri-Ku, jangan takut akan penderitaan; Aku menyertaimu.”
(152) “Putri-Ku, penderitaanmu tidak akan berlangsung lebih lama lagi.”
(154) “Ketahuilah bahwa kalau engkau mengabaikan masalah pelukisan gambar itu dan seluruh karya kerahiman, engkau harus mempertanggungjawabkan keselamatan sejumlah besar jiwa pada hari penghakiman.”
(156) “Putri-Ku, jangan sampai engkau tidak menyambut komuni kudus kecuali kalau engkau tahu bahwa dosamu memang berat; lepas dari ini, jangan sampai keragu-raguan apa pun menghalangimu untuk menyatukan dirimu dengan-Ku dalam misteri cinta-Ku. Kesalahan-kesalahanmu yang ringan akan terhapus dalam cinta-Ku seperti sebatang jerami dilemparkan ke dalam perapian yang berkobar-kobar. Ketahuilah bahwa engkau sangat mendukakan Hati-Ku kalau engkau tidak menyambut Aku dalam komuni kudus.”
(157) “Putri-Ku, renungkanlah kata-kata ini: Ketika menghadapi sakratulmaut, semakin sungguh-sungguh Ia berdoa!”
(158) “Semuanya ini Kuciptakan bagimu, Mempelai-Ku; dan ketahuilah bahwa segala keindahan ini sama sekali tidak ada artinya dibandingkan dengan apa yang telah Kusiapkan bagimu di alam abadi.”
(160) “Aku ingin beristirahat di dalam tanganmu, bukan hanya di dalam hatimu.”
(164) “Anak-Ku, engkau adalah kesukaan-Ku, engkau adalah penghibur Hati-Ku. Aku memberikan kepadamu rahmat sebanyak yang dapat engkau rengkuh. Kalau engkau ingin membuat-Ku bahagia, sering berbicaralah kepada dunia mengenai kerahiman-Ku yang besar dan tak terselami.”
(165) “Pada saat ini juga para superior sedang memutuskan para suster yang akan mengikrarkan kaul kekal. Tidak semua akan mendapat rahmat ini, tetapi ini karena kesalahan mereka sendiri. Orang yang tidak mau mempergunakan rahmat-rahmat yang kecil tidak akan diberi rahmat yang besar. Tetapi, kepadamu, Anak-Ku, rahmat itu diberikan.”
(167) “Putri-Ku, Aku ingin agar hatimu dibentuk mengikuti model Hati-Ku yang rahim. Engkau harus sepenuhnya dipenuhi dengan kerahiman-Ku.”
“Putri-Ku, Aku sedang mempersiapkan banyak rahmat bagimu, yang engkau akan terima selama retret yang akan engkau mulai besok pagi.”
“Bersiaplah untuk retret itu sebab engkau akan memulai retret itu besok. Dan mengenai keberangkatanmu, Aku akan mengaturnya dengan para superior!”
(169) “Engkau harus bersikap sangat tenang dalam persekutuanmu dengan Aku. Aku akan menghapus segala keragu-raguan yang ada dalam kaitan dengan hal ini. Aku tahu bahwa engkau sekarang merasa damai karena Aku sedang berkata-kata kepadamu, tetapi pada saat Aku berhenti berbicara, engkau akan mulai menghadapi keragu-raguan. Tetapi Aku ingin engkau tahu bahwa Aku akan menguatkan jiwamu sedemikian rupa sehingga bahkan kalau engkau mau membuat dirimu cemas, engkau tidak akan mampu melakukannya. Dan sebagai bukti bahwa Akulah yang sedang berbicara denganmu, pada hari kedua retret ini engkau akan pergi mengaku dosa kepada imam yang sedang memimpin retret ini; engkau harus pergi kepadanya begitu ia menyelesaikan konferensinya dan paparkanlah kepadanya segala keragu-raguanmu mengenai Aku. Aku akan menjawab engkau lewat bibirnya, dan kemudian ketakutanmu akan sirna. Selama retret ini, penuhilah silentium dengan ketat seolah-olah tidak ada sesuatu di sekitarmu. Engkau hanya akan berbicara dengan Aku dan dengan bapak pengakuanmu; kepada para superiormu, engkau hanya akan minta penitensi.”
(177) “Putri-Ku, pandanglah Hati-Ku yang maharahim.”
“Putri-Ku, berbicaralah dengan imam mengenai kerahiman-Ku yang tak terselami. Api kerahiman membakar Aku; Aku ingin terus mencurahkannya ke atas jiwa-jiwa; tetapi jiwa-jiwa tidak mau percaya kepada kebaikan-Ku.”
(183) “Aku ingin agar engkau menemani Aku apabila Aku pergi mengunjungi orang sakit.”
(184) “Benar, dan Aku menyertai engkau sebagai seorang anak untuk mengajarkan kepadamu kerendahan hati dan kesederhanaan.”
(186) “Aku ingin agar dengan lebih mendalam engkau mengenal cinta yang berkobar-kobar dalam Hati-Ku bagi jiwa-jiwa, dan engkau akan memahami hal ini apabila engkau merenungkan Sengsara-Ku. Serukanlah kerahiman-Ku bagi orang-orang berdosa; Aku merindukan keselamatan mereka. Apabila, dengan hati yang remuk redam dan dengan iman yang kuat, engkau mendaras doa ini atas nama seorang berdosa, Aku akan memberikan rahmat pertobatan kepadanya.”
(187) ”Inilah doanya: O Darah dan Air yang memancar dari Hati Yesus sebagai sumber kerahiman, Engkau andalanku.”
(191) “Pergilah kepada Muder Jenderal dan katakan kepadanya bahwa hal yang terjadi dalam komunitas ini dan komunitas itu tidak berkenan di hati-Ku.”
(198) “Putri-Ku, kepercayaan dan cintamu menghambat keadilan-Ku; Aku tak dapat menjatuhkan hukuman karena engkau menghalangi Aku berbuat demikian.”
(205) “Damai sertamu, anak-anak-Ku.”
“Engkau telah ambil bagian begitu besar dalam Sengsara-Ku; oleh karena itu, sekarang Aku memberimu bagian yang besar dalam sukacita dan kemuliaan-Ku.”
(206) “Putri-Ku, pandanglah lubuk kerahiman-Ku dan pujilah serta muliakanlah kerahiman-Ku ini. Lakukanlah begini: Himpunlah semua orang berdosa dari seluruh dunia dan benamkanlah mereka di dalam lubuk kerahiman-Ku. Aku akan memberikan diri-Ku sendiri kepada jiwa-jiwa itu; Aku mendambakan jiwa-jiwa itu, hai Putri-Ku. Pada hari pesta-Ku, Pesta Kerahiman, engkau harus menjelajah seluruh dunia dan membawa jiwa-jiwa yang layu ke mata air kerahiman-Ku. Aku akan menyembuhkan dan menguatkan mereka.”
(213) “Aku akan memberi kepadamu pertolongan dalam retret menjelang kaul.”
(215) “Putri-Ku, tenangkanlah hatimu; Aku akan menanggung sendiri semua masalah ini. Aku akan mengatur segala sesuatu dengan para superior dan dengan bapak pengakuan. Berbicaralah dengan Pastor Andrasz dengan kesedehanaan dan kepercayaan yang sama yang engkau katakan kepada-Ku.”
(219) “Putri-Ku, jangan biarkan ada suatu pun yang menakutkan atau membingungkan engkau. Tinggallah sungguh-sungguh dalam damai. Segala sesuatu berada di dalam tangan-Ku. Aku akan membantu engkau memahami segala sesuatu lewat Pastor Andrasz. Bersikaplah seperti seorang anak di hadapannya.”
(229) “Selama retret ini, Aku sendiri akan membimbing jiwamu, Aku ingin meneguhkan engkau dalam damai dan cinta.”
“Putri-Ku, bayangkan bahwa engkau adalah penguasa seluruh dunia dan memiliki kekuatan untuk mengatur segala sesuatu sekehendakmu. Engkau memiliki kuasa untuk melakukan segala sesuatu yang baik yang engkau inginkan, dan tiba-tiba seorang anak kecil mengetuk pintu kamarmu, begitu gemetar dan bercucuran air mata dan karena percaya akan kebaikanmu, ia minta sepotong roti supaya ia tidak mati kelaparan. Apa yang engkau lakukan untuk anak itu? Jawablah Aku, Putri-Ku!”
“Begitulah Aku memperlakukan jiwamu. Dalam retret ini, Aku memberikan kepadamu bukannya damai, tetapi juga keterbukaan hati yang sedemikian rupa yang kalaupun engkau ingin mengalami suatu ketidaknyamanan, engkau tidak dapat melakukannya. Cinta-Ku telah menguasai jiwamu, dan Aku ingin engkau diteguhkan di dalamnya. Dekatkanlah telingamu kepada Hati-Ku, lupakan segala sesuatu yang lain, dan renungkanlah kerahiman-Ku yang menakjubkan. Cinta-Ku akan memberimu kekuatan dan keberanian yang engkau butuhkan dalam menghadapi masalah-masalah ini.”
(232) “Putri-Ku, katakan kepadanya segala sesuatu dan singkapkan jiwamu kepadanya seperti yang engkau lakukan kepada-Ku sebelum ini. Jangan takut akan suatu pun. Hanya untuk menjaga engkau dalam damai, Aku menempatkan imam ini di antara jiwamu dan Aku sendiri. Kata-kata yang akan ia ucapkan kepadamu adalah kata-kata-Ku. Ungkapkan kepadanya rahasia-rahasia jiwamu yang terdalam. Aku akan memberi dia terang untuk mengenal jiwamu.”
(238) “Putri-Ku, hatimu adalah surga bagi-Ku.”
(239) “Mempelai-Ku, hati kita berpadu untuk selama-lamanya. Ingatlah kepada Siapa engkau mengikrarkan kaul...”
(252) “Pandanglah Dia yang sudah menjadi Mempelaimu.”
“Mengapa?”
(258) “Jangan takut; Aku tidak akan meninggalkan engkau sendirian.”
“Ia akan menolong engkau melaksanakan kehendak-Ku di bumi ini.”
(259) “Jangan menangis; Aku selalu menyertaimu.”
(263) “Inilah hamba-Ku yang setia; ia akan menolong engkau melaksanakan kehendak-Ku di bumi ini.”
(268) “Mempelai perempuan harus menyerupai Mempelai laki-laki.”
“Perhatikan apa yang sudah dilakukan jiwa-jiwa manusia terhadap-Ku, hai Putri-Ku. Dalam hatimu, Aku menemukan segala sesuatu yang tidak Kutemukan dalam sejumlah besar jiwa yang menolak Aku. Hatimu adalah tempat istirahat-Ku. Aku sering menahan rahmat-rahmat yang besar sampai ke akhir doa.”
(269) “Aku telah memperkenalkan dia kepadamu bahkan sebelum para superiormu mengirim engkau ke sini. Sebagaimana engkau akan bersikap terhadap bapak pengakuanmu, demikian Aku akan bersikap terhadapmu. Kalau engkau menyembunyikan sesuatu dari dia, meskipun itu yang terkecil dari rahmat-rahmat-Ku, Aku juga akan menyembunyikan diri-Ku darimu, dan engkau akan tetap sendirian.”
(279) “Anak-Ku, Hati-Ku paling senang kalau engkau mau menderita. Baik dalam penderitaan fisik maupun penderitaan batinmu, Putri-Ku, jangan mencari simpati dari makhluk. Aku menghendaki aroma penderitaanmu murni dan tak tercemar. Aku menghendaki engkau melepaskan dirimu, tidak hanya dari ciptaan-ciptaan, tetapi juga dari dirimu sendiri. Putri-Ku, Aku ingin merasakan sukacita dalam cinta hatimu, suatu cinta yang murni, perawan, tak bercela, tak bernoda. Semakin engkau mencintai penderitaan, Putri-Ku, akan semakin murni cintamu kepada-Ku.”
(280) “Hari ini, mata-Ku menatap rumah ini dengan senang.”
(282) “Hati-Ku terharu oleh kerahiman yang besar terhadapmu, anak-Ku yang tercinta, ketika Aku menyaksikan engkau tercabik-cabik karena rasa sakit yang engkau derita sambil menyesali dosa-dosamu. Aku menyaksikan cintamu, sedemikian murni dan tulus sehingga Aku memberimu tempat pertama di antara para perawan. Engkau adalah kehormatan dan kemuliaan untuk Sengsara-Ku. Aku melihat setiap sudut jiwamu, dan tidak ada suatu pun yang lolos dari perhatian-Ku. Aku mengangkat orang yang rendah hati bahkan sampai ke takhta-Ku sendiri sebab Aku menghendakinya demikian.”
(285) “Ambillah sibori ini dan bawalah ke tabernakel.”
“Dekatilah setiap suster dengan cinta yang sama seperti engkau mendekati Aku; dan apa pun juga yang engkau lakukan untuk mereka, engkau melakukannya untuk Aku.”
(286) “Engkau melihat, Putri-Ku, betapa besarnya belas kasihan-Ku bagi mereka. Ketahuilah bahwa merekalah yang menopang dunia ini.”
(287) “Anak-Ku, apakah engkau juga akan bersikap seperti itu?”
(288) “Tetapi cinta mereka sangat rapuh, dan karena itu Aku mempercayakan mereka ke dalam perhatian khususmu - berdoalah bagi mereka.”
(290) “Anak-Ku, janganlah takut akan rumah Bapamu. Serahkanlah penyelidikan yang sia-sia ini kepada orang-orang bijak dari dunia ini. Aku ingin melihat engkau selalu sebagai seorang anak kecil. Bertanyalah kepada bapak pengakuanmu tentang segala sesuatu dengan kesederhanaan, dan Aku akan menjawabmu lewat bibirnya.”
(294) “Bersikaplah seperti seorang pengemis yang ketika menerima lebih banyak derma [daripada yang ia minta], tidak berkeberatan, tetapi berterima kasih dengan lebih berapi-api. Engkau pun tidak usah berkeberatan dan berkata bahwa engkau tidak pantas menerima rahmat lebih besar ketika Aku memberikannya kepadamu. Aku tahu Engkau tidak pantas, tetapi bersukacitalah selalu dan ambillah harta dari Hati-Ku sebanyak yang dapat engkau bawa karena kemudian engkau akan lebih menyenangkan Hati-Ku. Dan Aku akan menyampaikan kepadamu satu hal lagi: Ambillah rahmat-rahmat ini bukan hanya untuk dirimu sendiri, tetapi juga untuk orang-orang lain; yakni, doronglah jiwa-jiwa yang berhubungan denganmu untuk mengandalkan kerahiman-Ku yang tak terbatas. Oh, betapa Aku mencintai jiwa-jiwa yang mengandalkan Aku sepenuhnya. Aku melakukan segala sesuatu bagi mereka.”
(295) “Anak-Ku, bagaimana retretmu berlangsung?”
“Memang, Aku tahu, tetapi Aku ingin mendengarnya dari bibirmu sendiri dan dari batinmu.”
“Ya, Aku akan selalu menyertai engkau, kalau engkau selalu bersikap sebagai seorang anak kecil dan tidak takut akan suatu pun. Sebagaimana Aku menjadi awal bagimu di sini, demikian juga Aku akan menjadi tujuan akhirmu. Jangan mengandalkan ciptaan-ciptaan, bahkan dalam hal-hal yang paling kecil sebab hal ini tidak berkenan di Hati-Ku. Aku ingin sendirian di dalam jiwamu. Aku akan memberikan terang dan kekuatan kepada jiwamu, dan engkau akan belajar dari wakil-Ku bahwa Aku ada di dalam dirimu, dan kebimbanganmu akan lenyap seperti kabut diterpa sinar mentari.”
(299) “Kedua sinar itu melambangkan darah dan air. Sinar pucat melambangkan air yang menguduskan jiwa-jiwa. Sinar merah melambangkan darah yang memberikan kehidupan kepada jiwa-jiwa.”
“Kedua sinar itu memancar dari lubuk kerahiman-Ku ketika Hati-Ku yang berada dalam sakratulmaut di salib dibuka dengan tombak. Sinar-sinar itu melindungi jiwa-jiwa terhadap murka Bapa-Ku.”
“Berbahagialah orang yang bernaung dalam kedua sinar ini karena tangan Allah yang adil tidak akan menyentuhnya! Aku ingin supaya hari Minggu pertama sesudah Paskah menjadi Pesta Kerahiman.”
(300) “Mintalah kepada abdi-Ku yang setia supaya pada hari ini, ia memaklumkan kerahiman-Ku yang besar ke seluruh dunia. Barangsiapa, pada hari ini, menghampiri Sumber Kehidupan ini, ia akan menerima pengampunan penuh atas dosa-dosanya dan dibebaskan dari hukuman.”
            “Umat manusia tidak akan menikmati damai sebelum berpaling dengan penuh kepercayaan kepada kerahiman-Ku.”
            “O, betapa Hati-Ku terluka karena adanya jiwa yang tidak percaya. Jiwa seperti itu mengakui bahwa Aku ini kudus dan adil, tetapi tidak percaya bahwa Aku adalah Sang Kerahiman. Ia tidak percaya akan kebaikan-Ku. Roh-roh jahat pun memuji keadilan-Ku tetapi tidak percaya akan kebaikan-Ku.”
“Hati-Ku bersukacita karena dijuluki Sang Kerahiman.”
(301) “Maklumkanlah bahwa kerahiman adalah sifat Allah yang paling tinggi. Kerahimanlah mahkota segala karya tangan-Ku.”
(308) “Aku ingin agar engkau mempersembahkan dirimu bagi orang-orang berdosa, khususnya bagi jiwa-jiwa yang telah kehilangan harapan akan kerahiman Allah.”
(310) “Aku memberi engkau bagian dalam penebusan umat manusia. Engkaulah kesejukan di saat Aku menghadapi ajal.”
(313) “Bukan dalam indahnya warna, bukan pula dalam bagusnya kuas terletak kebesaran gambar ini, tetapi dalam rahmat-Ku.”
(320) “Doa yang dipanjat oleh jiwa yang rendah hati dan penuh kasih meredakan murka Bapa-Ku dan menurunkan hujan berkat.”
(324) “Kehendak-Ku belum sepenuhnya digenapi dalam dirimu; engkau masih akan tinggal di bumi, tetapi tidak lama. Aku sangat senang dengan kepercayaanmu, tetapi cintamu hendaknya lebih berkobar. Cinta yang murni memberikan kekuatan kepada jiwa pada saat ia menghadapi ajal. Ketika Aku menghadapi ajal di salib, Aku sama sekali tidak memikirkan diri-Ku sendiri, tetapi memikirkan para pendosa yang malang, dan Aku berdoa bagi mereka kepada Bapa-Ku. Aku menghendaki saat-saat terakhirmu menjadi sepenuhnya mirip dengan saat-saat terakhir-Ku di salib. Hanya ada satu cara menebus jiwa-jiwa, yaitu penderitaan yang disatukan dengan penderitaan-Ku di salib. Cinta yang murni memahami kata-kata ini; cinta daging tidak pernah akan memahaminya.”
(326) “Tatapan mata-Ku dari gambar ini sama dengan tatapan mata-Ku dari salib.”
(327) “Yesus, Engkau Andalanku” [Jezu, Ufam Tobie].
“Aku memberikan tanda kepada umat manusia sebuah wadah yang harus mereka bawa ketika mereka datang memohon rahmat ke sumber kerahiman. Wadah itu adalah gambar ini dengan tulisan - Yesus, Engkau Andalanku.”
(329) “yang adalah kehendak-Ku,”
(331) “Renungkanlah Nabi Yunus dan perutusannya!”
“Apabila imam bertindak sebagai wakil-Ku, ia tidak bertindak dari dirinya sendiri, tetapi Aku yang bertindak lewat dia. Harapannya adalah harapan-Ku.”
(332) “Renungkanlah misteri Inkarnasi.”
“Meskipun keagungan-Ku melampaui segala pengertian, aku menyatukan diri-Ku hanya dengan mereka yang kecil. Aku menuntut darimu semangat seorang anak.”
(339) “Putri-Ku, hatimu adalah tempat istirahat-Ku; hatimu adalah kesukaan-Ku. Di dalamnya, Aku mendapati segala sesuatu yang ditolak oleh begitu banyak jiwa. Katakan ini kepada wakil-Ku.”
(341) “Tetapi, siapa yang tahu itu? Tidak seorang pun! Bahkan mereka yang seharusnya memaklumkan kerahiman-Ku dan mengajar umat mengenai kerahiman-Ku sering kali tidak mengetahui hal ini. Itulah sebab Aku menghendaki gambar itu diberkati secara meriah pada Hari Minggu pertama sesudah Paskah, dan Aku menghendaki gambar itu dihormati secara publik supaya setiap jiwa dapat mengenalnya.”
“Lakukanlah novena untuk ujud-ujud Bapa Suci. Novena ini hendaknya mencakup tiga puluh tiga doa; yakni pengulangan sebanyak itu doa singkat kepada Kerahiman Ilahi - yang telah Kuajarkan kepadamu.”
(346) “Engkau adalah tempat kediaman-Ku yang menyenangkan; Roh-Ku beristirahat dalam diri-Mu.”
“Malam ini, dalam misa kudus, Aku akan membagikan kepadamu rahasia kebahagiaan-Ku.”
(348) “Aku sudah menunggu untuk berbagi penderitaan-Ku denganmu karena tidak seorang pun dapat memahami penderitaan-Ku lebih baik daripada mempelai-Ku.”
(352) “Aku menghendaki agar pada saat sekarang ini kalian semua memiliki iman yang lebih besar. Betapa besarnya sukacita-Ku atas kesetiaan mempelai-Ku dalam hal-hal yang paling kecil.”
(354) “Aku menghendaki dia supaya lebih taat!”
(359) “Segala sesuatu yang engkau katakan mengenai kebaikan-Ku adalah benar; bahasa tidak memiliki ungkapan yang memadai untuk memuji kebaikan-Ku.”
(362) “Aku sendirilah pembimbing rohanimu; dulu, sekarang, dan kelak Aku tetap pembimbing rohanimu. Dan karena engkau meminta pertolongan yang kelihatan, Aku memilih dan memberimu seorang pembimbing rohani bahkan sebelum engkau memintanya karena karya-Ku menuntutnya. Ketahuilah bahwa kesalahan-kesalahan yang engkau lakukan terhadapnya melukai Hati-Ku. Secara khusus, waspadalah terhadap keinginan pribadimu; bahkan hal yang paling kecil pun hendaknya diberi meterai ketaatan.”
(365) “Aku telah memberikan rahmat yang engkau minta atas nama jiwa itu, bukan karena mati raga yang engkau pilih sendiri. Tetapi karena ketaatan penuhmu kepada wakil-Kulah Aku memberikan rahmat ini kepada jiwa yang engkau doakan dan engkau mohonkan kerahiman. Ketahuilah bahwa ketika engkau mematikan kehendakmu sendiri, kehendak-Ku meraja di dalam dirimu.”
(367) “Hati-Ku meluap-luap mengalirkan kerahiman yang melimpah kepada jiwa-jiwa, teristimewa kepada jiwa orang-orang berdosa yang malang. Kalau saja mereka memahami bahwa Aku adalah Bapa yang paling baik bagi mereka, dan bahwa bagi merekalah Darah serta Air mengalir dari Hati-Ku seperti dari mata air jernih yang meluapkan kerahiman! Bagi mereka, Aku tinggal di dalam tabernakel sebagai Raja Kerahiman. Aku ingin melimpahkan rahmat-Ku kepada jiwa-jiwa, tetapi mereka tidak mau menerimanya. Sekurang-kurangnya engkau, datanglah kepada-Ku sesering mungkin, dan ambillah rahmat-rahmat yang mereka tolak itu. Dengan cara ini, engkau akan menghibur Hati-Ku. Oh, betapa acuh tak acuh jiwa-jiwa itu kepada kebaikan-Ku yang sedemikian besar, kepada begitu banyak bukti cinta-Ku! Yang diminum Hati-Ku hanyalah sikap tidak tahu terima kasih dan sikap tidak mau tahu dari jiwa-jiwa yang hidup di dunia. Mereka memiliki waktu untuk datang kepada-Ku guna mengambil rahmat.”
            “Maka aku berpaling kepadamu! Hai kamu - jiwa-jiwa pilihan - apakah kamu juga akan gagal memahami kasih Hati-Ku? Di sini pun Hati-Ku telah dikecewakan; aku tidak menemukan orang yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada kasih-Ku. Begitu banyak syarat, begitu banyak ketidakpercayaan, begitu banyak kekhawatiran. Untuk menghiburmu, biarlah Aku katakan kepadamu bahwa ada jiwa-jiwa yang hidup di dunia ini yang mengasihi Aku dengan mesra. Aku bersemayam dalam hati mereka dengan penuh sukacita. Tetapi, jumlah mereka tidak banyak. Di biara-biara pun, ada jiwa-jiwa yang memenuhi Hati-Ku dengan sukacita. Mereka mengemban ciri-ciri-Ku; oleh karena itu, Bapa surgawi memandang mereka dengan kepuasan yang istimewa. Mereka akan dikagumi oleh malaikat dan manusia. Jumlah mereka sangat sedikit. Bagi dunia, mereka adalah suatu pembelaan di hadapan keadilan Bapa surgawi dan sarana untuk memperoleh kerahiman bagi dunia. Kasih dan pengurbanan jiwa-jiwa ini menopang keberadaan dunia. Ketidaksetiaan suatu jiwa yang Kupilih secara khusus melukai Hati-Ku dengan paling menyakitkan. Ketidaksetiaan seperti itu adalah pedang yang menembus Hati-Ku.”
(369) “Lebih besar pahalanya satu jam merenungkan sengsara-Ku yang memilukan daripada satu tahun mendera diri sampai mengeluarkan darah; kontemplasi pada luka-luka-Ku yang pedih membawa manfaat yang besar bagimu, dan mendatangkan sukacita yang besar kepada-Ku. Aku heran bahwa engkau masih belum sepenuhnya menyangkal kehendakmu sendiri, tetapi Aku amat sangat bersukacita bahwa perubahan ini akan terjadi selama retret.”
(372) “Aku menyertaimu. Selama retret ini, Aku akan menguatkan engkau dalam damai dan dalam keberanian sehingga kekuatanmu tidak akan gagal melaksanakan rencana-rencana-Ku. Oleh karena itu, dalam retret ini, engkau akan membatalkan sama sekali seluruh kehendakmu dan, sebaliknya, seluruh kehendak-Ku akan terlaksana dalam dirimu. Ketahuilah bahwa dalam hal ini engkau harus menanggung banyak pengurbanan; maka tuliskanlah kata-kata ini pada selembar kertas kosong, ‘Mulai hari ini, aku melaksanakan kehendak Allah di mana saja, kapan saja, dan dalam apa saja.’ Janganlah takut akan suatu pun; kasih akan memberimu kekuatan dan membuat pelaksanaan kehendak-Ku itu menjadi mudah.”
(374) “Mulai hari ini, jangan takut akan penghakiman Allah sebab engkau tidak akan dihakimi.”
(378) “... yang akan memaklumkan kerahiman-Ku yang besar. Pada saat mereka menghadapi ajal, Aku sendiri akan melindungi mereka sebagai kemuliaan-Ku sendiri. Dan kalaupun dosa-dosa suatu jiwa tampak hitam seperti malam kelam, apabila pendosa itu berpaling kepada kerahiman-Ku, ia akan mempersembahkan pujian yang paling besar kepada-Ku, dan ia merupakan mahkota kemuliaan untuk sengsara-Ku. Apabila suatu jiwa memuji kebaikan-Ku, setan akan gemetar di hadapannya dan melarikan diri ke dasar neraka yang paling dalam.”
(379) “Jiwa-jiwa yang meminta pertolongan kepada kerahiman-Ku, dan yang memuliakan serta memaklumkan kerahiman-Ku yang besar, pada saat kematiannya mereka akan Kuperlakukan sesuai dengan kerahiman-Ku yang tak terbatas.”
            “Hati-Ku sangat sedih,” kata Yesus, “karena bahkan jiwa-jiwa yang terpilih tidak memahami begitu besarnya kerahiman-Ku. Hubungan mereka [dengan-Ku], dalam kadar tertentu, penuh dengan keragu-raguan. Oh, betapa sikap mereka itu menyayat Hati-Ku! Ingatlah akan sengsara-Ku, dan kalau engkau tidak percaya akan kata-kata-Ku, sekurang-kurangnya percayalah akan luka-luka-Ku.”
(381) “Dalam renungan ini, secara khusus imam ini sedang berbicara untukmu. Ketahuilah bahwa bibirnya sedang Aku pinjam.”
“... Sungguh, apabila engkau taat, Aku mengambil kelemahanmu dan menggantinya dengan kekuatan-Ku. Aku sangat heran bahwa jiwa-jiwa tidak mau melakukan pertukaran itu dengan-Ku.”
(383) “Putri-Ku, karena kasihmu yang tulus dan murah hati, Aku memberi mereka banyak rahmat meskipun mereka sendiri tidak memintanya dari Aku. Tetapi, Aku berbuat begitu karena janji yang sudah Kusampaikan kepadamu.”
(393) “Engkau adalah anggur manis dalam suatu tandan pilihan; Aku ingin agar orang-orang lain ikut menikmati air anggur yang mengalir di dalam dirimu.”
(394) “Masukkan kembali pedang itu ke dalam sarungnya; pengurbanan lebih berat daripada pedang itu.”
(400) “Putri pilihan-Ku, Aku akan memberikan kepadamu rahmat yang bahkan lebih besar agar sepanjang kekekalan engkau menjadi saksi kerahiman-Ku yang tak terbatas.”
(404) “Aku sangat senang bahwa engkau tidak berbicara dengan-Ku, tetapi membuat kebaikan-Ku dikenal oleh jiwa-jiwa dan engkau telah menyadarkan mereka untuk mengasihi Aku.”
(412) “Engkau berpadu dengan Aku; jangan takut akan apa pun. Tetapi, ketahuilah, anak-Ku, setan membencimu; ia membenci setiap jiwa, tetapi ia dibakar oleh suatu kebencian istimewa terhadapmu sebab engkau telah merenggut begitu banyak jiwa dari kekuasaannya.”
(413) “Mulai hari ini sampai [hari raya] Kebangkitan, engkau tidak akan merasakan kehadiran-Ku, tetapi jiwamu akan dipenuhi dengan suatu kerinduan yang amat besar.”
(414) “Aku ingin agar gambar-Ku dihormati secara publik.”
(415) “Biarlah hatimu dipenuhi dengan sukacita!”
(417) “Engkau adalah saksi kerahiman-Ku. Untuk selama-lamanya, engkau akan berdiri di hadapan takhta-Ku sebagai saksi hidup atas kerahiman-Ku.”
(420) “Pesta ini muncul dari lubuk kerahiman-Ku sendiri, dan dikukuhkan dalam lubuk kerahiman-Ku yang besar. Setiap jiwa yang percaya dan berharap pada kerahiman-Ku akan menerimanya.”
(424) “Pandanglah ke langit!”
“Apakah engkau melihat bulan dan bintang-bintang itu?”
“Bintang-bintang itu adalah jiwa orang-orang kristiani yang setia, dan bulan adalah jiwa biarawan-biarawati. Apakah engkau memperhatikan betapa besarnya perbedaan antara sinar bulan dan sinar bintang-bintang itu? Begitulah besarnya di surga perbedaan antara jiwa seorang biarawan/wati dan jiwa orang beriman kristiani.”
“Keagungan sejati ada dalam kasih akan Allah dan dalam kerendahan hati.”
(427) “Keagungan sejati ada dalam kasih akan Allah dan dalam kerendahan hati.”
“Aku tahu; Aku mengetahui segala sesuatu.”
(429) “Engkau akan menyiapkan dunia untuk kedatangan-Ku yang terakhir.”
“Engkau bermaksud meninggalkan kapel, tetapi tidak akan mampu meninggalkan Aku karena Aku ada di mana-mana. Dari dirimu sendiri engkau tidak dapat berbuat apa-apa, tetapi bersama-Ku engkau dapat mengerjakan segala sesuatu.”
(431) “Putri-Ku, jangan takut akan sesuatu pun; Aku selalu menyertaimu. Semua musuhmu akan menyakiti engkau hanya sebatas yang Aku izinkan untuk mereka lakukan. Engkau adalah tempat kediaman-Ku dan tempat istirahat lestari-Ku. Demi engkau, Aku akan menghentikan tangan yang siap menghukum; demi engkau Aku memberkati bumi.”
(435) “Bersama dengan teman-temanmu, engkau harus memohon kerahiman bagi dirimu sendiri dan bagi dunia.”
“Jangan takut; Aku sendiri akan menggenapi segala sesuatu yang kurang di dalam dirimu.”
(437) “Aku ingin ada suatu Kongregasi seperti itu.”
(438) “Dirikanlah suatu Kongregasi seperti itu secepat mungkin, dan engkau akan hidup di dalamnya bersama beberapa temanmu. Roh-Ku akan menjadi patokan hidupmu. Hidupmu harus dibentuk seturut hidup-Ku, mulai dari palungan sampai ke kematian-Ku di salib. Resapilah misteri-misteri-Ku dan engkau akan mengetahui lubuk kerahiman-Ku terhadap semua ciptaan dan kebaikan-Ku yang tak terselami - dan ini akan engkau perkenalkan kepada dunia. Lewat doa-doamu, engkau akan menjadi pengantara antara surga dan bumi.”
(439) Kami memberikan kepadamu berkat Kami,”
(441) “Sinar kerahiman ini akan tersalur lewat engkau, sama seperti mereka tersalur lewat Hosti ini, dan sinar itu akan memancar ke seluruh dunia.”
(442) “Di dalam Hati-Ku.”
(443) “Aku ingin agar engkau hidup menurut kehendak-Ku dalam lubuk jiwamu yang paling rahasia.”
(445) “Aku menderita siksaan yang bahkan lebih pedih daripada yang engkau saksikan.”
“Pandanglah dan lihatlah bangsa manusia dalam keadaannya yang sekarang.”
“Engkau lihat, inilah siksaan yang lebih berat daripada kematian-Ku.”
“Aku melihat penderitaan hatimu yang tulus, yang membawa penghiburan besar kepada Hati-Ku. Lihatlah dan nikmatilah penghiburan.”
(446) “Apakah engkau melihat jiwa-jiwa ini? Mereka yang menanggung penderitaan dan penghinaan seperti Aku juga akan mulia seperti Aku. Dan mereka yang menanggung penderitaan dan penghinaan seperti Aku tetapi kurang disakiti dan kurang dihina juga menyandang kemuliaan, tetapi sedikit lebih rendah daripada kemuliaan Allah.”
“Dalam meditasimu besok pagi, engkau hendaknya merenungkan apa yang engkau lihat hari ini.”
(451) “Engkau adalah tempat kediaman Kami.”
(453) “Mengapa engkau ketakutan dan mengapa engkau gemetar ketika bersatu dengan Aku? Aku tidak senang kalau suatu jiwa dikuasai oleh ketakutan yang sia-sia. Siapa yang akan berani menyentuh engkau kalau engkau bersama Aku? Yang paling menyenangkan Hati-Ku adalah jiwa yang dengan teguh percaya akan kebaikan-Ku dan sepenuhnya mengandalkan Aku. Aku menumpahkan kepercayaan-Ku padanya dan memberikan kepadanya semua yang ia minta.”
(454) “Putri-Ku, ambillah rahmat yang ditolak oleh orang-orang lain; ambillah sebanyak yang dapat engkau bawa.”
(456) “Dalam retret ini, Aku akan berbicara kepadamu lewat mulut imam ini untuk menguatkan dan meyakinkan engkau tentang kebenaran dari kata-kata yang Kusampaikan kepadamu di dalam lubuk jiwamu. Meskipun retret ini untuk semua suster, Aku memperhatikan engkau secara khusus di dalam ingatan-Ku sebab Aku ingin menguatkan engkau dan membuat engkau tidak takut di tengah semua penderitaan yang membentang di depan. Oleh karena itu, dengarkanlah sungguh-sungguh kata-kata imam ini dan renungkanlah di dalam lubuk jiwamu.”
(459) “Engkau belum menulis segala sesuatu di dalam buku catatan tentang kebaikan-Ku kepada umat manusia; Aku ingin supaya engkau tidak menghilangkan suatu pun; Aku ingin agar hatimu bertumpu kuat dalam kedamaian.”
(463) “Atau mengenai semua hal lain yang sudah Aku katakan dalam lubuk jiwamu, maka akan segera Kujawab lewat mulut imam ini.”
(466) “Pergilah dan hiburlah dia atas nama-Ku.”
(473) “Jangan bersedih. Aku akan membuat dia memahami hal-hal yang Aku minta darimu.”
“Beri tahukan kepadanya apa yang telah engkau lihat di kapel ini.”
(476) “Setiap kali engkau memasuki kapel, langsung daraslah doa yang Kuajarkan kepadamu kemarin.”
“Doa ini akan meredakan murka-Ku. Engkau harus mendaraskannya selama sembilan hari, dengan menggunakan rosario, dengan cara berikut: Pertama-tama, ucapkanlah satu kali ‘Bapa Kami’, satu kali ‘Salam Maria’, dan ‘Aku Percaya’. Kemudian, pada manik-manik Bapa Kami ucapkanlah kata-kata berikut: ‘Bapa yang kekal, kupersembahkan kepada-Mu Tubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Allah-an Putra-Mu yang terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus, sebagai pendamaian untuk dosa kami dan dosa seluruh dunia’. Pada manik-manik Salam Maria ucapkanlah kata-kata berikut: ‘Demi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia’. Dan sebagai penutup, daraslah tiga kali kata-kata berikut: ‘Allah yang Kudus, Kudus dan Berkuasa, Kudus dan Kekal, kasihanilah kami dan seluruh dunia.”
(488) “Bersiaplah untuk menderita!”
(489) “Mengapa engkau takut untuk melakukan kehendak-Ku? Tidakkah Aku akan menolong engkau seperti yang sudah Kulakukan selama ini? Ulangilah setiap hari permintaan-Ku kepada mereka yang mewakili Aku di bumi ini, tetapi lakukanlah hanya apa yang mereka katakan kepadamu untuk dilakukan.”
(494) “Aku ingin engkau jujur dan sederhana seperti seorang anak dengan wakil-Ku sama seperti engkau jujur dan sederhana dengan Aku; kalau tidak, Aku akan meninggalkan engkau dan tidak akan bergaul denganmu.”
(498) “Sandarkanlah kepalamu pada bahu-Ku, beristirahatlah dan pulihkanlah kekuatanmu. Aku senantiasa menyertaimu. Katakanlah kepada sahabat Hati-Ku bahwa Aku menggunakan ciptaan-ciptaan yang sedemikian rapuh untuk melaksanakan karya-Ku.” Tak lama kemudian, rohku dikuatkan dengan kekuatan yang ajaib. “Katakanlah kepadanya bahwa Aku telah membuat dia melihat kelemahanmu ketika engkau mengaku dosa untuk menunjukkan kepadanya siapa dirimu sebenarnya.”
(500) “Putri-Ku, dengan setia memenuhi keinginan-keinginan-Ku engkau memberi-Ku kemuliaan yang terbesar.”
(512) “Engkau adalah sukacita-Ku yang besar; kasih dan kerendahan hatimu membuat Aku meninggalkan takhta surgawi dan menyatukan diri-Ku denganmu. Kasih menimbun jurang yang ada di antara keagungan-Ku dan kehampaan-Ku.”
----------------------------------------------------------------------
JILID 2
(526) “Beginilah engkau dan teman-temanmu akan didandani. Hidup-Ku sejak lahir sampai mati di salib akan menjadi model bagimu. Tataplah Aku dan hiduplah menurut apa yang engkau lihat. Aku ingin agar engkau membenamkan diri lebih dalam di dalam Roh-Ku dan memahami bahwa Aku lemah lembut dan rendah hati.”
(527) “Mengapa engkau takut? Apakah engkau pikir Aku tidak memiliki kemahakuasaan yang cukup untuk menopangmu?”
(528) “Melalui Hati Yesus yang ilahi-insani, kerahiman-Ku telah memancar ke dalam jiwa-jiwa seperti sinar matahari menembus kristal.”
(531) “Engkau dan rekan-rekan sustermu hendaknya menyatukan diri dengan-Ku seerat mungkin; lewat kasih, engkau akan mendamaikan bumi dan surga, engkau akan meredakan murka Allah yang adil, dan akan memohon kerahiman bagi dunia. Aku menempatkan dalam rawatanmu dua permata yang sangat berharga bagi Hati-Ku: yakni jiwa para imam dan jiwa para biarawan/wati. Hendaknya engkau berdoa secara istimewa bagi mereka; mereka akan menjadi kuat kalau engkau merendahkan diri. Engkau akan memadukan doa, puasa, mati raga, kerja keras, dan semua penderitaanmu dengan doa, puasa, mati raga, kerja keras, dan penderitaan-Ku, dan karena itu mereka akan memiliki kekuatan di hadapan Bapa-Ku.”
(532) “Hari ini, benamkan dirimu dalam roh kemiskinan-Ku dan aturlah segala sesuatu sehinga sedemikian rupa sehingga orang yang paling miskin pun tidak akan memiliki alasan untuk cemburu terhadapmu. Aku menemukan kenikmatan bukan dalam gedung-gedung yang besar dan patung-patung yang megah, tetapi dalam hati yang murni dan rendah.”
(534) “Engkau adalah mempelai-Ku untuk selama-lamanya; kemurnianmu hendaknya melebihi kemurnian para malikat karena tidak satu malikat pun Aku panggil untuk menjalin kemesraan seperti yang Aku jalin denganmu. Tindakan yang paling kecil pun dari mempelai-Ku memiliki makna yang tiada tara. Jiwa yang murni memiliki kekuatan yang tak terperikan di hadapan Allah.”
(535) “Aku telah datang untuk melaksanakan kehendak Bapa-Ku. Aku taat kepada orang tua-Ku, Aku taat kepada algojo-algojo-Ku, dan sekarang Aku taat kepada para imam.”
(548) “Putri-Ku, Aku menjamin adanya pemasukan tetap untuk menopang hidupmu. Tugasmu adalah menyerahkan diri sepenuhnya kepada kebaikan-Ku, dan tugas-Ku adalah memberikan semua yang engkau butuhkan. Aku akan membuat diri-Ku terikat pada harapanmu: kalau harapanmu besar, maka kemurahan hati-Ku akan tanpa batas.”
(559) “Di sinilah nanti tempat biara itu.”
(560) “.... dan  lakukanlah hanya apa yang diizinkan untuk engkau lakukan.”
(570) “Tuliskanlah apa yang Kukatakan kepadamu. Kesukaan-Ku adalah bersatu denganmu. Dengan kerinduan yang amat besar, Aku menantikan dan mendambakan saat ketika Aku akan membangun tempat tinggal-Ku secara sakramental di dalam biaramu. Roh-Ku akan beristirahat dalam biara itu dan Aku akan memberkati lingkungan sekitarnya secara istimewa. Demi cinta-Ku kepada engkau semua, Aku akan mencegah setiap hukuman yang dengan adil dijatuhkan oleh keadilan Bapa-Ku. Putri-Ku, Aku telah menundukkan Hati-Ku untuk menerima permohonan-permohonanmu. Misi dan tugasmu di bumi ini adalah memohon kerahiman bagi seluruh dunia. Tidak ada satu jiwa pun akan dibenarkan sebelum ia berpaling kepada kerahiman-Ku dengan penuh kepercayaan. Inilah sebabnya Hari Minggu pertama sesudah Paskah harus dirayakan sebagai Pesta Kerahiman. Pada hari itu, para imam harus memberitahukan kepada setiap orang kerahiman-Ku. Katakan kepada bapak pengakuanmu bahwa Gambar [Kerahiman Ilahi] itu harus dipajang di gereja, bukan dalam klausura di biara itu. Melalui Gambar itu, Aku akan memberikan banyak rahmat kepada jiwa-jiwa; oleh karena itu biarlah setiap jiwa mendapat kesempatan untuk menghampirinya.”
(573) “Jangan takut akan suatu pun. Aku menyertaimu. Semua masalah ini ada dalam tangan-Ku dan Aku akan mengantarnya sampai menghasilkan buah sesuai dengan kerahiman-Ku karena tidak suatu pun dapat menghalangi kehendak-Ku.”
(574) “Bagi-Ku, hatinya adalah suatu surga di atas bumi.”
(575) “Aku selalu berada di dalam hatimu; bukan hanya ketika engkau menerima-Ku dalam komuni kudus, tetapi selalu.”
(576) “Putri-Ku, kasih telah membawa Aku ke mari, dan kasih itu menahan Aku di sini. Putri-Ku, seandainya engkau tahu betapa besarnya pahala dan ganjaran yang didapatkan oleh satu ulah kasih yang murni kepada-Ku, engkau akan mati karena sukacita. Aku mengatakan hal ini supaya engkau terus menerus menyatukan dirimu dengan Aku lewat kasih karena inilah tujuan hidup dari jiwamu. Tindakan ini adalah tindakan yang muncul dari kehendak. Ketahuilah bahwa jiwa yang murni itu rendah hati. Ketika engkau merendahkan dan menghampakan diri di hadapan keagungan-Ku, Aku melimpahi engkau dengan rahmat-Ku dan menggunakan kemahakuasaan-Ku untuk meninggikan engkau.”
(580) “Hati-Ku jauh lebih terluka karena ketidaksempurnaan kecil dari jiwa-jiwa terpilih daripada karena dosa orang-orang yang hidup di dunia.”
“Ketidaksempurnaan kecil ini bukanlah segala-galanya. Aku akan menyatakan kepadamu suatu rahasia hati-Ku: apa yang Kuderita karena perbuatan jiwa-jiwa terpilih. Sikap tidak tahu terima kasih sebagai balasan atas begitu banyak rahmat adalah makanan lestari Hati-Ku, kalau itu dilakukan oleh suatu jiwa yang terpilih. Kasih mereka suam-suam kuku, dan Hati-Ku tidak dapat menahannya; jiwa-jiwa ini memaksa Aku menolaknya. Ada juga jiwa-jiwa terpilih yang tidak percaya akan kebaikan-Ku dan tidak ingin mengalami kemesraan yang membahagiakan dalam hati mereka sendiri, tetapi pergi jauh mencari Aku, dan tidak menemukan Aku. Ketidakpercayaan kepada kebaikan-Ku ini amat sangat melukai Hati-Ku. Kalau kematian-Ku tidak dapat meyakinkan engkau tentang besarnya kasih-Ku, dengan apa lagi Aku akan meyakinkan engkau? Sering suatu jiwa melukai Aku setengah mati, dan tidak seorang pun dapat menghibur Aku. Mereka menggunakan rahmat-Ku untuk menyakiti Hati-Ku. Ada jiwa-jiwa yang meremehkan rahmat-Ku yang adalah bukti dari segenap kasih-Ku. Mereka tidak ingin mendengarkan panggilan-Ku, tetapi meluncur ke jurang neraka. Lenyapnya jiwa-jiwa ini menghempaskan Aku ke dalam dukacita yang amat pedih. Meskipun Aku ini Allah, Aku tidak dapat menolong jiwa seperti itu karena ia meremehkan Aku; karena memiliki kehendak yang bebas, jiwa itu dapat menolak Aku atau mengasihi Aku. Engkau adalah penyalur kerahiman-Ku. Beri tahukanlah kebaikan-Ku ke seluruh dunia, dan dengan demikian engkau akan menghibur Hati-Ku.”
(581) “Aku akan memberitahukan kepadamu paling banyak hal kalau engkau sedang bercakap-cakap dengan Aku di lubuk hatimu. Di sini, tidak seorang pun dapat mengganggu kegiatan-Ku. Di sini Aku beristirahat dalam suatu taman yang tertutup.”
(583) “Aku haus.”
(584) “Ketika engkau merenungkan apa yang Kuberitahukan kepadamu dalam relung hatimu, engkau akan memetik lebih banyak manfaat daripada kalau engkau membaca banyak buku. Oh, kalau saja jiwa-jiwa mau mendengarkan suara-Ku ketika Aku berbicara dalam relung hati mereka, dalam waktu yang singkat mereka dapat mencapai puncak kesucian.”
(586) “Untuk meneguhkan semangatmu, Aku berbicara lewat wakil-wakil-Ku sesuai dengan apa yang Aku minta darimu. Tetapi, ketahuilah bahwa tidak akan selalu demikian halnya. Mereka akan menentang engkau dalam banyak hal, dan lewat ini rahmat-Ku akan menjadi nyata dalam dirimu, dan akan menjadi jelas bahwa Akulah yang mengerjakan semua ini. Tetapi, engkau sendiri, jangan takut akan apa pun; Aku senantiasa menyertai engkau. Dan ketahuilah juga, Putri-Ku: segala makhluk, entah tahu entah tidak, dan entah mau entah tidak, selalu memenuhi kehendak-Ku.”
(587) “Putri-Ku, kalau engkau mau, seketika ini juga Aku akan menciptakan suatu dunia yang baru, yang lebih indah daripada dunia ini, dan engkau akan hidup di sana selama sisa hidupmu.”
(587) “Tidak dengan satu jiwa pun Aku menyatukan diri begitu erat seperti dengan jiwamu, dan ini Kulakukan karena kerendahan hati dan kasih bernyala yang engkau miliki terhadap-Ku.”
(588) “Setiap gerakan hatimu Aku ketahui. Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa satu tatapan matamu yang engkau arahkan kepada seorang lain akan melukai Hati-Ku lebih daripada banyak dosa yang dilakukan oleh orang lain.”
(596) “Putri-ku, mengapa engkau menangis? Bagaimana pun, engkau sendiri yang meminta menanggung penderitaan-penderitaan ini. Ketahuilah apa yang telah engkau terima sendiri untuk jiwa itu hanyalah sebagian kecil. Masih jauh lebih banyak penderitaan yang ia tanggung.”
(599) “Dan dari pihak-Ku, AKu memberikan rahmat istimewa kepada jiwa-jiwa yang engkau doakan.”
(603) “... dan karena alasan ini, Aku menyatukan diri-Ku denganmu dan bersatu denganmu secara mesra dan istimewa.”
(604) “Demi mahkota yang bersusun tiga yang tersedia baginya.”
(609) “Aku, yang sudah engkau peluk dalam tanganmu, kini ada di dalam hatimu.”
“Seperti yang engkau minta, demikianlah akan terjadi, tetapi ganjarannya tidak akan berkurang.”
(612) “Putri-Ku, ketahuilah bahwa karena tidak menyatukan diri dengan-Ku dalam komuni kudus, engkau telah menyebabkan Aku berduka, dan dukacita-Ku karena hal ini lebih besar daripada dukacita-Ku karena pelanggaran yang kecil itu.”
(613) “Jangan takut akan suatu pun; Aku senantiasa menyertai engkau.”
(616) “Dalam Hostilah kekuatanmu; ia akan membela engkau.”
(626) “Jangan takut akan suatu pun, Putri-Ku; semua lawan akan hancur di kaki-Ku.”
(627) “Jangan takut; Aku senantiasa menyertai engkau.”
(629) “Jangan takut akan suatu pun. AKu senantiasa menyertaimu.”
(639) “Putri-Ku, Aku menghendaki agar dalam hal-hal yang paling kecil pun engkau mengandalkan bapak pengakuanmu. Pengurbanan-pengurbananmu yang paling besar pun tidak menyenangkan Hati-Ku kalau engkau laksanakan tanpa izin bapak pengakuanmu; sebaliknya, pengurbanan-pengurbanan yang paling kecil pun memiliki makna yang besar dalam pandangan-Ku kalau pengurbanan itu dilakukan dengan izinnya. Pekerjaan-pekerjaan yang amat besar pun tidak bernilai dalam pandangan-Ku kalau dilakukan berdasarkan kemauan sendiri. Sering kali pekerjaan-pekerjaan seperti itu tidak selaras dengan kehendak-Ku dan lebih mendatangkan hukuman daripada pahala. Dan di lain pihak, bahkan kegiatanmu yang paling kecil pun, kalau engkau lakukan dengan izin bapak pengakuanmu, menyenangkan dalam pandangan-Ku dan sangat membahagiakan Aku. Berpegang teguhlah selalu pada kata-kata-Ku ini. Tetaplah waspada karena banyak jiwa akan berpaling dari pintu neraka dan akan memuji kerahiman-Ku. Janganlah takut akan suatu pun karena Aku selalu menyertaimu. Ketahuilah bahwa dari dirimu sendiri engkau tidak dapat melakukan suatu pun.”
(640) “Inilah Hosti yang sudah disambut oleh jiwa-jiwa yang, berkat doamu, telah memperoleh rahmat pertobatan sejati selama Masa Prapaskah ini.”
(645) “Katakan kepada bapak pengakuan bahwa karya ini adalah karya-Ku, dan bahwa Aku menggunakan engkau sebagai alat yang sederhana.”
“Segala sesuatu yang Aku katakan kepadamu dan Aku perintahkan untuk engkau lakukan, katakanlah selalu kepada bapak pengakuan, tetapi lakukanlah hanya apa yang dia izinkan. Jangan gelisah, dan jangan takut akan suatu pun; Aku menyertaimu.”
(648) “Aku haus!”
(654) “Dalam sengsara-Kulah engkau harus mencari terang dan kekuatan!”
(655) “Jangan takut akan suatu pun; Aku menyertaimu.”
(659) “meskipun engkau mencurahkan banyak usaha untuk itu, tidak bertindak atas kemauanmu sendiri sangatlah menyenangkan Hati-Ku.”
(669) “Putri-Ku, penderitaan akan menjadi tanda bagimu bahwa Aku menyertaimu.”
(674) “Ke mana engkau akan pergi?”
“Damai batin yang engkau miliki adalah rahmat,”
(675) “Kehendak-Ku belum digenapi sepenuhnya dalam dirimu; engkau masih akan menderita banyak, tetapi Aku menyertaimu; jangan takut.”
(687) “Daraskanlah tanpa henti Koronka yang telah Kuajarkan kepadamu. Barangsiapa mendarasnya akan menerima kerahiman yang besar pada saat kematiannya. Hendaklah para imam menganjurkan doa ini kepada para pendosa sebagai harapan terakhir untuk beroleh keselamatan. Bahkan kalau ada seorang pendosa yang sangat keras hatinya, asalkan ia mau mendaras Koronka ini satu kali saja, ia akan menerima rahmat dari kerahiman-Ku yang tak terbatas. Aku ingin agar seluruh dunia mengenal kerahiman-Ku yang tak terbatas. Aku ingin memberikan rahmat yang tak terbayangkan kepada jiwa-jiwa yang berharap pada kerahiman-Ku.”
(689) “Saatmu belum tiba.”
“Engkau akan  memberi kesaksian tentang kerahiman-Ku yang tak terbatas. Dalam buku ini, tertulis nama jiwa-jiwa yang telah memuliakan kerahiman-Ku.”
(691) “Doamu luar biasa menyenangkan Hati-Ku.”
(694) “Anak-Ku, tinggal beberapa  tetes lagi yang masih ada di dalam pialamu; tidak akan lama lagi.”
(699) “Putri-Ku, katakan kepada dunia tentang Kerahiman-Ku yang tak terselami. Aku ingin agar Pesta Kerahiman ini menjadi tempat pengungsian dan pernaungan bagi semua jiwa, khususnya bagi para pendosa yang malang. Pada hari itu, terbukalah lubuk kerahiman-Ku, dan Aku meluapkan seluruh samudra rahmat ke atas jiwa-jiwa yang menghampiri sumber kerahiman-Ku. Jiwa yang mengaku dosa dan menyambut komuni kudus akan menerima pengampunan penuh atas dosa-dosanya dan akan bebas dari hukuman. Pada hari itu, akan terbukalah semua pintu bendungan ilahi untuk mengalirkan rahmat. Janganlah ada jiwa yang takut menghampiri Aku meskipun dosa-dosanya laksana kain yang merah padam. Kerahiman-Ku begitu besar sehingga sampai kekal tidak ada otak manusia atau malaikat yang dapat menyelaminya. Segala sesuatu yang ada muncul dari pangkuan kerahiman-Ku yang paling mesra. Setiap jiwa yang menjalin hubungan dengan Aku akan merenungkan kasih dan kerahiman-Ku sepanjang segala masa. Pesta Kerahiman Ilahi berasal dari kedalaman kemesraan-Ku sendiri. Aku ingin supaya pesta itu dirayakan secara meriah pada hari Minggu pertama sesudah Paskah. Umat manusia tak mungkin merasa tenteram sebelum berpaling kepada sumber kerahiman-Ku.”
(707) “Kini Aku tahu bahwa engkau mengasihi Aku bukan karena rahmat atau anugerah, tetapi karena kehendak-Ku yang lebih kausayangi daripada hidupmu sendiri. Itulah sebabnya Aku menyatukan diri-Ku dengan engkau sedemikian mesra seperti belum pernah terjadi dengan makhluk lain mana pun.”
(709) “Inilah Hosti-hosti yang sudah disambut oleh jiwa-jiwa yang bertobat berkat doa dan penderitaanmu.”
(714) “Pergilah kepada Superior dan katakan kepadanya bahwa Aku menghendaki agar semua suster dan siswa mendaras Koronka yang telah Aku ajarkan kepadamu. Selama sembilan hari mereka harus mendarasnya di kapel untuk meredakan murka Bapa-Ku dan untuk memohon kerahiman Allah bagi Polandia.”
(718) kepercayaan. Engkau mestinya tidak mampu memegang besarnya kasih-Ku terhadapmu kalau Aku menyatakannya dengan sepenuhnya kepadamu di bumi ini. Seringkali hanya sekilas kasih itu Kuperlihatkan kepadamu, tetapi ketahuilah bahwa ini sungguh rahmat istimewa dari-Ku. Kasih dan kerahiman-Ku tidak mengenal batas.”
(719) “Ketahuilah, anak-Ku bahwa demi keselamatanmu, Aku memberikan berkat kepada seluruh lingkungan sekitarmu ini. Tetapi, engkau harus berterima kasih kepada-Ku atas nama mereka sebab mereka tidak bersyukur kepada-Ku atas kebaikan yang telah Aku rentangkan kepada mereka. Karena ucapan syukurmu, Aku akan terus memberkati mereka.”
(722) “Engkau menyadari betapa lemahnya engkau; oleh karena itu, kapan Aku akan dapat mengandalkan engkau?”
(723) “Rahmat yang Aku berikan kepadamu bukan untuk dirimu sendiri, tetapi juga untuk sejumlah besar jiwa lain ... Hatimu adalah tempat kediaman-Ku yang lestari meskipun sangat papalah engkau. Aku menyatukan diri-Ku denganmu, menghapus kepapaanmu, dan memberikan kerahiman-Ku kepadamu. Aku melaksanakan karya-karya kerahiman di dalam setiap jiwa. Semakin besar dosa seseorang, semakin besar pula haknya atas kerahiman-Ku. Kerahiman-Ku diteguhkan untuk setiap karya tangan-Ku. Ia yang berharap pada kerahiman-Ku tidak akan binasa karena semua masalahnya akan menjadi masalah-Ku, dan musuhnya akan tercerai berai di bawah tumpuan kaki-Ku.”
(726) “Aku ingin agar engkau sepenuhnya berubah menjadi kasih dan agar engkau berkobar-kobar sebagai kurban yang murni demi kasih ...”
(730) “Dalam retret ini, Aku akan terus membuat engkau berada di dekat Hati-Ku sehingga engkau dapat mengenal kerahiman-Ku dengan lebih baik, yakni kerahiman-Ku terhadap umat manusia, khususnya terhadap orang-orang berdosa yang malang.”
(737) “Sedikit sekali jiwa yang merenungkan sengsara-Ku dengan penuh perasaan; rahmat yang paling banyak akan Kuanugerahkan kepada jiwa-jiwa yang merenungkan sengsara-Ku dengan penuh perasaan.”
(738) “Tanpa bantuan khusus dari Aku, engkau bahkan tidak akan mampu menerima rahmat-Ku. Engkau tahu siapa dirimu.”
(739) “Putri-Ku, janganlah engkau terlalu banyak bicara. Orang-orang yang engkau kasihi secara istimewa, juga Aku kasihi secara istimewa, dan demi engkau, Aku mencurahkan rahmat atas mereka. Aku senang sekali kalau engkau bercerita tentang mereka kepada-Ku, tetapi jangan melakukannya dengan begitu berlebihan.”
(742) “Putri-Ku, kalau melalui engkau Aku minta agar manusia menghormati kerahiman-Ku, hendaknya engkau menjadi orang pertama yang unggul dalam harapan kepada kerahiman-Ku ini. Aku minta agar engkau melaksanakan perbuatan-perbuatan kerahiman, yang harus muncul dari kasih kepada-Ku. Kapan saja dan di mana saja, engkau harus mengamalkan belas kasihan kepada sesama. Engkau tidak boleh menghindarinya atau berusaha mencari-cari dalih untuk membebaskan diri darinya.”
“Aku memberi engkau tiga cara untuk mengamalkan belas kasihan terhadap sesama: yang pertama: perbuatan, yang kedua: perkataan, yang ketiga: doa. Dalam tiga cara inilah tercakup sepenuhnya karya belas kasih, dan semua itu merupakan bukti kasihmu kepada-Ku yang tidak dapat dibantah. Dengan sarana-sarana ini, suatu jiwa memuji dan menghormati kerahiman-Ku. Sungguh, hari Minggu pertama sesudah Paskah adalah Pesta Kerahiman Ilahi, yang juga harus menjadi hari untuk karya belas kasihan. AKu menuntut penghormatan kepada kerahiman-Ku dengan perayaan yang meriah dan dengan penghormatan terhadap gambar yang sudah dilukis itu. Dengan menggunakan gambar itu, Aku akan memberikan banyak rahmat kepada jiwa-jiwa. Dan, gambar itu dimaksudkan untuk mengingatkan orang akan tuntutan-tuntutan kerahiman-Ku sebab bahkan iman yang paling kuat pun akan sia-sia kalau tidak disertai dengan perbuatan.”
(754) “Orang-orang yang mendaraskan Koronka ini akan direngkuh oleh kerahiman-Ku sepanjang masa hidupnya, dan teristimewa pada saat kematian mereka.”
(757) “Tenanglah, Putri-Ku; Aku menyaksikan usaha-usahamu yang sangat menyenangkan Hati-Ku.”
(765) “Aku sangat dilukai oleh anak-anak; engkau harus menyelamatkan mereka dari kejahatan!”
(776) “Putri-Ku, Aku tidak akan membiarkan engkau tinggal di dalam Kongregasi ini lebih lama lagi. Aku memberitahukan ini kepadamu supaya engkau lebih cermat dalam memanfaatkan rahmat yang Aku berikan kepadamu.”
(788) “Ketahuilah bahwa Aku menyertaimu; Akulah yang memunculkan kesulitan-kesulitan dan Aku pula yang mengatasinya; dalam sekejap, Aku dapat mengubah hati yang menentang masalah ini menjadi hati yang sangat mendukungnya.”
(796) . “Berkat novena ini, Aku akan memberikan segala rahmat yang mungkin diberikan kepada jiwa-jiwa.”
(797) “Engkau tidak akan sendirian sebab Aku menyertaimu senantiasa dan di mana-mana. Dekatlah pada Hati-Ku, janganlah takut akan suatu pun. Aku sendiri yang menginginkan keberangkatanmu. Ketahuilah bahwa mata-Ku mengikuti setiap gerak hatimu dengan penuh perhatian. Aku sedang membawa engkau ke dalam pengasingan supaya Aku sendiri dapat membentuk hatimu seturut rencana-rencana masa depan-Ku. Apakah yang engkau takutkan? Kalau engkau bersama-Ku, siapakah yang berani menyentuhmu? Bagaimana pun Aku sangat senang bahwa engkau mempercayakan ketakutan-ketakutanmu kepada-Ku, Putri-Ku, katakanlah segala sesuatu kepada-Ku dengan cara yang sungguh sederhana dan manusiawi; dengan cara ini, engkau akan memberi-Ku sukacita yang besar. Aku memahami engkau sebab Aku ini Allah-Manusia. Bahasa sederhana yang dituturkan hatimu ini lebih menyenangkan Hati-Ku daripada madah-madah yang digubah untuk menghormati-Ku. Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa semakin sederhana bicaramu, akan semakin kuat engkau menarik Aku kepadamu. Dan sekarang, tenangkanlah hatimu di dekat Hati-Ku. Taruhlah penamu dan bersiaplah untuk berangkat.”
(799) “Tenangkanlah hatimu, Anak-Ku. Lihatlah, engkau tidak sendirian. Hati-Ku selalu mengawasi engkau.”
(810) “Daraskanlah Koronka yang sudah Kuajarkan kepadamu.”
(811) “Pada jam kematiannya, setiap orang yang mendaras Koronka akan Aku bela seperti kemuliaan-Ku sendiri; atau kalau ada orang lain yang mendaras Koronka bagi orang yang sedang menghadapi ajal, dia ini akan mendapatkan indulgensi yang sama. Kalau Koronka ini didaras di dekat pembaringan orang yang sedang menghadapi ajal, murka Allah akan dipadamkan dan kerahiman yang tak terselami akan meliputi jiwanya. Dan, lubuk kerahiman-Ku yang mesra akan tergerak karena sengsara Putra-Ku yang memilukan.”
(818) “Aku tidak dapat menanggung negeri itu lebih lama lagi. Jangan membelenggu tangan-Ku, hai Putri-Ku!”
(826) “Putri-Ku, ketahuilah bahwa semangat hatimu menyenangkan Aku. Dan, sama seperti engkau sangat ingin bersatu dengan-Ku dalam komuni kudus, demikian juga Aku ingin memberikan diri-Ku seutuhnya kepadamu; dan sebagai suatu ganjaran untuk semangatmu, beristirahatlah dalam Hati-Ku.”
(827) “Tidak cukupkah bagimu bahwa Aku mengunjungimu setiap hari?”
(848) “O, betapa banyaknya rahmat yang akan Aku berikan kepada jiwa-jiwa yang mendaras Koronka ini. Lubuk kerahiman-Ku yang mesra tergerak melihat mereka yang mendaras Koronka ini. Tulislah kata-kata ini, Putri-Ku! Berbicaralah kepada dunia tentang kerahiman-Ku; biarlah seluruh umat manusia mengenal kerahiman-Ku yang tiada tara. Itulah tanda untuk akhir zaman, dan sesudah itu akan tiba hari pengadilan. Sementara masih ada waktu, biarlah mereka datang ke sumber kerahiman-Ku. Semoga mereka mengambil manfaat dari Darah dan Air yang mengalir untuk mereka.”
(853) “Putri-Ku, Aku pun turun dari surga karena cinta akan dirimu; bagimu Aku hidup, bagi-Mu aku mati, dan bagimu Aku menciptakan surga.”
“Tidak lama lagi; tenanglah, Putri-Ku.”
(854) “Putri-Ku, bersiaplah karena Aku akan datang secara tak terduga.”
“Putri-Ku, ini demi kebaikanmu sendiri. Engkau akan mengetahuinya, tetapi tidak sekarang; tetap waspada!”
(858) “Putri-Ku, bersabarlah; tidak akan lama lagi.”
(865) “Putri-Ku, tenanglah; tidak akan lama lagi.”
(873) “Apa yang ingin engkau katakan kepada-Ku?”
(873) “Putri-Ku yang terkasih, engkau telah memahami dengan baik lubuk kerahiman-Ku. Aku akan melaksanakan apa yang engkau minta, tetapi satukanlah dirimu terus menerus dengan Hati-Ku yang sedang menjalani sakratulmaut dan lakukanlah penyilihan kepada keadilan-Ku. Ketahuilah bahwa engkau telah minta kepada-Ku suatu hal yang besar, tetapi Aku tahu bahwa ini semua dibisikkan oleh kasihmu yang murni kepada-Ku; karena itu, Aku akan menuruti permintaan-permintaanmu.”
(879) “Aku merasa sangat nyaman tinggal di dalam hatinya.”
(881) “Putri-Ku, mengapa engkau memberikan peluang untuk perasaan takut?”
“Mengapa?”
“Mengapa?”
“Putri-Ku, yang engkau katakan itu benar. Engkau memang sangat papa, dan ini menyenangkan Aku untuk melaksanakan karya kerahiman ini, justru lewat dirimu yang bukan apa-apa kecuali kepapaan belaka. Jangan takut; Aku tidak meninggalkan engkau sendirian. Lakukanlah apa saja yang dapat engkau lakukan dalam masalah ini; Aku akan menggenapi segala sesuatu yang masih kurang dalam dirimu. Engkau tahu apa yang dapat engkau lakukan sebatas kekuatanmu; lakukanlah itu.”
(894) “Putriku, ketahuilah bahwa engkau memberikan kepada-Ku kemuliaan yang lebih besar dengan satu tindakan ketaatan daripada dengan doa-doa dan mati raga yang panjang.”
(895) “Putri-Ku, engkau tidak hidup untuk dirimu sendiri tetapi untuk jiwa-jiwa; demi kepentingan mereka, menulislah. Engkau tahu bahwa kehendak-Ku seperti yang engkau tulis telah sering kali dikuatkan oleh bapak pengakuanmu. Engkau tahu apa yang menyenangkan Aku, dan kalau engkau mempunyai suatu keragu-raguan mengenai apa yang Kukatakan, engkau juga tahu kepada siapa engkau harus bertanya. Aku memberi dia terang untuk memberikan penjelasan mengenai masalahmu. Mata-Ku selalu melindungi dia. Putri-Ku, terhadapnya engkau harus menjadi seperti seorang anak, penuh kesederhanaan dan kepolosan. Tempatkanlah keputusannya di atas semua permintaan-Ku. Ia akan membimbing engkau sesuai dengan kehendak-Ku. Kalau ia tidak mengizinkan engkau melaksanakan permintaan-permintaan-Ku, tenanglah; Aku tidak akan menghakimi engkau, tetapi masalah itu akan diselesaikan antara Aku dan dia. Engkau harus selalu taat.”
(902) “Putri-Ku, beristirahatlah di dekat Hati-Ku. Aku tahu semua usahamu.”
(904) “Putri-Ku, dengan sabar menyerahkan diri kepada kehendak-Ku, engkau memberi-Ku kemuliaan yang paling besar, dan engkau memperoleh bagi dirimu sendiri pahala yang lebih besar daripada yang dapat engkau peroleh lewat puasa atau mati raga mana pun. Ketahuilah, Putri-Ku bahwa kalau engkau menundukkan kehendakmu kepada kehendak-Ku, engkau menarik perkenan istimewa-Ku atas dirimu. Pengurbanan ini menyenangkan hati-Ku dan sangat manis rasanya. Aku sangat puas menikmatinya; ada kekuatan di dalamnya.”
(912) “Aku menghendaki engkau menjadi mempelai-Ku.”
(921) “Putri-Ku, Aku mendengar bahwa ada banyak kesederhanaan dalam dirimu; karena itu mengapa engkau tidak menceritakan kepada-Ku segala sesuatu yang terjadi atas dirimu, juga hal-hal yang paling kecil? Ceritakan segala sesuatu kepada-Ku, dan ketahuilah hal ini akan memberikan sukacita yang besar kepada-Ku.”
“Memang, Aku tahu; tetapi hendaknya engkau tidak berdalih dengan memanfaatkan kenyataan bahwa Aku sudah tahu. Dengan kesederhanaan seorang anak, katakanlah kepada-Ku segala sesuatu karena telinga dan Hati-Ku Kusendengkan kepadamu, dan kata-katamu menyenangkan Hati-Ku.”
(922) “Engkau tahu, Aku mempedulikan serangga itu dan menopangnya. Tetapi, apa arti serangga itu dibandingkan denganmu? Mengapa jiwamu ketakutan meski hanya sejenak?”
(923) “Aku minta darimu persembahan yang sempurna dan yang terbakar seluruhnya, yakni persembahan kehendak. Tidak ada pengurbanan lain yang dapat dibandingkan dengan yang satu ini. Aku sendiri sedang mengarahkan hidupmu dan mengatur segala sesuatu sedemikian rupa sehingga bagi-Ku engkau akan menjadi suatu kurban lestari dan akan selalu melaksanakan kehendak-Ku. Dan untuk menggenapi kurban ini, engkau akan menyatukan dirimu dengan Aku di salib. Aku tahu apa yang dapat engkau lakukan. Aku sendiri akan memberi engkau banyak perintah secara langsung, tetapi Aku akan menunda kemungkinan pelaksanaannya dan membuatnya bergantung pada orang-orang lain. Tetapi, apa yang tidak dapat dilaksanakan oleh para superior, Aku sendiri akan langsung menggenapinya dalam jiwamu. Dan dalam lubuk jiwamu yang paling tersembunyi, suatu kurban yang sempurna akan dipersembahkan, bukan hanya untuk sesaat, tetapi ketahuilah, Putri-Ku, bahwa persembahan ini akan berlangsung sampai akhir hayatmu. Tetapi, masih ada waktu sehingga Aku, Tuhan, akan memenuhi semua keinginanmu. Aku bersukacita dalam dirimu seperti dalam Hosti yang hidup; janganlah ada sesuatu yang menggentarkan hatimu. Aku menyertaimu.”
(928) “Putri-Ku, jangan menangis karena Aku tidak dapat menahan air matamu. Aku akan memberikan kepadamu segala sesuatu yang engkau minta, tetapi berhentilah menangis.”
(929) Berbicaralah terus Putri-Ku.”
“Putri-Ku, curahan hatimu itu menyenangkan Aku, dan dengan mendaraskan Koronka engkau mengantar umat manusia semakin dekat kepada-Ku.”
(933) “Engkau akan menerima ganjaran yang lebih besar karena ketaatan dan penyerahanmu kepada bapak pengakuan mengenai mati raga-mati raga yang akan engkau laksanakan. Ketahuilah ini, Putri-Ku, dan bertindaklah dengan semestinya: apa saja, betapa pun kecilnya, yang memiliki meterai ketaatan kepada wakil-Ku sungguh menyenangkan Hati-Ku dan sangat berarti dalam pandangan-Ku.”
(945) “Anak-Ku beristirahatlah dalam Hati-Ku; Aku melihat bahwa engkau telah bekerja keras di kebun anggur-Ku.”
(954) “Putri-Ku, kesukaan-Ku adalah menyatukan Diri denganmu. Ketika engkau menyerahkan diri kepada kehendak-Ku, pada saat itulah engkau memberi Aku kemuliaan yang paling besar dan menurunkan lautan berkat atas dirimu. Sukacita istimewa sebesar itu tidak akan Kunikmati dalam dirimu kalau engkau tidak hidup atas dasar kehendak-Ku.”
(955) “Wahai Putri-Ku, Hosti yang menyenangkan Bapa-Ku, ketahuilah bahwa seluruh Tritunggal yang Mahakudus menemukan sukacita istimewa-Nya di dalam dirimu sebab engkau hidup hanya atas dasar kehendak Allah. Tidak ada pengurbanan yang dapat dibandingkan dengan ini.”
(960) “Putri-Ku, apa yang sedang engkau pikirkan?”
(961) “Putri-Ku, permintaanmu terlalu berat.”
“Memang, bagi-Ku lebih mudah memberikan banyak hal kepada jiwa daripada memberikan sedikit, tetapi setiap pertobatan jiwa yang berdosa menuntut pengurbanan.”
“Putri-Ku sayang, Aku mengabulkan permintaanmu.”
(965) “Jiwa-jiwa pada binasa meskipun sengsara-Ku amat pahit. Maka, kepada mereka, Aku memberikan harapan terakhir untuk selamat, yakni Pesta Kerahiman-Ku. Kalau mereka tidak mau memuliakan kerahiman-Ku, mereka akan binasa untuk selama-lamanya. Wahai juru tulis kerahiman-Ku, tulislah, katakanlah kepada jiwa-jiwa tentang kerahiman-Ku yang besar ini sebab hari yang mengerikan, yakni hari penghakiman-Ku, sudah dekat.”
(966) “Putri-Ku, sudah tiba saatnya bagimu untuk bertindak; Aku menyertaimu. Penganiayaan dan penderitaan-penderitaan yang berat menghadang engkau, tetapi teguhkanlah hatimu dengan gagasan bahwa banyak jiwa akan diselamatkan dan dikuduskan oleh karya ini.”
(967) “Garisbawahilah sebab kata-kata ini adalah kata-kata-Ku; Aku telah meminjam bibir sahabat Hati-Ku untuk berbicara kepadamu dan meyakinkan engkau demi ketenanganmu. Engkau harus mematuhi arahan-arahan itu sampai kematianmu. Tidaklah akan menyenangkan Aku sama sekali kalau engkau tidak mematuhi arahan-arahan itu. Ketahuilah bahwa Akulah yang telah menempatkan dia di antara Aku sendiri dan jiwamu. Aku melakukan ini untuk membuat hatimu damai dan supaya engkau tidak tersesat.”
(968) “Aku telah menempatkan engkau dalam penjagaan khusus imam ini. Maka, engkau dibebaskan dari keharusan memberi laporan rinci kepada para superior tentang hubungan-Ku denganmu. Dalam masalah-masalah lain, jadilah seperti seorang anak kecil terhadap para superior, tetapi apa pun yang Aku lakukan dalam lubuk jiwamu harus engkau katakan, dengan segala keterus-terangan, kepada para imam.”
(969) “Putri-Ku, semua yang ada adalah milikmu.”
“Ketahuilah ini, Putri-Ku, bahwa engkau sekarang sudah mengecap apa yang baru akan dinikmati jiwa-jiwa lain di alam kekekalan.”
(975) “Berdoalah bagi jiwa-jiwa agar mereka tidak takut menghampiri Sidang Kerahiman-Ku ( Sakramen Pengakuan Dosa). Jangan jemu-jemu mendoakan orang-orang berdosa. Engkau tahu betapa jiwa-jiwa itu membebani Hati-Ku. Ringankanlah dukacita-Ku yang dahsyat ini; salurkanlah kerahiman-Ku.”
(979) “Taatlah kepada pembimbing rohanimu dalam segala hal; yang ia katakan adalah kehendak-Ku. Yakinlah dalam lubuk hatimu bahwa Akulah yang berbicara lewat bibirnya, dan Aku ingin agar engkau membeberkan keadaan jiwamu kepadanya dengan kesederhanaan dan kejujuran yang sama seperti yang engkau miliki terhadap Aku. Aku ulangi lagi, Putri-Ku: ketahuilah bahwa yang ia katakan adalah kehendak-Ku bagimu.”
(980) “Hostiku yang terkasih, berdoalah bagi para imam, khususnya selama masa panen (masa Prapaskah, masa retret dan pengakuan dosa umat) ini. Hati-Ku senang akan dirimu, dan demi engkau, Aku akan memberkati bumi.”
(998) “Kata-kata ini ditujukan kepadamu. Lakukanlah semua yang dapat engkau lakukan untuk karya kerahiman-Ku ini. Aku menginginkan agar kerahiman-Ku dihormati, dan Aku sedang memberikan kepada umat manusia harapan terakhir untuk selamat, yakni mengungsilah kepada kerahiman-Ku. Hati-Ku bersukacita akan pesta Kerahiman Ilahi ini.”
----------------------------------------------------------
JILID 3
(1002) “Inilah Tubuh-Ku, inilah Darah-Ku.”
“Salah seorang dari engkau akan mengkhianati Gurunya.”
(1008) “Dalam jiwa seperti itu, Aku tidak menemukan istirahat. Omongan yang tanpa henti melelahkan Aku, dan di tengah omongan itu jiwa tidak dapat mencermati suara-Ku.”
(1011) “Beristirahatlah, Anak-Ku yang mungil. Aku senantiasa menyertai engkau.”
(1017) “Aku ingin memberikan diri-Ku sendiri kepada jiwa-jiwa dan ingin memenuhi mereka dengan kasih-Ku. Tetapi, tidak banyak jiwa yang mau menerima semua rahmat yang ingin diberikan oleh kasih-Ku kepada mereka. Rahmat-Ku tidak hilang; kalau suatu rahmat ditolak oleh jiwa yang mesti menerimanya, rahmat itu akan dialihkan kepada jiwa yang lain.”
(1023) “Putri-Ku, engkau lebih menyenangkan hati-Ku dengan makan jeruk itu demi ketaatan dan cintamu akan Daku daripada dengan berpuasa dan bermati raga atas kemauan sendiri. Jiwa yang amat sangat mencintai Aku harus hidup atas dasar kehendak-Ku. Aku mengenal hatimu, dan Aku tahu bahwa jiwamu tidak akan dipuaskan oleh apa pun selain kasih-Ku.”
(1029) “Putri-Ku, dengan memberikan pelayanan itu, engkau telah memberi Aku kebahagiaan yang lebih besar daripada kalau engkau berdoa selama waktu yang panjang.” Aku menjawab, “Tetapi, Yesus, bukan kepada-Mu, melainkan kepada pasien pelayanan itu kuberikan.” Dan Tuhan menjawab aku, “Memang benar, Putri-Ku. Tetapi, apa pun yang engkau lakukan untuk sesamamu, engkau melakukannya untuk Aku.”
(1032) “Aku haus. Aku haus akan keselamatan jiwa-jiwa. Tolonglah Aku, Putri-Ku, menyelamatkan jiwa-jiwa. Padukanlah penderitaan-penderitaanmu dengan sengsara-Ku dan persembahkanlah semua itu kepada Bapa surgawi untuk keselematan orang-orang berdosa.”
(1035) “Daraskanlah Koronka itu!”
(1048) “Apa yang engkau inginkan, Putri-Ku?”
“Aku sudah menerima penghormatan itu lewat penetapan dan perayaan Pesta ini; apa lagi yang engkau inginkan?”
(1053) “Sandarkanlah kepalamu pada dada-Ku dan beristirahatlah.”
“Aku akan memberimu sebagian kecil dari sengsara-Ku, tetapi jangan takut, beranilah; jangan mencari keringanan, tetapi terimalah segala sesuatu dengan penyerahan kepada kehendak-Ku.”
(1054) “Berbaringlah dan beristirahatlah. Selama tiga jam Aku telah membiarkan engkau mengalami apa yang Aku derita sepanjang malam.”
(1056) “Hosti-Ku, engkau telah menyegarkan Hati-Ku yang tersiksa.”
(1058) “Buah Hati-Ku yang terkasih, engkaulah kelegaan-Ku di tengah siksaan-siksaan yang mengerikan.”
(1059) “....sehingga setiap jiwa akan memuji kebaikan-Ku. Aku menginginkan kepercayaan dari segala ciptaan-Ku. Doronglah jiwa-jiwa untuk menaruh kepercayaan yang besar kepada kerahiman-Ku yang tak terbatas. Biarlah jiwa yang lemah, yang berdosa, tidak takut menghampiri Aku sebab kalaupun dosanya lebih banyak daripada butir pasir di seluruh bumi, semua itu akan tenggelam dalam lubuk kerahiman-Ku yang tak terhingga.”
(1061) “Jangan menangis; Aku tidak menderita lagi. Demi kesetiaan yang engkau tunjukkan ketika engkau mendampingi Aku dalam penderitaan dan kematian-Ku, kematianmu sendiri akan menjadi suatu kematian yang semarak, dan Aku akan mendampingi engkau pada saat terakhir dari hidupmu. Mutiara Hati-Ku yang terkasih, Aku melihat cintamu sedemikian murni, lebih murni daripada cinta para malaikat, dan semua ini karena engkau terus berjuang. Demi engkau Aku memberkati dunia. Aku melihat usaha-usahamu untuk menyenangkan Aku, dan semua itu menggembirakan Hati-Ku.”
(1067) “Putri-Ku, damai sertamu.”
(1069) “Damai sertamu, Putri-Ku.”
“Katakan kepada bapak pengakuanmu bahwa Aku bergaul dengan jiwamu sedemikian mesra karena engkau tidak pernah mencuri anugerah-anugerah-Ku. Inilah sebabnya Aku mencurahkan segala rahmat ini ke atas jiwamu sebab Aku tahu bahwa engkau tidak akan memanfaatkannya hanya untuk dirimu sendiri. Tetapi, sebagai tanda bahwa kebijaksanaannya selaras dengan kebijaksanaan-Ku, engkau tidak akan melihat Aku, dan Aku tidak akan menampakkan diri kepadamu dengan cara ini sampai engkau menyampaikan kepadanya apa yang baru saja Aku katakan kepadamu.”
(1070) “Katakan kepada Superior bahwa Aku menghendaki agar di sini diadakan adorasi dengan ujud untuk memohon kerahiman bagi dunia.”
(1072) “Katakan kepada Profesor (mungkin Pastor Teodor Czaputa, imam komunitas, setiap hari minggu menyampaikan khotbah di kapel biara) bahwa Aku menghendaki agar pada Pesta Kerahiman Ilahi ia berkhotbah mengenai kerahiman-Ku yang tak terselami.”
“Lakukanlah sebagaimana Aku katakan kepadamu dan tenangkanlah hatimu; masalah ini adalah urusan antara dia dan Aku. Engkau tidak harus bertanggung jwab mengenai hal ini.”
(1074) “Putri-Ku terkasih, tulislah kata-kata ini: hari ini hati-Ku telah beristirahat di dalam biara ini. Beritakanlah kerahiman-Ku dan kasih-Ku kepada dunia.
            Api kerahiman berkobar-kobar di dalam diri-Ku. Aku ingin menumpahkannya ke atas jiwa-jiwa manusia. Oh, betapa pedihnya penderitaan yang mereka timpakan pada-Ku apabila mereka tidak mau menerimanya!”
“Putri-Ku, lakukanlah apa saja yang dapat engkau lakukan untuk menyebarkan devosi kepada kerahiman-Ku. AKu akan menggenapi apa yang tidak dapat engkau lakukan. Katakan kepada umat manusia yang sedang sakit ini supaya mereka mendekatkan diri kepada Hati-Ku yang Maharahim, dan Aku akan memenuhinya denga damai.”
“Putri-Ku, katakan [kepada semua orang] bahwa Aku adalah Sang Kasih dan Sang Kerahiman sendiri. Apabila jiwa menghampiri Aku dengan penuh pengharapan, Aku akan memenuhinya dengan rahmat yang sedemikian melimpah sampai ia tidak mampu menampungnya di dalam dirinya sendiri, dan akan meluapkannya kepada jiwa-jiwa yang lain.”
(1075) “Jiwa-jiwa yang menyebarkan devosi kepada kerahiman Ilahi akan Kulindungi seumur hidupnya seperti seorang ibu yang penuh kasih sayang melindungi bayinya; dan pada saat kematiannya, Aku tidak akan tampil sebagai seorang Hakim bagi mereka, tetapi sebagai Juru Selamat yang maharahim. Pada saat terakhir itu, jiwa tidak akan mempunyai senjata apa pun untuk membela diri kecuali kerahiman-Ku. Berbahagialah jiwa yang sepanjang masa hidupnya membenamkan diri dalam Sumber Kerahiman sebab ia tidak akan dihadapkan pada pengadilan.”
(1076) “Tulislah ini: Segala sesuatu yang ada ini direngkuh dalam pangkuan Kerahiman-Ku lebih erat daripada seorang bayi di dalam rahim ibunya. Betapa pedihnya luka hati-Ku akibat ketidakpercayaan terhadap kebaikan-Ku! Yang paling pedih melukai Hati-Ku adalah dosa tidak adanya pengharapan.”
(1078) “Hosti-Ku yang sangat dikasihi Hati-Ku, demi engkau Aku memberkati bumi.”
(1082) “Karena keinginanmu yang bernyala-nyala, Aku mempercepat penetapan Pesta Kerahiman Ilahi.”
(1087) “Engkau terlalu banyak mengandalkan dirimu sendiri, dan kurang mengandalkan Aku.”
(1091) “Pergilah dan katakanlah kepada superior bahwa kesehatanmu sangat baik.”
(1101) “Putri-Ku, ketahulah bahwa Aku akan berbicara kepadamu secara istimewa lewat imam ini sehingga engkau tidak akan ragu-ragu mengenai keinginan-keinginan-Ku.”
(1109) “Aku mau memberikan pengampunan penuh kepada jiwa-jiwa yang pada Pesta Kerahiman Ilahi pergi ke pengakuan dosa dan menyambut komuni kudus.” Kemudian Ia berkata kepadaku, “Putri-Ku, jangan takut akan apa pun. Aku senantiasa menyertai engkau, juga kalau engkau tidak merasakannya. Kerendahan hatimu menarik Aku turun dari takhta-Ku yang mulia, dan Aku menyatukan diri-Ku erat-erat denganmu.”
(1130) “Katakan kepada Muder Superior agar ia mengandalkan engkau sebagai putri yang paling setia dalam Kongregasi.”
(1133) “Putri-Ku, biarlah hatimu penuh dengan sukacita. Aku, Tuhan, menyertai engkau. Jangan takut akan suatu pun. Engkau ada di dalam Hati-Ku.”
(1136) “Di sinilah tempat istirahat-Ku.”
“Aku senang beristirahat di dalam hatimu dan tidak ada suatu pun yang akan menghentikan Aku untuk memberikan rahmat kepadamu.”
(1140) , “Di sinilah tempat istirahat-Ku.”
(1142) “Hai Rasul kerahiman-Ku, beritakanlah kepada seluruh dunia kerahiman-Ku, beritakanlah kepada seluruh dunia kerahiman-Ku yang tak terhingga. Jangan berkecil hati karena kesulitan-kesulitan yang engkau hadapi dalam memberitakan kerahiman-Ku. Kesulitan-kesulitan yang menyebabkan hatimu sedemikian pedih ini memang diperlukan sebagai sarana pengudusanmu dan sebagai bukti bahwa karya ini adalah karya-Ku. Putri-Ku, cermatlah dalam menulis setiap kalimat yang Kukatakan kepadamu mengenai kerahiman-Ku sebab kata-kata-Ku ini dimaksudkan untuk banyak jiwa yang akan memetik manfaat darinya.”
(1146) “[Biarlah] para pendosa yang paling jahat menaruh harapan mereka pada kerahiman-Ku. Lebih dari semua orang lain, mereka memiliki hak untuk mengharapkan samudra kerahiman-Ku. Putri-Ku, tulislah tentang kerahiman-Ku terhadap jiwa-jiwa yang menderita. Jiwa-jiwa yang memohon kerahiman-Ku sangat menggembirakan hati-Ku. Kepada jiwa-jiwa seperti itu, Aku memberikan rahmat yang bahkan lebih banyak daripada yang mereka minta. Aku tidak dapat menghukum para pendosa, juga pendosa yang paling jahat, kalau ia mengajukan permohonan kepada kemurahan-Ku; sebaliknya, Aku akan menyelamatkan dia berkat kerahiman-Ku yang tak terbatas dan tak terselami. Tulislah: sebelum Aku datang sebagai Hakim yang adil, lebih dahulu Aku akan membuka lebar-lebar pintu kerahiman-Ku. Dia yang tidak mau masuk melalui pintu kerahiman-Ku harus masuk melalui pintu keadilan-Ku ...”
(1147) “Putri-Ku, mengapa engkau menggantungkan hal yang sedemikian penting kepada ajaran dan perkataan manusia? Aku sendiri akan mengajar engkau; itulah sebabnya Aku mengatur segala sesuatu sedemikian rupa supaya engkau tidak dapat menghadiri konferensi-konferensi itu. Dalam sekejap, Aku akan membuat engkau mengetahui lebih banyak hal daripada yang akan dicapai oleh orang-orang lain lewat kerja keras selama bertahun-tahun.”
(1148) “Setiap jiwa, khususnya jiwa setiap religius, hendaknya memancarkan kerahiman-Ku. Hati-Ku melimpahkan kemurahan dan kerahiman kepada semua orang. Hati mempelai-Ku harus menyerupai Hati-Ku; dari hatinya harus membual mata air kerahiman-Ku bagi jiwa-jiwa; kalau tidak, Aku tidak akan mengakui dia.”
(1153) “Engkau lihat, dalam sekejap Aku dapat memberikan segala sesuatu kepadamu. Aku tidak dibelenggu oleh hukum apa pun.”
“Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa dalam sekejap Aku dapat memberikan kepadamu segala sesuatu yang engkau butuhkan untuk memenuhi tugas ini.”
(1160) “Aku memiliki kesempatan yang tak terbatas untuk menghukum [orang-orang itu]; karena itu, Aku memperpanjang masa kerahiman bagi mereka. Tetapi, celakalah mereka kalau mereka tidak menyadari masa kunjungan-Ku ini. Putri-Ku, juru tulis kerahiman-Ku, tugasmu tidak hanya menulis mengenai kerahiman-Ku dan mewartakannya, tetapi juga memohon rahmat ini bagi mereka, supaya mereka pun dapat memuliakan kerahiman-Ku.”
(1163) “Putri-Ku, Aku tidak akan memberimu rahmat untuk mengungkapkan dirimu kepada orang lain. Kalau engkau nekat, Aku tidak akan memberikan kepada imam itu rahmat yang ia perlukan untuk memahamimu. Pada saat ini, Aku memang menginginkan agar engkau bersikap sabar. Putri-Ku, Aku tidak menghendaki bahwa engkau menceritakan kepada setiap orang anugerah-anugerah yang telah Kuberikan kepadamu. Aku telah mempercayakan engkau pada asuhan sahabat Hati-Ku; di bawah bimbingannya, jiwamu akan berkembang. Aku telah memberi dia terang untuk mengenali hidup-Ku di dalam jiwamu.”
(1166) “Jangan takut, Anak-Ku; tetaplah setia hanya kepada rahmat-Ku ...”
(1170) “Sudah sering Aku ingin mengangkat Kongregasi ini, tetapi Aku tidak mampu melakukannya karena kesombongannya. Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa Aku tidak akan memberikan rahmat-Mu, kepada jiwa-jiwa yang sombong; malah rahmat yang sudah Kuberikan pun akan Kuambil dari mereka.”
(1180) “Jangan takut, Putri-Ku; Aku menghendaki bahwa engkau akan tetap tinggal di sini. Rencana-rencana manusia akan gugur karena semua itu harus selaras dengan kehendak-Ku.”
(1181) “Mengapa engkau begitu takut untuk memulai karya yang telah Aku perintahkan kepadamu supaya engkau laksanakan?”
“Putri-Ku, memang engkau tidak merasakan kehadiran-Ku dalam lubuk hatimu yang paling tersembunyi. Tetapi, engkau tidak dapat berkata bahwa Aku tidak ada di sana. Aku hanya menghapus kesadaran akan kehadiran-Ku; hendaknya hal ini tidak menjadi halangan bagimu untuk melaksanakan kehendak-Ku. Aku melakukan hal ini untuk mencapai tujuan-tujuan-Ku yang tiada tara, yang baru akan engkau ketahui kemudian.”
“Putri-Ku, ketahuilah, dan sekali untuk selama-lamanya bahwa hanya dosa beratlah yang mengusir Aku keluar dari suatu jiwa; tidak ada yang lain.”
(1184) “Semua ini untuk keselamatan jiwa-jiwa. Perhatikan baik-baik, Putri-Ku, apa yang engkau lakukan demi keselamatan mereka?”
“Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa kemartiranmu yang tersembunyi, yang engkau alami hari demi hari dalam kepatuhan total kepada kehendak-Ku akan mengantar banyak jiwa ke dalam surga. Kalau engkau merasakan bahwa penderitaanmu itu melampaui kekuatanmu, pandanglah luka-luka-Ku, dan engkau akan bangkit di atas cemooh dan penghakiman manusia. Renungan mengenai Sengsara-Ku akan membantu engkau bangkit mengatasi segala sesuatu.”
(1190) “Dari semua luka-Ku, laksana dari mata air, kerahiman mengalir kepada jiwa-jiwa; tetapi, luka yang ada di dalam Hati-Ku adalah sumber kerahiman yang tak terselami. Dari sumber ini, mengalirlah segala rahmat kepada jiwa-jiwa. Api belas kasih membakar Aku. Aku sangat ingin mencurahkan belas kasih-Ku atas jiwa-jiwa. Berbicaralah kepada seluruh dunia tentang kerahiman-Ku.”
(1193) “Putri-Ku, kesukaan Hati-Ku, Aku sangat puas memandang ke dalam jiwamu. Karena engkau, Aku melimpahkan banyak rahmat hanya karena engkau, dan hanya karena engkau Aku pun membatalkan hukuman-hukuman yang mestinya Kujatuhkan. Engkau membelenggu Aku, dan Aku tidak dapat menerapkan tuntutan-tuntutan keadilan-Ku. Dengan kasihmu, engkau membelenggu tangan-Ku.”
(1209) “Aku menghendaki agar selama sembilan hari ini engkau membawa jiwa-jiwa ke mata air kerahiman-Ku supaya mereka menimba dari sana kekuatan dan kesegaran serta rahmat apa pun yang mereka butuhkan dalam menghadapi kerasnya hidup dan, khususnya, pada saat kematian. Setiap hari, hendaknya engkau mengantar sekelompok jiwa yang berbeda kepada Hati-Ku. Hendaknya engkau membenamkan mereka di dalam lautan kerahiman-Mu, dan Aku akan membawa semua jiwa ini masuk ke rumah Bapa-Ku. Engkau akan melakukan ini dalam kehidupan ini dan dalam kehidupan yang akan datang. Aku tidak akan menolak apa pun dari jiwa yang engkau bawa ke mata air kerahiman-Ku. Demi kekuatan Sengsara-Ku yang pedih, setiap hari hendaknya engkau minta kepada Bapa-Ku rahmat bagi jiwa-jiwa ini.”
(1210) “Hari ini, bawalah kepada-Ku seluruh umat manusia, khususnya orang-orang berdosa, dan benamkanlah mereka ke dalam samudra kerahiman-Ku. Dengan cara ini, engkau akan menghibur Aku dalam jurang kepedihan yang disebabkan oleh hilangnya jiwa-jiwa.”
(1212) “Hari ini, bawalah kepada-Ku jiwa-jiwa para imam dan kaum religius, dan benamkanlah mereka dalam kerahiman-Ku yang tak terhingga. Merekalah yang memberi-Ku kekuatan untuk menanggung Sengsara-Ku yang pahit. Lewat mereka, laksana lewat saluran-saluran, kerahiman-Ku mengalir kepada umat manusia.”
(1214) “Hari ini, bawalah kepada-Ku semua jiwa yang saleh dan setia, dan benamkan mereka dalam lautan kerahiman-Ku. Jiwa-jiwa ini memberikan penghiburan kepada-Ku di sepanjang Jalan Salib. Mereka adalah tetes penghiburan di tengah lautan kepahitan.”
(1216) “Hari ini, bawalah kepada-Ku orang-orang yang tidak beriman dan mereka yang belum mengenal Aku. Dalam Sengsara-Ku yang pedih, Aku juga memikirkan mereka, dan semangat mereka di masa depan meneguhkan Hati-Ku. Benamkanlah mereka dalam lautan kerahiman-Ku.”
(1218) “Hari ini, bawalah kepada-Ku jiwa orang-orang yang sesat dan memisahkan diri dari Gereja, dan benamkanlah mereka dalam lautan kerahiman-Ku. Setiap kali mereka mencabik-cabik Tubuh dan Hati-Ku, yakni Gereja-Ku, Aku merasakan Sengsara yang pedih. Begitu mereka kembali kepada kesatuan dengan Gereja, luka-luka-Ku menjadi sembuh, dan dengan cara ini mereka meringankan Sengsara-Ku.”
(1220) “Hari ini, bawalah kepada-Ku jiwa-jiwa yang lemah lembut dan rendah hati serta jiwa anak-anak kecil, dan benamkanlah mereka dalam kerahiman-Ku. Jiwa-jiwa ini paling menyerupai Hati-Ku. Di saat Aku menjalani sakratulmaut yang pedih, mereka menguatkan Aku. Aku melihat mereka sebagai malaikat di bumi, yang akan berjaga di dekat semua altar-Ku. Ke atas mereka, Aku mencurahkan seluruh limpahan rahmat. Hanya jiwa-jiwa yang rendah hati yang dapat menerima rahmat-Ku. Dengan kerahiman-Ku Aku mengasihi jiwa-jiwa yang rendah hati.”
(1224) “Hari ini, bawalah kepada-Ku jiwa-jiwa yang secara khusus menghormati dan memuliakan kerahiman-Ku, dan benamkanlah mereka dalam kerahiman-Ku. Jiwa-jiwa ini paling menderita karena menyaksikan Sengsara-Ku, dan mereka masuk paling dalam ke dalam Roh-Ku. Mereka adalah gambar yang hidup dari Hati-Ku yang Maharahim. Dalam kehidupan yang akan datang, jiwa-jiwa ini akan bersinar dengan kecemerlangan istimewa. Tidak seorang pun dari mereka akan terjerumus ke dalam api neraka. Secara istimewa, Aku akan membela setiap orang dari mereka pada saat kematiannya.”
(1225) “Jiwa-jiwa yang menghormati kerahiman-Ku yang tiada tara akan Kubela sebagai kemuliaan-Ku sendiri sepanjang hayat mereka, khususnya pada saat kematian mereka.”
(1226) “Hari ini, bawalah kepada-Ku jiwa-jiwa yang dipenjarakan di Purgatorium, dan benamkanlah mereka dalam lubuk kerahiman-Ku. Biarlah banjir Darah-Ku menyejukkan mereka yang kepanasan. Semua jiwa ini sangat Kukasihi. Mereka sedang melunasi hukuman-Ku yang adil. Engkau memiliki kekuatan untuk meringankan mereka. Ambillah segala indulgensi dari khazanah Gereja-Ku dan persembahkanlah semua itu demi mereka. Oh, kalau saja engkau tahu siksaan yang mereka derita, engkau akan terus-menerus mempersembahkan bagi mereka kemurahan hati dan melunasi utang mereka kepada keadilan-Ku.”
(1228) “Hari ini, bawalah kepada-Ku jiwa-jiwa yang suam-suam kuku, dan benamkanlah mereka di dalam lubuk kerahiman-Ku. Jiwa-jiwa ini paling nyeri melukai Hati-Ku. Karena jiwa-jiwa yang suam-suam kuku ini, jiwa-Ku merasakan kejijikan yang paling mengerikan di Taman Getsemani. Merekalah yang menyebabkan Aku berseru kepada Bapa, ‘Bapa, ambillah piala ini dari-Ku, kalau ini memang kehendak-Mu!’ Bagi mereka, harapan terakhir untuk selamat adalah berlari kepada kerahiman-Ku.”
-------------------------------------------------------------
JILID 4
(1246) “Putri-Ku, selama pekan-pekan engkau tidak melihat Aku atau tidak merasakan kehadiran-Ku, Aku lebih erat bersatu denganmu daripada waktu [engkau mengalami] ekstase. Dan kesetiaan serta keharuman doamu telah sampai kepadaku.”
(1256) “Ia adalah imam yang sesuai dengan Hati-Ku; usaha-usahanya menyenangkan Aku. Engkau tahu, Putri-Ku, bahwa kehendak-Ku harus dilaksanakan, dan bahwa yang telah Kujanjikan kepadamu akan Kulaksanakan. Lewat dia, Aku menyebarkan penghiburan kepada jiwa-jiwa yang menderita dan terbebani. Karena dia, Aku merasa senang bahwa devosi kepada kerahiman-Ku dimaklumkan. Dan lewat karya kerahiman ini lebih banyak jiwa akan menghampiri Aku daripada lewat cara lain, yaitu lewat absolusi yang ia berikan siang dan malam sepanjang sisa hidupnya sebab dengan berbuat demikian, ia dapat bekerja hanya selama hayat di kandung badan; sedangkan berkat karya kerahiman, ia dapat bekerja sampai akhir dunia.”
(1260) “Putri-Ku, hendaknya engkau selalu bersikap seperti anak kecil terhadap orang-orang yang menjadi wakil-Ku; kalau tidak, engkau tidak akan memetik manfaat dari rahmat-rahmat yang Kulimpahkan kepadamu lewat mereka.”
(1267) “Putri-Ku, Aku selalu menyertai engkau. Aku telah memberi engkau kesempatan untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan kerahiman yang akan engkau laksanakan selaras dengan ketaatan. Engkau akan sangat menyenangkan Aku kalau, setiap petang, engkau akan berbicara kepada-Ku khususnya mengenai tugas ini.”
(1271) “Putri-Ku, saat engkau bertugas di pintu gerbang, Aku menempatkan Kerubim di atasnya untuk menjaganya. Tenangkanlah hatimu.”
(1273) “Putri-Ku, apakah engkau mengira bahwa yang engkau tulis mengenai kerahiman-Ku itu sudah cukup? Apa yang sudah engkau tulis itu hanyalah satu tetes air dibandingkan dengan samudra. Aku adalah Sang Kasih dan Sang Kerahiman sendiri.  Tidak ada kepapaan yang dapat bertanding dengan kerahiman-Ku, juga tidak ada kepapaan yang akan menyerap habis kerahiman-Ku sebab setiap kali diberikan, [kerahiman-Ku] makin meningkat. Jiwa yang mengandalkan Kerahiman-Ku adalah jiwa yang paling beruntung sebab Aku sendiri akan menjaganya.”
(1275) “Juru tulis-Ku, tulislah bahwa Aku lebih murah hati terhadap orang-orang berdosa daripada terhadap orang-orang benar. Demi keselamatan merekalah Aku turun dari surga; demi keselamatan merekalah Darah-Ku ditumpahkan. Semoga mereka tidak takut menghampiri Aku; merekalah yang paling membutuhkan kerahiman-Ku.”
(1288) “Putri-Ku, tulislah bahwa Aku sungguh sakit hati ketika jiwa-jiwa religius menyambut Sakramen Cinta Kasih hanya karena kebiasaan, seolah-olah mereka tidak memandang sakramen ini sebagai makanan istimewa. Dalam hati mereka, Aku tidak menemukan iman atau pun cinta. Aku sangat enggan masuk ke dalam jiwa seperti itu, Akan lebih baik kalau mereka tidak menyambut Aku.”
(1293) “Kalau bukan karena ketidaksempurnaan kecil ini, engkau tidak akan datang kepada-Ku. Ketahuilah bahwa setiap kali engkau datang kepada-Ku, sambil merendahkan diri dan minta ampun kepada-Ku, Aku mencurahkan rahmat yang berlimpah-limpah ke atas jiwamu; dengan seketika ketidaksempurnaan lenyap dari hadapan mata-Ku, dan Aku hanya melihat cinta serta kerendahan hatimu. Engkau tidak kehilangan suatu pun tetapi memperoleh banyak...”
(1295) “Lakukanlah apa yang dapat engkau lakukan, dan jangan cemas mengenai sisanya. Kesulitan-kesulitan ini membuktikan bahwa karya ini adalah karya-Ku. Tenangkanlah hatimu sejauh engkau sudah melakukan apa yang dapat engkau lakukan.”
(1308) “Benar, Anak-Ku, karena Aku menggantikan diri-Ku dengan pembimbing rohanimu. Ia sedang merawatmu selaras dengan kehendak-Ku. Hormatilah setiap kata-katanya seperti kata-kata-Ku sendiri. Ia ibarat tirai; di belakangnya Aku bersembunyi. Pembimbing rohanimu dan Aku adalah satu; kata-katanya adalah kata-kata-Ku.”
(1312) “Putri-Ku, ucapan syukur orang-orang miskin yang memuji Aku sambil meninggalkan pintu itu telah sampai ke telinga-Ku. Dan kemurahanmu, dalam batas-batas ketaatan, telah menyenangkan Hati-Ku. Itulah sebabnya Aku turun dari takhta-Ku - untuk menikmati buah-buah belas kasihmu.”
(1316) “Putri-Ku, Aku membutuhkan kurban yang dilaksanakan dengan penuh kasih sebab hanya kurban seperti itulah yang memiliki arti bagi-Ku. Memang luar biasa utang-utang dunia kepada-Ku; jiwa-jiwa yang murni dapat membayarnya dengan pengurbanan mereka, sambil mengamalkan belas kasihan dalam roh.”
(1317) “Aku tahu, Putri-Ku, bahwa engkau memahaminya dan bahwa engkau sudah melakukan segala sesuatu yang ada dalam batas kemampuanmu. Tetapi, tulislah ini untuk banyak jiwa yang sering kali gelisah karena mereka tidak memiliki sarana-sarana material untuk mengamalkan tindak belas kasihan. Camkanlah, kerahiman rohani, baik yang tidak menuntut izin maupun rumah penampungan jauh lebih berpahala dan dapat dilakukan oleh setiap jiwa. Kalau, dengan satu dan lain cara, suatu jiwa tidak mengamalkan belas kasihan, pada hari penghakiman ia tidak akan memperoleh kerahiman-Ku. Oh, kalau saja semua jiwa mengetahui bagaimana mengumpulkan harta yang kekal bagi diri mereka sendiri, pastilah mereka tidak akan dihakimi karena mereka akan mencegah penghakiman-Ku dengan belas kasihan mereka.”
(1318) “Putri-Ku, engkau belum pernah mempersembahkan kepada-Ku apa yang sungguh-sungguh menjadi milikmu.”
 “Putri-Ku, berikanlah kepapaanmu sebab itulah satu-satunya milikmu.”
(1320) “Pada pukul tiga sore, mohonlah kerahiman-Ku, khususnya untuk orang-orang berdosa; dan meskipun hanya sebentar, benamkanlah dirimu di dalam Sengsara-Ku, khususnya di dalam kesendirian-Ku pada waktu menghadapi sakratulmaut. Inilah jam kerahiman yang besar bagi seluruh dunia. Aku akan mengizinkan engkau masuk ke dalam dukacita-K yang begitu pedih. Pada jam ini, Aku tidak akan menolak apa pun yang dimohon oleh jiwa-jiwa yang mengajukan permintaan kepada-Ku demi Sengsara-Ku ...”
------------------------------------------------------------
JILID 5
(1327) “Putri-Ku, retret ini akan menjadi suatu kontemplasi yang tanpa henti. Aku akan membawa engkau memasuki retret ini seperti memasuki perjamuan rohani. Dengan selalu berada di dekat Hati-Ku yang maharahim, engkau akan merenungkan segala rahmat yang diterima oleh hatimu, dan suatu damai yang sungguh teduh akan menyelimuti jiwamu. AKu menghendaki mata jiwamu selalu menatap kehendak-Ku yang kudus karena dengan cara inilah engkau akan paling menyenangkan Hati-Ku. Tidak ada pengurbanan yang dapat dibandingkan dengan ini. Selama seluruh latihan ini, engkau akan tinggal di dekat Hati-Ku. Engkau tidak akan melakukan satu perombakan pun sebab hidupmu selaras dengan kehendak-Ku. Imam yang akan memimpin retret ini tidak akan mengucapkan sepatah kata pun yang akan menyusahkanmu.”
(1332) “Sebab pengetahuan mereka mengenai Allah sangat jelas. Tidak seorang pun di bumi ini, meskipun ia seorang santo besar, memiliki pengetahuan mengenai Allah seperti malaikat.”
(1346) “Sebagaimana engkau melihat Aku di dalam piala ini, demikianlah Aku tinggal di dalam hatimu.”
(1357) “Kalau engkau tidak merasakan penderitaan-Ku, tidak berarti bahwa mereka semua berada dalam keadaan rahmat. Aku mengizinkan engkau mengetahui keadaan jiwa-jiwa tertentu dan memberi engkau rahmat penderitaan hanya kalau Aku mau menggunakan engkau sebagai alat pertobatan bagi mereka.”
(1359) “Camkanlah bahwa apabila engkau keluar dari retret ini, Aku akan memperlakukan engkau sebagai jiwa yang sempurna. Aku ingin mengenggam engkau dalam tangan-Ku sebagai satu alat yang lentur, yang secara sempurna dapat Ku-sesuaikan sepenuhnya dengan karya-karya-Ku.”
(1361) “Keputusan kuatmu untuk menjadi seorang santa sangatlah menyenangkan Hati-Ku. Aku memberkati usaha-usahamu dan akan memberi engkau kesempatan untuk menyucikan diri. Waspadalah agar engkau tidak kehilangan kesempatan yang lewat penyelenggaraan-Ku, Kutawarkan kepadamu untuk penyucianmu. Kalau engkau tidak berhasil memanfaatkan suatu kesempatan, janganlah gelisah hatimu, tetapi rendahkanlah dirimu sepenuhnya di hadapan-Ku dan, dengan pengharapan yang besar, benamkanlah dirimu sepenuhnya dalam kerahiman-Ku. Dengan cara ini, engkau memperoleh lebih banyak daripada yang hilang darimu sebab kepada jiwa yang rendah hati dianugerahkan lebih banyak rahmat daripada apa yang diminta oleh jiwa itu sendiri....”
(1374) “Putri-Ku, Aku tidak membebaskan engkau dari keharusan untuk bertindak.”
“Memang, Aku tahu; tetapi dengan menggandeng tangan kanan-Ku, engkau akan menyelesaikan segala sesuatu. Oleh karena itu, setialah selalu kepada bapak-bapak pengakuanmu. Aku akan memberi mereka terang untuk membimbing engkau.”
“Aku tahu itu; maka lakukanlah apa yang dapat engkau lakukan, tetapi engkau tidak boleh mundur.”
(1377) “Pergi dan bukalah pintu, dan berbicaralah kepada mereka dengan manis seperti kalau engkau berbicara dengan Aku.”
(1379) “Sudah banyak jiwa yang ditarik kepada kasih-Ku berkat gambar ini. Lewat karya ini, Kerahiman-Ku bekerja di dalam jiwa-jiwa.”
(1381) “Putri-Ku, Aku tidak berkenan akan perbuatan seperti itu. Terimalah dengan penuh syukur segala sesuatu yang Aku berikan kepadamu lewat para superior, dan dengan cara ini engkau akan lebih menyenangkan Hati-Ku.”
(1385) “Aku ingin menyatukan diri-Ku dengan jiwa-jiwa manusia; kesukaan-Ku yang paling besar adalah menyatukan diri-Ku dengan jiwa-jiwa. Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa ketika Aku masuk ke dalam hati manusia lewat komuni kudus, Aku membawa serta segala macam rahmat yang ingin Kuberikan kepada jiwa itu. Tetapi jiwa-jiwa itu bahkan tidak memperhatikan Aku; mereka meninggalkan Aku dan menyibukkan diri dengan hal-hal lain. Oh, betapa sedihnya Aku karena jiwa-jiwa itu tidak mengenali Sang Kekasih! Mereka memperlakukan Aku sebagai benda mati.”
(1396) “Oh, seandainya para pendosa mengenal kerahiman-Ku, pastilah mereka tidak akan binasa dalam jumlah yang begitu banyak. Katakanlah kepada jiwa-jiwa yang berdosa supaya jangan takut menghampiri Aku; katakan kepada mereka bahwa kerahiman-Ku sangat besar.”
(1397) “Hilangnya setiap jiwa menenggelamkan Aku ke dalam kesedihan yang menyayat hati. Engkau selalu menghibur Aku setiap kali engkau mendoakan orang-orang berdosa. Doa yang paling menyenangkan hati-Ku adalah doa untuk bertobatnya orang-orang berdosa. Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa doa semacam ini selalu didengarkan dan dijawab.”
(1407) “Memang benar, Aku ada dalam setiap Hosti. Tetapi, tidak setiap jiwa menyambut Aku dengan iman yang hidup seperti engkau, Putri-Ku, dan karena itu Aku tidak dapat berkarya dalam jiwa mereka seperti Aku berkarya dalam jiwamu.”
(1420) “Apa yang engkau lihat secara nyata, itulah yang dilihat jiwa-jiwa ini dalam iman. Oh, betapa menyenangkan Hati-Ku iman mereka yang begitu teguh! Meskipun tampaknya tidak ada tanda-tanda kehidupan-Ku di dalam Hosti kudus, engkau tahu bahwa pada kenyataannya Aku hadir secara penuh dalam setiap dan masing-masing Hosti. Tetapi, supaya Aku dapat berkarya pada jiwa, jiwa itu harus memiliki iman. O betapa menyenangkan Hati-Ku iman yang hidup!”
(1446) “Hendaknya tidak engkau pedulikan bagaimana orang lain bertindak; engkau harus menjadi cermin-Ku yang hidup, lewat kasih dan kerahiman.”
“itu tidak masalah, Putri-Ku. Itu bukan urusanmu. Untuk engkau sendiri, hendaklah engkau selalu berbelas kasih terhadap orang lain, dan khususnya terhadap orang-orang berdosa.”
(1447) “Oh, betapa menyakitkan Hati-Ku bahwa banyak jiwa sedemikian jarang menyatukan diri dengan-Ku dalam komuni kudus. Aku menantikan jiwa-jiwa itu, tetapi mereka acuh tak acuh terhadap Aku. Aku mengasihi mereka dengan mesra dan tulus, tetapi mereka tidak percaya kepada-Ku. Aku ingin melimpahkan rahmat-Ku kepada mereka, tetapi mereka tidak mau menerimanya. Mereka memperlakukan aku sebagai barang mati, padahal Hati-Ku penuh dengan kasih dan kerahiman. Agar engkau dapat mengetahui sekurang-kurangnya sebagian dari penderitaan-Ku, bayangkanlah ibu yang paling penuh kasih; ia sangat mengasihi anak-anaknya, tetapi anak-anak itu mencampakkan kasihnya. Bayangkan kepedihan hatinya. Tidak seorang pun mampu menghibur dia. Itulah gambaran dan lukisan samar mengenai kasih-Ku.”
(1448) “Tulislah, berbicaralah tentang kerahiman-Ku. Tunjukkanlah kepada jiwa-jiwa di mana mereka harus mencari penghiburan; yakni dalam Sidang Kerahiman (Sakramen Rekonsiliasi). Di sana mukjizat yang terbesar terjadi, [dan] tak henti-hentinya diulangi. Untuk mengalami sendiri mukjizat ini, tidak perlu orang pergi menempuh perjalanan ziarah yang jauh atau melaksanakan sejumlah upacara lahiriah; cukuplah datang ke kaki wakil-Ku dengan penuh iman dan mengungkapkan kepapaannya; maka mukjizat Kerahiman Ilahi pun akan tampak sepenuhnya. Meskipun suatu jiwa tampaknya sudah seperti mayat yang membusuk sehingga dari sudut pandang manusia tidak ada [harapan untuk] pemulihan dan segala sesuatu tampaknya sudah musnah, tidaklah demikian dengan Allah. Mukjizat Kerahiman Ilahi sepenuhnya memulihkan jiwa itu. Oh, betapa memprihatinkan mereka yang tidak memanfaatkan mukjizat kerahiman Allah ini! Kalian akan berteriak dengan sia-sia, tetapi semua itu sudah terlambat.”
(1452) “Jangan takut, Putri kecil-Ku, engkau tidak sendirian. Bertempurlah dengan berani sebab lengan-Ku menopangmu; bertempurlah untuk keselamatan jiwa-jiwa, sambil mendorong mereka untuk mengandalkan kerahiman-Ku sebab inilah tugasmu dalam hidup ini dan dalam hidup yang akan datang.”
(1460) “Putri-Ku, ada sesuatu untuk Kukatakan kepadamu.”
“Sangatlah tidak menyenangkan hati-Ku bahwa karena para suster menggerutu, engkau tidak minta agar Pastor Andrasz datang ke kamarmu untuk mendengarkan pengakuan dosamu. Camkanlah bahwa karena hal ini, engkau memberi mereka alasan yang bahkan lebih besar untuk menggerutu.”
(1464) “Kesehatanmu tidak akan sungguh-sungguh pulih. Jangan mengabaikan Sakramen Rekonsiliasi sebab hal ini tidak menyenangkan hati-Ku. Jangan terlalu memperhatikan gerutu orang-orang di sekelilingmu.”
(1478) “Yang menyebabkan kesedihan-Ku adalah jiwa-jiwa terpilih yang tidak memiliki Roh-Ku; mereka hidup menurut huruf dan telah menempatkan huruf di atas Roh-Ku, di atas roh kasih. Aku telah menetapkan seluruh hukum-Ku atas dasar kasih, tetapi Aku tidak melihat kasih, bahkan dalam Kongregasi-kongregasi hidup membiara. Itulah sebabnya Hati-Ku dipenuhi dengan kesedihan.”
(1481) “Aku senang sekali berada di dekat hatimu.”
“Sebab Aku ingin mengajarkan kepadamu sifat kanak-kanak rohani. Aku ingin engkau menjadi sangat kecil sebab kalau engkau kecil, Aku dapat mendekap engkau di dekat Hati-Ku, sama seperti saat ini engkau merengkuh Aku di dekat hatimu.”
(1485) “Datanglah kepada-Ku, kamu semua.”
Jangan takut akan Juru Selamatmu, hai jiwa yang berdosa. Akulah yang pertama mengayunkan langkah untuk datang kepadamu karena Aku tahu bahwa dari dirimu sendiri engkau tidak mampu beranjak kepada-Ku. Hai anak, jangan lari jauh-jauh dari Bapamu; siaplah untuk berbicara terus terang dengan Allahmu yang maharahim yang ingin mengucapkan kata-kata pengampunan dan melimpahkan rahmat-Nya atas dirimu. Betapa Aku sangat mengasihi jiwamu! Aku telah mengukir namamu pada tangan-Ku; laksana luka yang parah, engkau tergores di dalam hati-Ku.
Akulah kekuatanmu! Aku akan menolong engkau dalam perjuangan ini.
Anak-Ku, engkau takut akan Allah kerahiman? Kekudusan-Ku tidak menghalangi Aku untuk menjadi maharahim. Camkanlah, hai jiwa, bagimu Aku sudah membangun suatu takhta kerahiman di bumi - yaitu tabernakel - dan dari takhta ini Aku ingin masuk ke dalam hatimu. Aku mengelilingi diri-Ku dengan pengawal dan penjaga. Engkau dapat datang kepada-Ku setiap saat, setiap waktu; Aku ingin berbicara denganmu dan ingin memberikan rahmat kepadamu.
Kerahiman-Ku lebih besar daripada dosa-dosa seluruh dunia. Siapa dapat mengukur jangkauan kebaikan-Ku? Demi engkau, Aku turun dari surga ke bumi; demi engkau, Aku membiarkan Hati Kudus-Ku ditikam dengan tombak, dan dengan demikian membuka lebar mata air kerahiman bagimu. Maka, datanglah dengan penuh harapan untuk menimba rahmat dari mata air ini. Aku tidak pernah menolak hati yang remuk redam. Kepapaanmu telah lenyap dalam lubuk kerahiman-Ku. Jangan berbantah dengan Aku mengenai kemalanganmu. Engkau akan menyenangkan Hati-Ku kalau engkau menyerahkan kepada-Ku semua penderitaan dan kepedihanmu. Aku akan melimpahkan khazanah rahmat-Ku atas dirimu.
Anak-Ku, jangan lagi berbicara tentang kepapaanmu; semua itu sudah dilupakan. Dengarkanlah, Anak-Ku, apa yang ingin Kukatakan kepadamu. Datanglah lebih dekat kepada luka-luka-Ku dan ambillah dari Mata Air Kehidupan ini apa saja yang diinginkan oleh hatimu. Minumlah sepuas-puasnya dari Mata Air Kehidupan ini dan engkau tidak akan kehausan dalam perjalanan. Pandanglah semarak kerahiman-Ku dan jangan takut akan musuh-musuh keselamatamu. Muliakanlah kerahiman-Ku.
Anak-Ku, dengarkanlah suara Bapamu yang Maharahim.
Betapa besar sukacita Hati-Ku ketika engkau kembali kepada-Ku. Karena engkau lemah, maka Aku meraih engkau ke dalam pelukan-Ku dan membawamu pulang ke rumah Bapa-Ku.
Justru engkau, Anak-Ku, memiliki hak istimewa atas kerahiman-Ku. Biarlah kerahiman-Ku bekerja dalam jiwamu yang malang; biarlah sinar rahmat masuk ke dalam jiwamu; sinar itu akan membawa serta terang, kehangatan, dan kehidupan.
Ketahuilah, hai jiwa, luka Hati-Ku yang disebabkan oleh semua dosamu tidak separah luka yang ditimbulkan oleh kurangnya kepercayaanmu sekarang ini, yakni bahwa sesudah begitu banyak usaha yang dilakukan oleh kasih dan kerahiman-Ku, engkau masih meragukan kebaikan-Ku.
Hai jiwa, inilah seluruh harta Hati-Ku. Ambillah apa saja yang engkau butuhkan.
Anak-Ku, katakan segala-galanya kepada-Ku, jangan menyembunyikan suatu pun dari-Ku sebab Hati-Ku yang penuh kasih, Hati Sahabatmu yang paling baik, selalu mendengarkan engkau.
Jangan tenggelam dalam kepapaanmu; engkau masih terlalu lemah untuk berbicara mengenai hal itu. Lebih baik, tataplah Hati-Ku yang penuh dengan kebaikan dan penuhilah hatimu dengan perasaan-Ku. Upayakanlah kelembutan dan kerendahan hati; bermurah-hatilah kepada sesama, sebagaimana Aku murah hati kepadamu; dan, apabila engkau merasakan kekuatanmu surut, datanglah ke mata air kerahiman untuk menguatkan jiwamu; maka engkau tidak akan menjadi letih lagi di sepanjang perjalananmu.
(1487) Hai jiwa, Aku melihat engkau sangat menderita dan engkau tidak memiliki bahkan kekuatan untuk bercakap-cakap dengan Aku. Maka Aku sendiri akan berbicara kepadamu, hai jiwa. Meskipun penderitaan-penderitaanmu sangat berat, jangan putus asa atau patah semangat tetapi katakan kepada-Ku, Anak-Ku, siapa yang telah berani melukai hatimu? Katakan segala sesuatu kepada-Ku, bersikaplah tulus dalam berurusan dengan Aku, beberkanlah semua luka hatimu. Aku akan menyembuhkannya, dan penderitaanmu akan menjadi sumber kesucian bagimu.
: Anak-Ku, janganlah berkecil hati. Aku tahu kepercayaanmu kepada-Ku tidak terbatas; Aku tahu engkau menyadari kebaikan dan kerahiman-Ku. Marilah kita berbicara secara rinci mengenai segala sesuatu yang membebani hatimu dengan begitu berat.
Berbicaralah saja kepada-Ku, seperti seorang sahabat kepada sahabatnya. Sekarang juga katakanlah, Anak-Ku apa yang menghalangi usahamu untuk maju dalam kesucian!?
Benar, Anak-Ku, semua itu menyakitkan. Tetapi, tidak ada jalan lain menuju surga kecuali jalan salib. Aku sudah lebih dulu menapaki jalan itu. Engkau harus tahu bahwa itulah jalan yang paling pendek dan paling pasti.
Camkanlah karena engkau tidak berasal dari dunia ini, maka dunia membenci engkau. Dunia sudah lebih dulu menganiaya Aku. Penganiayaan adalah tanda bahwa engkau sedang mengikuti jejak-jejak kaki-Ku dengan setia.
Baiklah, Anak-Ku, kali ini engkau telah mengatakan banyak hal kepada-Ku. AKu tahu betapa sakit rasanya tidak dipahami, khususnya oleh orang-orang yang engkau kasihi dan dengan siapa engkau telah sangat terbuka. Tetapi, cukuplah engkau tahu bahwa Aku memahami segala penderitaan dan kepapaanmu. Aku senang akan besarnya kepercayaanmu kepada wakil-wakil-Ku meskipun ada begitu banyak hambatan. Dari semua ini, belajarlah bahwa tidak seorang pun akan memahami suatu jiwa dengan sepenuhnya - hal ini melampaui kemampuan manusia. Oleh karena itu, Aku selalu tinggal di bumi untuk menghibur hatimu yang pedih dan untuk menguatkan jiwamu sehingga engkau tidak akan jatuh di tengah jalan. Engkau berkata bahwa kegelapan yang pekat menyelubungi pikiranmu. Mengapa, pada saat-saat seperti itu, engkau tidak datang kepada-Ku; Akulah Sang Terang yang dengan seketika dapat mencurahkan ke dalam jiwamu pemahaman yang lebih jelas mengenai kesucian daripada yang dapat engkau temukan dalam buku apa pun? Tidak seorang bapak pengakuan pun mampu mengajar dan menerangi suatu jiwa dengan cara ini.
Ketahuilah juga bahwa kegelapan yang engkau keluhkan sudah lebih dulu Aku alami di Taman Zaitun, ketika jiwa-Ku hancur luluh dalam sakratulmaut yang membuat Aku merasa seperti sudah mati. Aku memberi engkau kesempatan untuk ambil bagian dalam penderitaan-penderitaan itu sebab Aku mengasihi engkau dengan kasih yang istimewa dan Aku bermaksud menempatkan engkau pada kesucian tingkat tinggi di surga. Suatu jiwa yang menderita itu paling dekat dengan Hati-Ku.
Anak-Ku, buatlah niat untuk tidak pernah mengandalkan manusia. Percayakanlah dirimu sepenuhnya kepada kehendak-Ku dengan berkata, “Terjadilah pada-Ku, o Allah, bukan seperti yang kukehendaki tetapi seperti yang Kaukehendaki.” Kata-kata ini, kalau diucapkan oleh seseorang dari lubuk hatinya yang paling dalam, dapat mengangkat jiwa ke puncak kesucian dalam waktu yang singkat. Jiwa seperti itu sangat menyenangkan Hati-Ku. Jiwa seperti itu mempersembahkan kemuliaan kepada-Ku. Jiwa seperti itu memenuhi surga dengan aroma keutamaannya. Ketahuilah bahwa kekuatan yang membuat engkau mampu menanggung penderitaan-penderitaan berasal dari seringnya engkau menyambut komuni. Oleh karena itu, sering-seringlah menghampiri sumber kerahiman ini, untuk menimba apa pun yang engkau butuhkan dengan bejana pengharapan.
(1488) Aku sangat senang dengan usaha-usahamu, wahai jiwa yang giat mengusahakan kesempurnaan, tetapi begitu sering Aku melihat engkau sedih dan tertekan. Mengapa? Katakan kepada-Ku, Anak-Ku, apa arti kesedihan itu, dan apa sebabnya!?
Engkau lihat, Anak-Ku, apakah sesungguhnya dirimu itu. Engkau mengalami kegagalan-kegagalan karena engkau terlalu banyak mengandalkan dirimu sendiri dan terlalu sedikit mengandalkan Aku. Tetapi, janganlah terlalu bersedih karenanya. Engkau berhadapan dengan Allah yang maharahim; di hadapan-Nya kepapaanmu sama sekali tidak ada artinya. Ingatlah, pengampunan yang Kusediakan tidaklah terbatas.
Anak-Ku, ketahuilah bahwa hambatan paling besar untuk kesucian adalah rasa kecil hati dan kecemasan yang berlebihan. Kedua hal ini melumpuhkan kemampuanmu untuk mengamalkan keutamaan. Semua godaan bersama-sama tidak boleh mengacaukan damai yang ada dalam hatimu, bahkan sedetik pun. Kecemasan dan keputusasaan adalah buah dari cinta diri. Janganlah engkau berkecil hati tetapi berjuanglah untuk membuat kasih-Ku meraja di ranah cinta-dirimu. Janganlah berkecil hati, Anak-Ku. Janganlah berputus asa untuk memohon pengampunan karena Aku selalu siap mengampuni engkau. Sesering engkau minta pengampunan, sesering itulah engkau memuliakan kerahiman-Ku.
Anak-Ku, kehidupan di bumi ini merupakan suatu pertempuran; suatu pertempuran yang sengit demi kerajaan-Ku. Tetapi, janganlah takut sebab engkau tidak sendirian. Aku selalu menopang engkau; sementara bertempur, bersandarlah pada-Ku dan janganlah takut akan apa pun. Bawalah bejana pengharapan dan timbalah dari sumber kehidupan - bukan hanya untuk engkau sendiri, tetapi juga untuk jiwa-jiwa lain, khususnya jiwa-jiwa yang tidak percaya akan kebaikan-Ku.
(1499) Berbicaralah, Anak-Ku terkasih, sebab Aku selalu mendengarkan. Aku menantikan engkau. Apa yang ingin engkau bicarakan?
Kata-katamu menyenangkan Hati-Ku, dan ucapan syukurmu membuka harta rahmat yang baru bagimu. Tetapi, Anak-Ku, kita harus berbicara lebih rinci mengenai hal-hal yang ada di dalam hatimu. Marilah kita berbicara empat mata dan dengan terus terang, seperti dua hati yang saling mengasihi.
Anak-Ku yang terkasih, kesukaan Hati-Ku, kata-katamu lebih merdu dan lebih menyenangkan Hati-Ku daripada paduan suara para malaikat. Semua harta Hati-Ku terbuka bagimu. Ambillah dari Hati-Ku ini semua yang engkau perlukan untuk dirimu sendiri dan untuk seluruh dunia. Demi kasihmu, Aku membatalkan semua hukuman adil yang mestinya diterima oleh umat manusia. Satu ulah kasih yang murni lebih menyenangkan Hati-Ku daripada seribu doa yang tidak sempurna. Satu keluh kesah karena cinta menyilih banyak pelanggaran yang ditimpakan kepada-Ku oleh orang-orang yang tidak beriman. Keutamaan yang paling kecil pun memiliki nilai yang tak terbatas dalam pandangan-Ku karena cintamu yang besar akan Daku. Dalam jiwa yang menghayati cinta-Ku, Aku sendiri meraja seperti di surga. Siang dan malam Aku menjaganya. Di dalamnya, aku menemukan kebahagiaan; telinga-Ku terbuka lebar untuk mendengarkan setiap permintaan hatinya; sering kali Aku sudah memberikan sebelum ia memintanya. O Anak-Ku, yang sangat Kusayangi, biji mata-Ku, beristirahatlah sejenak di dekat Hati-Ku dan kecaplah manisnya cinta yang akan membahagiakan engkau untuk selama-lamanya.
Tetapi, Anak-Ku, engkau belum sampai di tanah airmu; maka, dengan dikuatkan oleh rahmat-Ku, berjalanlah dan bertempurlah demi kerajaan-Ku dalam jiwa-jiwa manusia; bertempurlah dengan gigih seperti yang dilakukan oleh seorang anak raja; dan ingatlah bahwa hari-hari pembuanganmu akan segera berakhir, dan bersama itu akan tiba kesempatan untuk menikmati pahala surga. Aku mengharapkan darimu, Anak-Ku, agar supaya engkau dapat menjawab panggilan-Ku dengan pantas, terimalah Aku setiap hari dalam komuni kudus. Ia akan memberi kekuatan kepadamu ...
(1491) “Putri-Ku, jangan takut akan apa yang akan menimpa engkau. Aku tidak akan menimpakan suatu pun melampaui kekuatanmu. Engkau mengetahui kekuatan rahmat-Ku; kiranya itu sudah cukup.”
(1492) “Putri-Ku, jangan berbicara dengan orang ini, baik mengenai pandangan maupun mengenai pendapat-pendapatmu.”
(1494) “Jangan takut, Saat ini, Aku menjaga engkau dan akan membantu engkau. Dalam sekejap, dan seterusnya, engkau akan merasa mudah untuk melanjutkan percakapan.”
(1499) “Aku senang dengan apa yang sedang engkau lakukan. Engkau dapat terus menikmati damai kalau, dalam kaitan dengan karya kerahiman ini, engkau selalu berusaha dengan sebaik-baiknya. Berusahalah sungguh-sungguh untuk bersikap sejujur mungkin terhadap bapak pengakuanmu. Dengan menggodamu, setan tidak memperoleh apa pun sebab engkau tidak masuk ke dalam percakapan dengan dia. Teruslah bersikap seperti itu. Hari ini, dengan bertempur sedemikian setia, engkau memberikan kemuliaan yang besar kepada-Ku. Biarlah dikukuhkan dan digoreskan dalam hatimu bahwa Aku selalu menyertaimu, juga kalau engkau tidak merasakan kehadiran-Ku di tengah pertempuranmu.”
(1512) “Putri-Ku, seringlah merenungkan penderitaan-penderitaan yang sudah Kujalani; maka tidak satu pun dari apa yang engkau derita akan terasa berat. Engkau paling menyenangkan Hati-Ku ketika engkau merenungkan sengsara-Ku yang pedih. Gabungkanlah penderitaanmu yang kecil-kecil dengan sengsara-Ku yang pedih supaya semua penderitaanmu memiliki nilai yang tak terbatas di hadapan keagungan-Ku.”
(1513) “Engkau sering menyebut Aku Gurumu. Ini menyenangkan hati-Ku; tetapi jangan lupa, Murid-Ku, bahwa engkau adalah murid dari Guru yang tersalib. Biarlah kata ‘salib’ itu cukup bagimu. Engkau tahu apa yang terkandung di dalam salib.”
(1516) “Putri-Ku, katakanlah kepada jiwa-jiwa bahwa Aku memberikan kerahiman-Ku kepada mereka sebagai suatu pembelaan. Aku sendiri bertempur menggantikan mereka dan menahan murka yang memang sepantasnya dijatuhkan oleh Bapa-Ku.”
(1517) “Katakanlah, Putri-Ku, bahwa Pesta Kerahiman-Ku itu telah muncul dari lubuk Hati-Ku sendiri untuk memberikan penghiburan kepada seluruh dunia.”
(1519) , “Putri-Ku, hari ini berbicaralah terus terang kepada Superior mengenai kerahiman-Ku sebab di antara semua superior, ia telah ambil bagian paling besar dalam memaklumkan kerahiman-Ku.”
(1520) “Aku telah membuka Hati-Ku sebagai mata air kerahiman yang terus mengalir. Biarlah semua jiwa menimba kehidupan dari mata air ini. Biarlah mereka menghampiri samudra kerahiman ini dengan pengharapan yang teguh. Orang-orang berdosa akan memperoleh pengampunan, dan orang-orang benar akan diteguhkan dalam kebaikan. Barangsiapa mengandalkan kerahiman-Ku, pada saat kematiannya ia akan dipenuhi dengan damai ilahi-Ku.”
(1521) “Putri-Ku, jangan lelah memaklumkan kerahiman-Ku. Dengan cara ini, engkau akan menyegarkan Hati-Ku yang bernyala-nyala dengan api belas kasih bagi orang-orang berdosa. Katakanlah kepada para imam-Ku bahwa orang-orang berdosa yang keras hati akan bertobat pada saat mendengar mereka berbicara mengenai kerahiman-Ku yang tak terbatas, dan tentang kemurahan Hati-Ku terhadap mereka. Kepada para imam yang memaklumkan dan memuliakan kerahiman-Ku, AKu akan memberikan kekuatan yang mengagumkan; Aku akan mengurapi kata-kata mereka dan menyentuh hati orang-orang yang akan mendengarkan perkataan mereka.”
(1528) “Jangan heran. Jiwa itu bahkan tidak mengenal dirinya sendiri; karena itu, bagaimana mungkin ia dapat memberikan penilaian yang tepat mengenai jiwa lain?”
(1531) “Tenanglah, Anak-Ku; tidak ada suatu pun yang dapat melawan kehendak-Ku. Meskipun para suster mengerutu dan menentang, kehendak-Ku akan terlaksana sepenuhnya di dalam dirimu, tepat seperti yang Kuinginkan dan Kurancang; jangan sedih kalau bagi sejumlah jiwa, Aku pun merupakan batu sandungan.”
(1532) “Hati-Ku lebih terluka lagi oleh ketidakpercayaan mereka setelah mereka jatuh. Seandainya mereka itu belum mengalami kebaikan Hati-Ku, ketidakpercayaan itu tidaklah begitu menyakitkan!”
(1537) “Sebagai balasan atas berkat-berkat-Ku, Aku menerima sikap tidak tahu terima kasih. Sebagai balasan atas kasih-Ku, Aku dilupakan dan tidak diacuhkan. Hati-Ku tidak tahan menanggung perlakuan seperti ini!”
(1539) “Siaplah selalu; tidak lama lagi Aku akan meninggalkan engkau di tempat pembuangan ini. Kehendak kudus-Ku harus digenapi dalam dirimu.”
(1539) “Tenanglah; Aku akan memberitahukannya kepadamu, tetapi belum sekarang.”
(1540) “Putri-Ku, tulislah kata-kata ini: Semua jiwa yang memuliakan kerahiman-Ku dan menyebarluaskan devosi ini, dengan mendorong jiwa-jiwa lain untuk mengharapkan kerahiman-Ku, tidak akan mengalami ketakutan pada saat kematiannya. Kerahiman-Ku akan melindungi mereka dalam menghadapi pertempuran akhir itu ...”
(1541) “Putri-Ku, semangatilah jiwa-jiwa untuk mendaraskan Koronka yang telah Kuberikan kepadamu. Dengan senang hati, Aku akan memberikan semua yang mereka minta kepada-Ku lewat pendarasan Koronka. Apabila orang-orang berdosa yang keras hati mendaras Koronka, Aku akan memenuhi jiwa mereka dengan damai, dan saat kematian mereka akan menjadi saat yang membahagiakan.”
“Tulislah demi jiwa-jiwa yang tertekan: kalau satu jiwa melihat dan menyadari betapa berat dosa-dosanya, kalau ia menyaksikan seluruh jurang kepapaan yang menenggelamkan dirinya terpapang di depan matanya, janganlah ia putus asa. Sebaliknya, dengan penuh pengharapan, hendaknya ia menghempaskan diri ke dalam pelukan kerahiman-Ku, seperti seorang anak menghempaskan diri ke dalam pelukan ibunya yang terkasih. Jiwa-jiwa ini mempunyai hak untuk mendapatkan prioritas dari Hati-Ku yang mahamurah; mereka memiliki hak pertama untuk menghampiri kerahiman-Ku. Katakan kepada mereka bahwa belum pernah jiwa yang menyerukan kerahiman-Ku dikecewakan dan dipermalukan. Hati-Ku yang maharahim sangat berkenan akan jiwa yang menaruh pengharapan pada kebaikan-Ku.”
“Tulislah bahwa kalau mereka mendaras Koronka di dekat orang yang menghadapi ajal, Aku akan berdiri di antara Bapa-Ku dan orang yang menghadapi ajal itu, bukan sebagai Hakim yang adil tetapi sebagai Juru Selamat yang maharahim.”
(1542) “Bahkan di tengah-tengah para biarawati, engkau akan merasa sendirian. Saat itu, ketahuilah bahwa Aku ingin agar engkau menyatukan diri lebih erat lagi dengan Aku. Aku peduli akan setiap denyut jantungmu. Setiap gejolak kasihmu terpantul di dalam Hati-Ku. Aku mendambakan kasihmu.”
(1543) “Pada saat kematianmu, percayakanlah dirimu sepenuhnya kepada-Ku, dan Aku akan memperkenalkan engkau kepada Bapa-Ku sebagai mempelai-Ku. Dan sekarang, secara istimewa, persatukanlah semua perbuatanmu, juga yang paling kecil, dengan pahala-pahala-Ku. Maka, Bapa-Ku akan memandang semua perbuatanmu itu dengan penuh kasih seolah-olah semua itu adalah perbuatan-Ku sendiri.”
(1544) “Jangan mengubah pemeriksaan batin khusus yang telah Kuberikan kepadamu lewat Pastor Andrasz, yakni agar engkau terus-menerus menyatukan diri dengan Aku. Itulah yang jelas Kuminta darimu hari ini. Terhadap wakil-wakil-Ku, bersikaplah seperti seorang anak sebab bibir mereka Aku pinjam untuk berbicara kepadamu sehingga engkau tidak akan memiliki keragu-raguan sedikit pun mengenai sesala sesuatu.”
(1546) “Aku sangat senang akan kasihmu. Kasihmu yang tulus menyenangkan Hati-Ku laksana harumnya bunga mawar di pagi hari, sebelum embun yang menempel padanya diserap oleh sang surya. Kesegaran hatimu menawan Aku; itulah sebabnya Aku menyatukan Diri denganmu lebih mesra daripada dengan makhluk lain mana pun ...”
(1552) “Sebagaimana engkau bersatu dengan Aku semasa hidupmu, demikian engkau akan bersatu dengan Aku pada saat kematianmu.”
(1559) “Putri-Ku,”  kata Tuhan, “ketahuilah bahwa dari dirimu sendiri engkau hanyalah seperti yang baru saja engkau alami, dan hanya karena rahmat-Ku engkau dapat mengambil bagian dalam kehidupan kekal dan dalam segala karunia yang Aku limpahkan kepadamu.”
(1560) “Pertama, jangan bertempur melawan godaan dengan mengandalkan dirimu sendiri, tetapi segera ungkapkanlah godaan itu kepada bapak pengakuanmu; maka, kekuatan godaan itu akan hilang sama sekali. Kedua, dalam pertempuran ini, jangan sampai engkau kehilangan damai; hiduplah di hadirat-Ku; mintalah pertolongan kepada Bunda-Ku dan kepada para kudus. Ketiga, yakinlah bahwa Aku menjaga dan menopang engkau. Keempat, jangan takut, baik terhadap pertempuran jiwa maupun terhadap godaan-godaan apa pun sebab Aku menopang engkau; kalau engkau mau berjuang, ketahuilah bahwa kemenangan selalu ada di pihakmu. Kelima, ketahuilah bahwa dengan gigih berperang, engkau memberikan kemuliaan besar kepada-Ku dan menimbun pahala bagi dirimu sendiri. Godaan-godaan memberi engkau kesempatan untuk menunjukkan kesetiaanmu kepada-Ku.”
(1561) “Sekarang, Aku ingin memberitahukan kepadamu sesuatu yang paling penting bagimu: kejujuran yang tak terbatas kepada pembimbing rohanimu. Kalau engkau tidak memanfaatkan rahmat agung ini sesuai dengan petunjuk-petunjuk-Ku, Aku akan mengambil dia darimu, dan engkau akan sendirian; dan segala siksaan, yang telah engkau kenal dengan sangat baik, akan kembali menimpamu. Sangatlah tidak menyenangkan Aku kalau engkau tidak memanfaatkan kesempatan untuk bertemu dan berbicara dengan dia. Ketahuilah bahwa pembimbing rohani yang Kuberikan kepada suatu jiwa adalah rahmat besar dari piahk-Ku. Banyak jiwa meminta rahmat ini kepada-Ku, tetapi tidak semua diberi. Sejak Aku memberikan imam ini kepadamu sebagai sebagai pembimbing rohani. Aku melimpahi dia dengan terang cemerlang sehingga dengan mudah ia dapat mengenal dan memahami jiwamu...”
(1563) “Mempelai-Ku, dengan kerendahan hatimu, engkau selalu menyenangkan hati-Ku. Kepapaan yang paling besar pun tidak akan menghalangi Aku untuk menyatukan diri-Ku dengan suatu jiwa; sebaliknya di mana ada kesombongan, di situ Aku tidak ada.”
(1565) “Putri-Ku, tolonglah Aku menyelamatkan seorang berdosa yang menghadapi ajal. Daraslah bagi dia Koronka yang telah Kuajarkan kepadamu.”
(1566) “Putri-Ku, Aku memberikan ganjaran kepadamu karena maksud murni yang engkau miliki pada waktu engkau melakukan kegiatan itu. Hati-Ku bersukacita karena engkau jadikan kasih-Ku dasar pertimbangan pada waktu engkau melaksanakan kegiatan itu, dan itu engkau lakukan dengan cara yang khas; bahkan sekarang pun engkau masih dapat merasakan pahala dari kegiatan itu, yakni pahala karena penghinaan yang engkau terima. Sungguh, Anak-Ku, Aku ingin engkau selalu memiliki maksud tulus sebesar itu, juga dalam kegiatan paling kecil yang engkau lakukan.”
(1567) “Baik, Aku memberkati [pena ini] sebab dalam tulisan ini ada meterai ketaatan kepada superior dan kepada bapak pengakuanmu, dan kenyataan itu sendiri sudah memberikan kemuliaan kepada-Ku, dan banyak jiwa akan memetik manfaat darinya. Putri-Ku, Aku minta dengan sangat supaya engkau menggunakan semua waktu luangmu untuk menulis tentang kebaikan dan kerahiman-Ku. Sepanjang hayatmu, engkau harus terus bekerja untuk memperkenalkan kepada jiwa-jiwa kerahiman agung-Ku bagi mereka dan untuk mendorong mereka agar percaya akan kerahiman-Ku yang tanpa batas.”
(1571) , “Apakah engkau bersedih hati karena hal ini? Memang, engkau adalah seorang santa. Tidak lama lagi Aku sendiri akan membuat hal ini nyata di dalam dirimu, dan mereka akan mengucapkan kata yang sama, seorang santa, hanya saja kali ini diucapkan dengan penuh cinta.”
(1572) “Aku mengingatkan engkau, Putri-Ku, setiap kali engkau mendengar bunyi jam yang menunjukkan pukul tiga petang, benamkanlah dirimu sepenuhnya dalam kerahiman-Ku sambil menyembah dan memuliakannya; mohonlah bantuannya yang mahakuasa bagi seluruh dunia, khususnya bagi orang-orang berdosa yang malang, sebab pada saat ini, kerahiman-Ku terbuka lebar bagi setiap jiwa. Pada jam ini, engkau dapat memperoleh segala sesuatu bagi dirimu sendiri dan bagi orang-orang lain yang engkau doakan; inilah saat rahmat bagi seluruh dunia -  saat kerahiman yang mengalahkan keadilan.”
“Putri-Ku, berusahalah sebaik-baiknya untuk melaksanakan Jalan Salib pada jam ini, asal saja tidak terhalang oleh tugas-tugasmu; kalau tidak mungkin melaksanakan Jalan Salib, sekurang-kurangnya masuklah ke kapel barang sejenak dan sembahlah Hati-Ku yang penuh kerahiman dalam Sakramen Mahakudus; dan kalau untuk masuk ke kapel pun tidak mungkin, di mana pun kebetulan engkau berasa, benamkanlah dirimu dalam doa, biarpun hanya sebentar. Aku menuntut penghormatan terhadap kerahiman-Ku dari setiap makhluk, terutama dari engkau karena kepadamulah Aku telah memberikan pemahaman yang paling mendalam tentang misteri ini.”
(1576) “Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa antara Aku dan engkau ada jurang yang tak terseberangi, suatu jurang yang memisahkan Pencipta dari ciptaan. Tetapi, jurang ini telah ditimbuni dengan kerahiman-Ku. Aku sendiri telah mengangkat engkau kepada-Ku bukan karena Aku membutuhkan engkau, tetapi karena Aku ingin memberikan kepadamu rahmat kesatuan dengan diri-Ku, dan semua ini melulu karena kerahiman-Ku.”
(1577) “Katakanlah kepada jiwa-jiwa agar mereka tidak memasang dalam hati mereka sendiri rintangan-rintangan terhadap kerahiman-Ku, yang sedemikian ingin bertindak dalam diri mereka. Kerahiman-Ku bekerja dalam semua hati yang membuka pintu baginya. Baik orang berdosa maupun orang benar membutuhkan kerahiman-Ku. Pertobatan adalah rahmat dari kerahiman-Ku; demikian juga keteguhan hati.”
(1578) “Biarlah jiwa-jiwa yang sungguh mengusahakan kesempurnaan menyembah kerahiman-Ku secara istimewa sebab rahmat berlimpah yang Kuanugerahkan kepada mereka mengalir dari kerahiman-Ku. Aku ingin agar jiwa-jiwa ini menjadi unggul karena pengharapan yang tanpa batas kepada kerahiman-Ku. Aku sendiri akan membantu pengudusan jiwa-jiwa seperti itu. Aku akan memperlengkapi mereka dengan segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk mencapai kesucian. Rahmat kerahiman-Ku hanya dapat diperoleh dengan menggunakan satu bejana, yakni pengharapan. Semakin besar pengharapan suatu jiwa, semakin banyak rahmat yang akan ia terima. Jiwa-jiwa yang pengharapannya tanpa batas merupakan penghiburan yang paling besar bagi-Ku sebab dengan demikian Aku dapat melimpahkan seluruh khazanah rahmat-Ku ke dalam diri mereka. Aku bersukacita bahwa mereka memintanya dalam jumlah banyak karena Aku memang ingin sekali memberikan banyak rahmat, bahkan amat banyak. Sebaliknya, Aku sangat sedih kalau jiwa-jiwa hanya minta sedikit rahmat, kalau mereka menyempitkan pintu hati mereka.”
(1587) “Tanggunglah semua ini dengan sabar; orang lain akan mengatakan hal itu kepada superior.”
“Sekarang suster-suster lain akan memberitahukan kelalaian suster itu dalam pelayanannya, tetapi engkau hendaknya tinggal diam dan tidak berbicara mengenai masalah itu.”
(1588) “Dalam Perjanjian Lama, Aku mengutus para nabi yang membawa ancaman-ancaman kepada umat-Ku. Sekarang, Aku mengutus engkau membawa kerahiman-Ku kepada umat manusia di seluruh dunia. Aku tidak ingin menghukum umat manusia yang sedang sakit. Sebaliknya, Aku ingin menyembuhkan mereka, sambil mendekapkan mereka ke Hati-Ku yang maharahim. Aku menggunakan hukuman kalau mereka sendiri memaksa Aku berbuat demikian; tangan-Ku enggan untuk memegang pedang keadilan. Sebelum hari Penghakiman tiba, Aku akan menggelar Hari Kerahiman.”
----------------------------------------------------------------
JILID 6
(1597) “Putri-Ku, pergulatanmu akan berlangsung sampai ajal. Napas terakhirmu akan menandai berakhirnya hidupmu. Engkau akan mengalahkan kerapuhan dengan kelembutan.”
(1598) “Aku memasuki hati tertentu serasa masuk ke dalam Sengsara yang kedua.”
(1599) “Putri-Ku, jangan terlalu memperhatikan bejana yang Kugunakan untuk memberi rahmat kepadamu, melainkan rahmat yang Kuberikan kepadamu sebab bejana itu tidak selalu menyenangkan hatimu, dan karenanya engkau pun kurang menghargai rahmat itu. Aku ingin menghindarkan engkau dari sikap seperti itu, dan Aku ingin agar perhatianmu tidak pernah terpancang pada bejana yang Kugunakan untuk mengirimkan rahmat-Ku kepadamu. Biarlah segenap perhatian jiwamu terpusat pada upaya menanggapi rahmat-Ku sesetia mungkin.”
(1601) “Di tangan-Ku, jiwa-jiwa terpilih itu adalah terang yang Kupancarkan ke dalam kegelapan dunia dan Kugunakan untuk meneranginya. Sebagaimana bintang-bintang menerangi malam, demikian jiwa-jiwa terpilih itu menerangi bumi. Semakin sempurna suatu jiwa, semakin benderanglah terangnya di sekitarnya dan semakin jauh terang itu dipancarkan olehnya. Bisa jadi ia tersembunyi dan tidak dikenal, bahkan oleh orang-orang yang paling dekat dengannya, tetapi kekudusannya terpancar dalam jiwa-jiwa bahkan sampai ke batas-batas dunia yang paling jauh.”
(1602) “Putri-Ku, setiap kali engkau pergi ke pengakuan dosa, ke mata air kerahiman-Ku, Darah dan Air yang memancar dari Hati-Ku mengalir ke dalam jiwamu dan membuat jiwamu semakin mulia. Setiap kali engkau pergi ke pengakuan dosa, dengan pengharapan yang besar, benamkanlah diri sepenuhnya ke dalam kerahiman-Ku sehingga Aku dapat mencurahkan kelimpahan rahmat-Ku atas jiwamu. Apabila engkau menghampiri kamar pengakuan, ketahuilah bahwa Aku sendiri sedang menantikan engkau di sana. Aku hanya bersembunyi di balik sosok imam, tetapi Aku sendirilah yang bekerja di dalam jiwamu. Di sini, jiwa yang papa bertemu dengan Allah yang maharahim. Katakanlah kepada jiwa-jiwa bahwa dari mata air kerahiman ini jiwa-jiwa hanya dapat menimba rahmat dengan bejana pengharapan. Kalau pengharapan mereka besar, maka kemurahan-Ku tidak ada batasnya. Banjir rahmat akan menggenangi jiwa-jiwa yang rendah hati. Jiwa yang sombong akan selalu tinggal dalam kemiskinan dan kepapaan sebab rahmat-Ku menghindar dari mereka dan mengalir kepada jiwa-jiwa yang rendah hati.”
(1603) “Berdoalah untuk seorang siswi yang sangat membutuhkan rahmat-Ku.”
(1605) “Tulislah segala sesuatu yang engkau pikirkan sehubungan dengan kebaikan-Ku.”
“Putri-Ku, kalaupun engkau mengatakan sekaligus segala sesuatu dalam semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tidak pernah engkau mengatakan terlalu banyak. Sebaliknya, yang engkau kidungkan itu hanyalah sebagian kecil dari pujian atas kebaikan-Ku - kerahiman-Ku yang tak terselami.”
“Putri-Ku, tenanglah, lakukanlah seperti yang kukatakan kepadamu. Pikiran-pikiranmu berpadu dengan pikiran-pikiran-Ku; maka tulislah apa pun yang muncul dalam pikiranmu. Engkau adalah juru tulis kerahiman-Ku. Aku telah memilih engkau untuk tugas ini, baik dalam kehidupan sekarang maupun dalam kehidupan yang akan datang. Begitulah Aku menghendakinya kendati segala perlawanan yang akan diberikan orang terhadapmu. Ketahuilah bahwa pilihan-Ku tidak akan berubah.”
(1607) “Aku tidak akan membebankan kepadanya suatu pun yang melampaui kekuatannya.”
(1610) “Maka, jangan cemas; engkau melihat bahwa dari diri sendiri mereka tidak dapat melakukan suatu pun. Kalaupun Aku membiarkan mereka tampak menang, ini Kulakukan karena kebijaksanaan-Ku yang tak terselami.”
(1612) “Aku membutuhkan penderitaan-penderitaanmu untuk menyelamatkan jiwa-jiwa.”
(1617) “Karena engkau ini seorang anak, maka engkau akan selalu dekat dengan Hati-Ku. Kesederhanaanmu lebih menyenangkan Hati-Ku daripada semua mati ragamu.”
(1626) “Selama seluruh Masa Prapaskah ini, Aku membawa engkau ke sekolah-Ku. Aku ingin mengajar engkau bagaimana caranya menderita.”
“Engkau boleh minum dari piala yang Kupakai untuk minum. Karunia istimewa ini Kuberikan kepadamu hari ini.”
(1628) “Hai murid-Ku, cintailah dengan sepenuh hati orang-orang yang menyebabkan engkau menderita. Berbuat baiklah kepada orang-orang yang membenci engkau.”
“Tidak selalu engkau mampu mengendalikan perasaan-perasaanmu. Engkau akan tahu bahwa engkau sudah mencintai mereka kalau, sesudah mengalami gangguan dan perlawanan, engkau tetap merasa damai; tetapi, berdoalah bagi mereka yang telah membuat engkau menderita dan mohonlah kebaikan bagi mereka.”
(1641) “Putri-Ku, tulislah bahwa pelanggaran-pelanggaran tak sengaja yang dilakukan oleh jiwa-jiwa tidak menghalangi cinta-Ku terhadap mereka; juga tidak menghalangi Aku untuk menyatukan diri dengan mereka. Tetapi, pelanggaran-pelanggaran yang disengaja, juga yang paling kecil, menghancurkan rahmat, dan Aku tidak dapat melimpahkan karunia-karunia-Ku ke atas jiwa-jiwa seperti itu.”
(1643) “Dengarkanlah, hai Putri-Ku. Memang, semua karya yang muncul karena kehendak-Ku menghadapi tantangan-tantangan yang berat. Tetapi, camkanlah, adakah sesuatu dari karya-karya itu yang gagal karena kesulitan-kesulitan yang lebih besar daripada karya itu? Secara langsung karya itu adalah karya-Ku - Karya Penebusan. Hendaknya engkau tidak terlalu mencemaskan hambatan-hambatan. Dunia tidak sekuat seperti tampaknya; kekuatannya jelas terbatas. Ketahuilah, Putri-Ku, kalau jiwamu dipenuhi dengan api cinta-Ku yang murni, segala kesulitan akan musnah laksana kabut diterpa sinar mentari dan tidak berani menyentuh jiwa itu. Semua musuh akan takut untuk memulai pertempuran melawan jiwa seperti itu sebab mereka merasakan jiwa itu lebih kuat daripada seluruh dunia ....”
(1644) “Putri-Ku, untuk karya kerahiman ini, bekerjalah sekuat tenaga sejauh diizinkan oleh ketaatan. Paparkanlah dengan jelas kepada bapak pengakuanmu permintaan-Ku yang paling kecil, dan biarlah dia yang akan mengambil keputusan. Bagaimana pun mereka tidak boleh lalai, tetapi laksanakanlah segala sesuatu dengan setia; kalau tidak, Aku tidak akan berkenan padamu....”
(1645) “Putri-Ku, tolonglah Aku menyelamatkan orang-orang berdosa.”
(1650) “Jangan menangis, Engkaulah santa itu.”
“Bukanlah urusanmu bagaimana hal itu akan terjadi. Tugasmu adalah bersikap setia kepada rahmat-Ku dan selalu melakukan apa yang ada dalam batas kemampuanmu dan apa yang diizinkan oleh ketaatan untuk engkau lakukan.”
(1657) “Putri-Ku, ibamu terhadap Aku menyegarkan diri-Ku. Dengan merenungkan sengsara-Ku, jiwamu memperoleh keindahan tersendiri yang mencolok.”
(1658) “Aku enggan masuk ke dalam hati itu. Engkau menerima dua Hosti karena Aku sengaja menangguhkan kedatangan-Ku ke dalam jiwa yang menolak rahmat-Ku itu. Kunjungan kepada jiwa seperti itu tidak menyenangkan Hati-Ku.”
(1663) “Pandanglah Hati-Ku dan lihatlah di sana cinta serta kerahiman-Ku terhadap umat manusia, khususnya terhadap orang-orang berdosa. Pandanglah dan masuklah ke dalam Sengsara-Ku.”
(1664) “Putri-Ku, ketahuilah bahwa cintamu yang berkobar-kobar dan kemurahan hatimu terhadap Aku merupakan penghiburan bagi-Ku di Taman [Getsemani].”
(1665) “Engkau menyaksikan kerahiman-Ku terhadap orang-orang berdosa; pada saat ini kerahiman-Ku sedang dinyatakan dengan segala kekuatannya. Lihatlah, betapa sedikitnya yang telah engkau tulis mengenai hal ini; itu barulah satu titik kecil. Lakukanlah apa yang ada dalam kuasamu, supaya orang-orang berdosa mulai mengenal kebaikan-Ku.”
(1666) “Engkaulah [kekasih] Hati-Ku. Berbicaralah kepada orang-orang berdosa mengenai kerahiman-Ku.”
(1667) “Tenanglah, Putri-Ku. Karya kerahiman ini adalah karya-Ku; tidak ada bagianmu dalam karya ini. Sangatlah menyenangkan Hati-Ku bahwa dengan setia engkau melaksanakan apa yang telah Kuperintahkan kepadamu, tanpa menambah atau mengurangi sepatah kata pun.”
(1669) “Hai Jantung Hati-Ku, bersukacitalah!”
(1671) “Jiwa ini sangat Kukasihi.”
(1674) “Tenanglah, Anak-Ku, Aku menyertaimu. Pergilah dalam damai. Semua sudah siap; Aku telah mengatur, dengan cara-Ku sendiri yang istimewa, agar suatu kamar pribadi disiapkan bagimu.”
(1676) “Tenanglah, Aku menyertaimu.”
(1681) “Engkau adalah putri kesayangan-Ku.”
(1682) “Putri-Ku, apakah engkau membutuhkan sesuatu?”

“Kalau jiwa-jiwa mau menyerahkan diri mereka sepenuhnya kepada-Ku, Aku sendiri akan melaksanakan tugas untuk menguduskan mereka, dan Aku akan melimpahkan bahkan rahmat yang lebih besar lagi ke atas mereka. Ada jiwa-jiwa yang menghancurkan usaha-usaha-Ku, tetapi Aku tidak menyerah terhadap mereka; begitu mereka berpaling kepada-Ku, Aku akan bergegas menolong mereka, dengan melindungi mereka dalam kerahiman-Ku, dan Aku memberi mereka tempat pertama dalam Hati-Ku yang pemurah.”
(1683) “Tulislah demi manfaat bagi jiwa kaum religius bahwa Hati-Ku sangat senang datang kepada mereka dalam komuni kudus. tetapi, kalau ada orang lain di dalam hati itu, Aku tidak tahan dan Aku akan cepat meninggalkan hati itu, sambil membawa serta semua karunia dan rahmat yang telah Kusiapkan bagi jiwa itu. Jiwa itu bahkan tidak menyadari kepergian-Ku. Sesudah beberapa waktu, barulah ia akan merasakan kehampaan batin dan ketidakpuasan. Oh, kalau saja kemudian ia berpaling kepada-Ku, Aku akan membantu dia membersihkan hatinya, dan Aku akan memenuhi segala sesuatu yang ada di dalam jiwanya; tetapi tanpa kesadaran dan persetujuannya, Aku tidak dapat menjadi Penguasa hatinya.”
“Putri-Ku, hayatilah dengan setia kata-kata yang Kusampaikan kepadamu. Jangan menghargai hal-hal lahiriah terlalu tinggi, juga kalau hal itu tampak sangat berharga bagimu. Tinggalkanlah dirimu sendiri, dan tinggallah bersama-Ku terus-menerus. Percayakanlah segala sesuatu kepada-Ku dan jangan melakukan suatu pun dengan mengandalkan dirimu sendiri; maka engkau akan selalu memiliki kebebasan roh yang leluasa. Tidak ada situasi atau kejadian yang akan mampu mengacaukan engkau. Jangan terlalu mengacuhkan apa yang dikatakan orang. Biarlah setiap orang menghakimi engkau menurut kesukaan mereka. Jangan membela diri; penghakiman mereka tidak akan merugikan engkau. Singkirkanlah segala sesuatu begitu mereka muncul dan menuntut sesuatu, juga kalau mereka itu tampaknya sangat penting. Jangan meminta suatu pun tanpa minta pertimbangan-Ku. Biarkan mereka mengambil apa pun yang bahkan menjadi hakmu - kehormatan, nama baik - biarlah rohmu membubung di atas semua itu. Jadi, bebaskanlah dirimu dari segala sesuatu, beristirahatlah di dekat Hati-Ku, dan jangan biarkan damaimu dikacaukan oleh suatu pun. Oh, murid-Ku, camkanlah kata-kata yang telah Kusampaikan kepadamu.”
(1687) “Perhatikanlah khazanah rahmat yang mengalir kepada jiwa-jiwa; tetapi tidak semua jiwa itu tahu bagaimana memanfaatkan kemurahan-Ku.”
(1688) “Putri-Ku, tengoklah ke dalam Hati-Ku yang Maharahim, dan pantulkanlah kemurahannya di dalam hati dan perbuatan-perbuatanmu sendiri sehingga engkau, yang memaklumkan kerahiman-Ku kepada dunia, dapat membara bersamanya.”
(1690) “Putri-Ku, berikanlah jiwa-jiwa kepada-Ku. Ketahuilah bahwa misimu adalah memenangkan jiwa-jiwa bagi-Ku lewat doa dan pengurbanan, dan dengan mendorong mereka untuk mengandalkan kerahiman-Ku.”
(1693) “Putri-Ku, apa yang sedang engkau tulis?”
“Juru tulis misteri-Ku yang paling dalam, ketahuilah bahwa kemesraan ekslusif ini hanya Kujalin denganmu. Tugasmu adalah menuliskan segala sesuatu tentang kerahiman-Ku yang Kuberitahukan kepadamu demi manfaat bagi mereka yang dengan membacanya akan diteguhkan jiwanya dan akan memiliki keberanian untuk menghampiri Aku. Oleh karena itu, Aku menghendaki engkau memanfaatkan semua waktu luangmu untuk menulis.”
“Bukanlah urusanmu untuk memikirkan hal itu. Tugasmu hanyalah melakukan apa yang dapat engkau lakukan. Aku akan mengatur segala sesuatu sedemikian rupa sehingga dengan gampang engkau akan dapat melakukan apa yang Kuminta darimu...”
(1695) “Aku senang sekali karena engkau berlaku sebagai putri-Ku yang sejati. Selalu berbelas kasihlah, sama seperti Aku selalu berbelas kasih. Kasihilah setiap orang demi kasihmu akan Daku; juga, kasihilah musuh-musuhmu yang paling besar sehingga kerahiman-Ku dapat sepenuhnya terpantul di dalam hatimu.”
(1697) “Putri-Ku, ketahuilah bahwa jikalau Aku membiarkan engkau merasakan dan memiliki pengetahuan yang lebih mendalam mengenai penderitaan-Ku, itu adalah rahmat dari Aku. tetapi, ketika pikiranmu menjadi redup dan penderitaanmu meningkat, pada saat itu engkau ambil bagian aktif dalam sengsara-Ku, dan Aku sedang menjadikan dirimu lebih serasi dengan diri-Ku. Pada saat seperti itu, lebih daripada kapan pun, tugasmu adalah menyerahkan diri kepada kehendak-Ku...”
(1700) “Tidakkah engkau memiliki keinginan apa pun di dalam hatimu?”
“Itu akan segera terpenuhi. Anak-Ku yang terkasih, setiap kerinduanmu bergema di dalam Hati-Ku. Tatapan mata-Ku yang berseri-seri terpaku padamu sebelum Aku menatap ciptaan yang lain.”
(1701) “Aku adalah Gurumu, sekarang dan kelak; berusahalah membuat hatimu menjadi seperti Hati-Ku yang lemah lembut dan rendah hati. Janganlah pernah menuntut hakmu. Tanggunglah dengan tenang dan sabar segala sesuatu yang menimpa engkau. Janganlah membela diri kalau engkau dipermalukan meskipun engkau tidak bersalah. Biarlah orang-orang lain merasa menang. Janganlah berhenti berbuat baik kalau engkau melihat bahwa kebaikanmu disalahgunakan. Aku sendiri akan berbicara bagimu kalau memang diperlukan. Bersyukurlah atas rahmat-Ku yang paling kecil sekalipun sebab sikap syukurmu mendesak Aku untuk memberikan rahmat baru kepadamu...”
(1702) “Aku akan membiarkan biara dan gereja-gereja dihancurkan.”
“Pujian itu melukai Hati-Ku sebab cinta sudah diusir dari biara-biara. Jiwa-jiwa itu tanpa cinta dan tanpa kesalehan, jiwa-jiwa itu penuh dengan egoisme dan cinta diri, jiwa-jiwa itu penuh dengan kesombongan dan kecongkakan, jiwa-jiwa itu penuh dengan tipu muslihat dan kemunafikan, jiwa-jiwa itu suam-suam kuku, yang kehangatannya hanya cukup untuk bertahan hidup: Hati-Ku tidak tahan menanggung semua ini. Semua rahmat yang Kucurahkan atas mereka langsung menghilang seperti air yang jatuh ke permukaan batu karang. Aku tidak tahan berada di depan mereka sebab mereka tidak baik dan tidak jahat. Aku telah menginginkan biara-biara baru agar dunia dikuduskan lewat mereka. Dari merekalah nyala cinta dan pengurbanan yang penuh kekuatan seharusnya berkobar. Kalau mereka tidak bertobat dan hati mereka tidak bernyala karena cinta pertama mereka, Aku akan mengizinkan dunia menghancurkannya...”
“Bagaimana mereka dapat duduk pada takhta pengadilan yang ditetapkan untuk menghakimi dunia kalau kesalahan mereka lebih besar daripada kesalahan dunia? Tidak ada penyesalan dan pemulihan dalam diri mereka. O hati yang pada pagi hari menerima Aku dan pada tengah hari sudah sama sekali dipenuhi kebencian terhadap-Ku, kebencian dalam segala jenisnya! O hati yang Kupilih secara istimewa, untuk inikah engkau dipilih, yakni untuk lebih melukai Hati-Ku? Dosa-dosa berat yang dilakukan oleh dunia merupakan luka di permukaan Hati-Ku, tetapi dosa-dosa yang dilakukan oleh jiwa terpilih terus-menerus menembus Hati-Ku...”
(1703) “Jangan menangis. Masih ada banyak jiwa yang sangat mencintai Aku, tetapi Hati-Ku ingin dicintai oleh semua orang dan Aku memperingatkan serta menghukum mereka karena Aku sangat mencintai mereka.”
(1704) “Jangan takut. Aku menyertaimu.”
(1705) “Apa yang engkau lakukan di sini sedini ini?”
“Aku datang untuk menjumpai engkau, untuk melimpahkan rahmat atas dirimu. Aku sedang mencari jiwa-jiwa yang senang menerima rahmat-Ku.”
(1707) “Kini dan nanti Aku akan menjadi sebagaimana engkau memuji Aku. Engkau akan mengalami kebaikan-Ku, mulai sejak kehidupan ini dan kemudian, secara penuh, dalam kehidupan yang akan datang.”
(1709) “Engkau akan menjalani retret tiga hari sebelum turunnya Roh Kudus. Aku sendiri akan mengarahkan engkau. Hendaknya engkau tidak mengikuti suatu pun dari peraturan-peraturan yang dituntut oleh retret pada umumnya atau menggunakan suatu buku pun untuk meditasi. Tugasmu adalah mendengarkan suara-Ku dengan penuh perhatian. Untuk bacaan rohani, hendaknya engkau membaca satu bab dari Injil Yohanes.”
(1710) “...pergilah ke seluruh dunia dan ajarlah mereka dalam nama-Ku.”
(1714) “Doa-doamu dikabulkan untuk ujud-ujud yang lain. Aku tidak dapat mengambil salib-salib itu sebelum mereka tahu maksudnya.”
(1717) “Ada jiwa-jiwa yang dengannya Aku tidak dapat melakukan suatu pun. Mereka adalah jiwa-jiwa yang terus-menerus mengamati orang lain, tetapi sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi dalam diri mereka sendiri. Mereka terus-menerus berbicara tentang orang lain, bahkan juga pada saat silentium yang ketat, yang dikhususkan hanya untuk berbicara dengan Aku. Oh, jiwa-jiwa yang malang, mereka tidak mendengarkan kata-kata-Ku; batin mereka selalu hampa. Mereka tidak mencari Aku dalam hati mereka sendiri, tetapi dalam percakapan yang hampa, di mana Aku tidak pernah ditemukan. Mereka merasakan kehampaan mereka, tetapi mereka tidak menyadari kesalahan mereka sendiri, sedangkan jiwa-jiwa yang sepenuhnya Aku rajai senantiasa menjadi suara batin melawan mereka. Sebagai pengganti mengoreksi diri sendiri, mereka memenuhi hati sendiri dengan dengki, dan kalau mereka tidak menyadari kesalahan sendiri, mereka akan terjerumus lebih dalam lagi. Suatu hati yang selama ini penuh dengan kedengkian, kini sudah mulai dipenuhi dengan kebencian. Mereka sudah di ambang kejahatan. Mereka cemburu akan anugerah-Ku kepada jiwa-jiwa lain, tetapi mereka sendiri tidak mampu dan tidak mau menerimanya.”
(1722) “Kalau engkau tidak mengikat tangan-Ku, Aku pasti sudah menurunkan banyak hukuman ke atas bumi. Putri-Ku, pandangan matamu meredakan murka-Ku. Meskipun mulutmu membisu, engkau memanggil Aku dengan sedemikian kuatnya sehingga seluruh surga terharu. Aku tidak dapat menghindar dari permintaan-permintaanmu sebab engkau memburu Aku, tidak dari jauh tetapi dalam hatimu sendiri.”
(1725) “Putri-Ku, sama seperti engkau mempersiapkan kehadiran-Ku, demikianlah engkau melakukan pengakuan dosamu di hadapan-Ku. Bagi-Ku, sosok seorang imam hanyalah tirai. Jangan pernah menganalisis imam macam apa yang Aku gunakan; dalam pengakuan dosa, bukalah jiwamu seolah-olah engkau melakukannya kepada-Ku, dan Aku akan memenuhinya dengan terang-Ku.”
(1728) “Tulislah: Aku adalah Tritunggal yang kudus, dan Aku benci akan dosa yang paling kecil sekalipun. Aku tidak dapat mengasihi suatu jiwa yang ternoda oleh dosa; tetapi ketika ia menyesal, kemurahan-Ku terhadapnya tidak terbatas. Kerahiman-Ku merengkuh dan menyelamatkannya. Dengan kerahiman-Ku, Aku memburu orang-orang berdosa di segala jalan mereka, dan Hati-Ku bersukacita ketika mereka kembali kepada-Ku. Aku lupa akan kepahitan yang mereka suapkan kepada Hati-Ku, dan Aku bersukacita ketika mereka kembali.”
“Katakan kepada orang-orang berdosa bahwa tidak seorang pun akan lolos dari tangan-Ku; kalau mereka lari dari Hati-Ku yang maharahim, mereka akan jatuh ke dalam tangan-Ku yang adil. Katakan kepada orang-orang berdosa bahwa Aku selalu menantikan mereka bahwa dengan penuh perhatian Aku mendengarkan denyut jantung mereka ... kapan ia akan berdengyut bagi-Ku? Tulislah bahwa Aku sedang berbicara kepada mereka lewat kegelisahan hati nurani mereka, lewat kegagalan dan penderitaan mereka, lewat badai topan dan halilintar, lewat suara Gereja. Dan kalau mereka menyia-nyiakan semua rahmat-Ku, Aku akan murka terhadap mereka, sambil meninggalkan mereka sendirian dan memberikan kepada mereka apa yang mereka kehendaki.”
(1731) “Daraslah Koronka yang telah Kuajarkan kepadamu, maka badai akan berhenti.”
“Lewat Koronka, engkau akan memperoleh segala sesuatu kalau yang engkau minta itu selaras dengan kehendak-Ku.”
(1732) “Aku memiliki cinta yang istimewa terhadap Polandia. Kalau ia mematuhi kehendak-Ku, Aku akan mengangkatnya kepada kekuasaan dan kekudusan. Dari negeri ini, akan muncul percik api yang akan mempersiapkan dunia untuk menyambut kedatangan-Ku yang terakhir.”
(1738) “Masuklah sering-sering ke Purgatorium sebab mereka membutuhkan engkau di sana.”  
(1739) “Tulislah, Putri-Ku, bahwa bagi jiwa yang remuk redam Aku adalah Sang Kerahiman sendiri. Kejahatan jiwa yang paling besar pun tidak akan menyalakan murka-Ku; sebaliknya, terhadap jiwa seperti itu, Hati-Ku terharu dengan kerahiman yang besar.”
(1752) “Putri-Ku, kita sedang memulai retret.”
“Tenanglah, Putri-Ku, Superior sudah memberikan izinnya. Engkau akan mengetahuinya besok pagi. Tetapi, kita harus memulai retret itu hari ini.”
(1753) “Jangan takut akan apa pun. Apa yang dilarang bagi orang-orang lain telah diizinkan bagimu. Rahmat yang tidak diberikan kepada jiwa-jiwa lain untuk dapat dilihat, bahkan dari jarak yang begitu dekat, setiap hari menyegarkan engkau, seperti roti sehari-hari.”
(1754) “Camkanlah, Putri-Ku, berkat kaul-kaulmu, hatimu bersatu sedemikian erat dengan Aku. Sebelum menciptakan dunia, Aku sudah mengasihi engkau dengan cinta yang hari ini dialami oleh hatimu, dan sepanjang segala abad cinta-Ku tidak pernah akan berubah.”
(1756) “Putri-Ku, sudah engkau habiskan pokok renungan yang Kuberikan kepadamu? Kalau begitu, Aku akan memberi kepadamu pokok renungan yang baru.”
(1757) “Hari ini, engkau akan membaca Injil Yohanes, bab lima belas. Aku menghendaki engkau membaca ini dengan sangat pelan-pelan.”
(1758) “Putri-Ku, renungkanlah kehidupan Allah yang ada dalam Gereja demi keselamatan dan pengudusan jiwamu. Renungkanlah cara engkau menggunakan harta rahmat ini, renungkanlah usaha-usaha yang dilakukan oleh cinta-Ku.”
(1760) “Putri-Ku, Aku ingin mengajar engkau tentang perang rohani. Jangan pernah mengandalkan dirimu sendiri, tetapi serahkanlah dirimu sepenuhnya kepada kehendak-Ku. Dalam kesendirian, kegelapan dan aneka keragu-raguan, mintalah pertolongan kepada-Ku dan kepada pembimbing rohanimu. Ia akan selalu menjawabmu atas nama-Ku. Jangan tawar-menawar dengan godaan apa pun; segera berlindunglah dalam Hati-Ku dan, pada kesempatan pertama, beberkan godaan itu kepada bapak pengakuan. Taruhlah cinta dirimu pada tempat terakhir sehingga ia tidak menodai perbuatan-perbuatanmu. Terhadap dirimu sendiri, bersikaplah sungguh-sungguh sabar. Jangan mengabaikan mati raga batin. Utamakanlah selalu pendapat para superior dan bapak pengakuanmu. Perlakukanlah orang-orang yang suka menggerutu seperti wabah. Biarlah semua kegiatan berjalan seperti adanya; engkau harus bertindak seperti yang Aku kehendaki.”
“Taatilah peraturan sesetia mungkin. Kalau seseorang menyebabkan engkau terganggu, pikirkanlah hal-hal yang baik yang dapat engkau lakukan untuk orang yang menyebabkan engkau menderita itu. Jangan mengumbar-ngumbar perasaan-perasaanmu. Diamlah kalau engkau dicela. Jangan meminta pendapat seorang pun kecuali pendapat bapak pengakuanmu; terhadapnya, bersikaplah jujur dan sederhana seperti anak kecil. Jangan berkecil hati karena sikap tidak tahu terima kasih. Jangan terlalu mempertanyakan jalan-jalan lewat mana Aku menuntun engkau. Apabila rasa bosan dan kecil hati melanda hatimu, tinggalkanlah dirimu sendiri dan bersembunyilah di dalam Hati-Ku. Jangan takut bertempur; keberanian sendiri sering membuat godaan ketakutan dan mereka tidak berani menyerang kita.”
“Berperanglah selalu dengan penuh keyakinan bahwa Aku menyertai engkau. Jangan dikendalikan oleh perasaan sebab perasaan tidak selalu dapat engkau kendalikan; tetapi segala pahala ada di dalam kehendak. Selalu bergantunglah pada para superior, juga dalam hal-hal yang paling kecil. Aku tidak memperdaya engkau dengan iming-iming damai dan penghiburan; sebaliknya, Aku mempersiapkan engkau untuk menghadapi pertempuran yang sengit. Ketahuilah, sekarang engkau masuk pada tahap di mana seluruh surga dan bumi menatap engkau. Berperanglah seperti seorang ksatria sehingga Aku dapat memberikan ganjaran kepadamu. Janganlah takut tanpa alasan yang sepadan sebab engkau tidak sendirian.”
(1761) “Putri-Ku, hari ini, renungkanlah sengsara-Ku yang pedih dengan segala kepahitannya. Renungkanlah sengsara-Ku itu seolah-olah Aku menanggungnya demi keselamatanmu seorang.”
(1763) “Putri-Ku, renungkanlah pedoman hidup membiara dan kaul-kaul yang sudah engkau persembahkan kepada-Ku. Engkau tahu betapa tingginya Aku menilai semua itu; segala rahmat, yang Kusediakan bagi jiwa-jiwa religius, terkait erat dengan pedoman hidup dan kaul.”
(1765) “Hari ini, Putri-Ku, untuk bacaanmu, engkau harus mengambil Injil Yohanes, bab sembilan belas; bacalah bab ini, tidak hanya dengan bibirmu, tetapi juga dengan hatimu...”
(1767) “Putri-Ku, Aku ingin mengajar engkau tentang bagaimana engkau harus menyelamatkan jiwa-jiwa melalui pengurbanan dan doa. Lewat doa dan penderitaan, engkau akan menyelamatkan lebih banyak jiwa daripada yang akan diselamatkan oleh seorang misionaris melulu lewat pengajaran dan khotbah-khotbahnya. Aku ingin menyaksikan dirimu sebagai kurban terdorong oleh cinta yang bernyala-nyala, yang baru kemudian akan tampak berbobot di hadapan-Ku. Engkau harus menghampakan diri, digiling lembut, dan hidup seolah-olah sudah mati dalam relung hatimu yang paling rahasia. Engkau harus dihancurkan dalam lubuk tersembunyi di mana mata insani tidak pernah melihatnya; dengan demikian, Aku akan menemukan di dalam dirimu suatu kurban yang berkenan di Hati-Ku, suatu kurban yang sungguh manis dan harum. Maka, akan sungguh besarlah kuasamu bagi siapa saja yang engkau doakan.”
“Secara lahiriah, pengurbananmu harus tampak sebagai berikut: diam, tersembunyi, diresapi dengan cinta, dipenuhi dengan doa. Putri-Ku, Aku minta agar pengurbananmu murni dan penuh dengan kerendahan hati sehingga Aku dapat menemukan kenikmatan di dalamnya. Aku tidak akan menahan rahmat-Ku sehingga engkau dapat memenuhi apa yang Kuminta darimu.”
“Kini, Aku akan mengajar engkau mengenai apa yang akan menjadi wujud kurbanmu dalam kehidupan sehari-hari, untuk menjauhkan engkau dari segala macam khayalan. Hendaknya engkau menerima segala pengurbanan dengan penuh cinta. Jangan berkecil hati kalau hatimu sering mengalami penolakan dan ketidaksenangan sehubungan dengan pengurbanan itu. Seluruh kekuatan kurban itu ada pada kehendak; perasaan-perasaan yang menentang pengurbanan itu akan meningkatkan nilainya di mata-Ku, dan sama sekali tidak akan merendahkannya. Ketahuilah bahwa tubuh dan jiwamu akan sering berada di tengah api. Meskipun pada kesempatan-kesempatan tertentu, engkau tidak merasakan kehadiran-Ku, Aku akan selalu menyertai engkau. Jangan takut; rahmat-Ku akan menyertaimu....”
(1768) “Putri-Ku, dalam meditasi ini, renungkanlah cinta akan sesama. Apakah cintamu akan sesama dipandu oleh cinta-Ku? Apakah engkau mendoakan musuh-musuhmu? Apakah engkau menghendaki yang baik bagi mereka yang, dengan salah satu cara, telah menyebabkan engkau berduka atau yang telah melukai hatimu?”
“Ketahuilah, apa pun yang baik yang engkau lakukan terhadap salah satu jiwa, Aku terima seolah-olah sudah engkau lakukan terhadap Aku.”
(1770) “Sekarang, engkau akan merenungkan cinta-Ku dalam Sakramen Mahakudus. Di sini Aku seluruhnya bagimu dengan jiwa, tubuh, dan ke-Allahan-Ku sebagai Mempelaimu sepenuhnya menjadi milikmu. Engkau tahu apa yang dituntut oleh cinta: hanya satu hal, yakni balas cinta....”
(1772) “Putri-Ku, apakah engkau menghadapi suatu kesulitan dalam retret ini?”
(1773) “Hari ini, untuk bacaan rohanimu, hendaknya engkau ambil Injil Yohanes, bab dua puluh satu. Biarlah kutipan ini memberikan lebih banyak makanan kepada hatimu daripada pikiranmu.”
(1774) “Putri-Ku, Aku sangat senang beristirahat di dalam hatimu. Pada hari Kamis Putih, ketika Aku mewariskan Sakramen Mahakudus, engkaulah yang Kupikirkan.”
(1775) “Bagimu, Aku adalah Sang Kerahiman sendiri; oleh karena itu, Aku minta kepadamu untuk mempersembahkan kepapaanmu dan ketidak-berdayaanmu ini kepada-Ku, dan dengan cara ini, engkau menggembirakan Hati-Ku.”
(1777) “Putri-Ku, ketahuilah bahwa Hati-Ku adalah Sang Kerahiman sendiri. Dari lautan kerahiman ini, rahmat mengalir ke seluruh dunia. Tidak ada satu jiwa pun yang telah menghampiri Aku pergi tanpa menikmati penghiburan. Segala kepapaanmu telah dibenamkan dalam lubuk kerahiman-Ku, dan setiap rahmat yang menyelamatkan dan menguduskan memancar dari mata air ini. Putri-Ku, Aku ingin agar hatimu [menjadi] kediaman kerahiman-Ku. Aku ingin supaya kerahiman ini mengalir ke seluruh dunia lewat hatimu. Hendaknya tidak seorang pun yang menghampiri engkau pergi tanpa kepercayaan akan kerahiman-Ku yang sedemikian Aku inginkan bagi jiwa-jiwa.”
“Berdoalah sebanyak mungkin untuk orang-orang yang menghadapi ajal. Dengan permohonanmu, perolehlah bagi mereka pengharapan akan kerahiman-Ku sebab merekalah yang paling membutuhkan pengharapan, tetapi paling sedikit memilikinya. Yakinlah bahwa rahmat keselamatan kekal bagi jiwa-jiwa tertentu pada akhir hayat mereka bergantung pada doamu. Engkau mengetahui seluruh lubuk kerahiman-Ku; maka dari itu, timbalah kerahiman itu untuk dirimu sendiri dan khususnya untuk orang-orang berdosa yang malang. Dengan cepat, kerahiman-Ku akan merengkuh jiwa yang percaya sebelum langit dan bumi terjerumus ke dalam kehampaan.”
(1779) “Putri-Ku, hendaknya ketiga keutamaan menghiasi dirimu secara istimewa: kerendahan hati, kemurniaan motivasi, dan cinta. Jangan melakukan apa pun di luar yang Aku minta darimu, dan terimalah apa pun yang diberikan oleh tangan-Ku kepadamu. Berusahalah sungguh-sungguh untuk mewujudkan kehidupan penuh konsentrasi sehingga engkau dapat mendengarkan suara-Ku yang sedemikian lembut sehingga hanya dapat didengar oleh jiwa-jiwa yang hening....”
(1782) “Kembalilah ke kamarmu karena Aku menantikan engkau di sana.”
“Putri-Ku, Aku ingin engkau sekarang menulis sebab jalan-jalan di taman itu tidak selaras dengan kehendak-Ku.”
“Betapa besarnya keinginan-Ku untuk menyelamatkan jiwa-jiwa! Juru tulis-Ku yang terkasih, tulislah bahwa aku ingin mencurahkan kehidupan ilahi-Ku ke dalam jiwa-jiwa manusia dan menguduskan mereka, asal saja mereka mau menerima rahmat-Ku. Orang-orang yang dosanya paling berat pun akan mencapai kesucian yang tinggi kalau mereka mau berharap kepada kerahiman-Ku. Lubuk Hati-Ku yang paling dalam penuh dengan kerahiman yang selalu mengalir, dan semua itu dicurahkan ke atas semua yang telah Kuciptakan. Kesukaan-Ku adalah bekerja di dalam jiwa manusia, memenuhinya dengan kerahiman-Ku dan menyelamatkannya. Kerajaan-Ku di bumi adalah kehidupan-Ku dalam jiwa manusia. Tulislah, juru tulis-Ku, bahwa Aku sendiri adalah penuntun rohani bagi jiwa-jiwa - Aku menuntun mereka secara tidak langsung lewat imam, dan setiap orang Kutuntun kepada kesucian lewat jalan yang hanya Aku sendiri yang tahu.”
(1787) “Apabila engkau sudah ada di surga, dan melihat kembali hari-hari ini, engkau akan bersukacita dan akan ingin melihatnya sesering mungkin. Aku tidak heran, Putri-Ku, bahwa sekarang engkau belum dapat memahaminya sebab hatimu ditenggelamkan oleh rasa sakit dan kerinduan akan Daku. Berjagamu menyenangkan Hati-Ku. Puaslah dengan kata-kata-Ku; saatnya tidak akan lama lagi.”
(1797) “Putri-Ku, bantulah Aku menyelamatkan jiwa-jiwa. Pergilah kepada seorang berdosa yang sedang menghadapi ajal, dan teruslah mendaras Koronka. Dengan cara ini, engkau akan memperoleh baginya pengharapan akan kerahiman-Ku karena ia sudah dalam keadaan putus asa.”
(1802) “Putri-Ku, semua dosa yang ingin engkau akukan itu bukan dosa dalam pandangan-Ku; itulah sebabnya Aku membuat engkau tidak mampu mengatakannya.”







No comments:

Post a Comment