Monday, April 6, 2020

Pembasuhan Kaki

Mereka bangkit dari meja, dan sementara mereka membenahi jubah mereka, seperti yang biasa dilakukan sebelum mendaraskan doa khidmad, major-domo masuk bersama dua pelayan untuk mengeluarkan meja. Yesus, berdiri di antara para rasul-Nya, berbicara kepada mereka panjang lebar dengan sikap yang paling khidmad. Tak dapat aku mengulangi secara tepat seluruh pengajaran-Nya, tetapi aku ingat Ia berbicara mengenai kerajaan-Nya, bahwa Ia akan pergi kepada Bapa, akan apa yang ditinggalkan-Nya kepada mereka sekarang sebab Ia akan segera diambil dari mereka, dst. Ia juga memberikan instruksi-instruksi kepada mereka mengenai penitensi, pengakuan dosa, tobat dan pendamaian kembali.

Aku merasa bahwa instruksi-instruksi ini berhubungan dengan pembasuhan kaki, dan aku melihat segenap rasul menyadari dosa-dosa mereka dan bertobat, terkecuali Yudas. Pengajaran tentang hal ini panjang dan khidmad. Ketika pengajaran berakhir, Yesus menyuruh Yohanes dan Yakobus Muda untuk mengambil air dari ruang depan; Ia meminta para rasul untuk menata kursi dalam bentuk setengah lingkaran. Ia Sendiri pergi ke ruang depan, di mana Ia mengikatkan sebuah handuk pada pinggang-Nya. Selama waktu itu, para rasul berbicara di antara mereka dan mulai mereka-reka siapakah yang akan menjadi terbesar di antara mereka, sebab Tuhan kita telah dengan jelas mengatakan bahwa Ia akan segera meninggalkan mereka dan bahwa kerajaan-Nya sudah dekat; mereka semakin kuat beranggapan bahwa Ia menyembunyikan rencana-rencana rahasia, dan bahwa Ia berbicara mengenai suatu kemenangan duniawi yang pada akhirnya akan menjadi milik mereka.

Sementara itu Yesus, di ruang depan, meminta Yohanes untuk mengambil sebuah baskom dan Yakobus sebuah tempayan berisi air, yang mereka bawa sementara mereka mengikuti-Nya masuk ke ruangan dalam di mana major-domo telah menempatkan suatu baskom lain yang kosong.

Yesus, sekembalinya kepada para murid dengan sikap yang begitu rendah hati, menyampaikan beberapa patah kata yang mencela masalah yang mereka pertengkarkan yang muncul di antara mereka; di antara hal-hal lainnya, Yesus mengatakan bahwa Ia Sendiri adalah pelayan mereka, bahwa mereka akan duduk, agar Ia membasuh kaki mereka. Karena itu, mereka semua duduk, dengan urutan yang sama seperti saat mereka duduk di meja perjamuan. Yesus menghampiri mereka seorang demi seorang, menuangkan air dari baskom yang dibawa Yohanes ke kaki masing-masing rasul, lalu menjumput ujung handuk yang diikatkan ke pinggang-Nya dan menyeka kaki-kaki mereka. Begitu penuh kasih dan lemah lembut sikap Tuhan kita sementara Ia merendahkan diri di bawah kaki para rasul-Nya.

Petrus, ketika tiba gilirannya, dengan segala kerendahan hati berusaha keras mencegah Yesus membasuh kakinya, “Tuhan,” serunya, “Engkau hendak membasuh kakiku?" Yesus menjawab, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Tampak padaku bahwa Ia berbicara kepadanya secara pribadi, “Simon, engkau beroleh kasih karunia sebab BapaKu menyatakan kepadamu siapa Aku, darimana Aku datang, dan kemana Aku akan pergi, engkau sendiri telah menyatakannya dengan jelas, sebab itu, atas engkau, Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kuasa-Ku akan tetap bersama para penerusmu hingga akhir jaman.”

Yesus memperlihatkan Petrus kepada para rasul yang lain dan mengatakan bahwa apabila Ia tak lagi bersama mereka, Petrus akan menggantikan kedudukan-Nya di antara mereka. Petrus mengatakan, “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” Tuhan kita menjawab, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Maka, berserulah Petrus, “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" Jawab Yesus, “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."

Dengan kata-kata-Nya yang terakhir, Yesus menunjuk pada Yudas. Yesus mengatakan bahwa pembasuhan kaki melambangkan pemurnian dari dosa sehari-hari, sebab kaki, yang terus-menerus menyentuh tanah, juga terus-menerus rentan menjadi kotor, kecuali jika kita merawatnya dengan baik.

Pembasuhan kaki ini bersifat rohani dan dilakukan sebagai bentuk absolusi. Petrus, dalam semangatnya yang berkobar, tak melihat suatu pun di dalamnya, selain dari tindak perendahan diri yang begitu luar biasa dari pihak Guru-Nya; ia tidak tahu bahwa demi menyelamatkannya, Yesus, tepat pada hari berikutnya, akan terlebih lagi merendahkan diri, bahkan hingga wafat di salib dengan hina.

Ketika Yesus membasuh kaki Yudas, Yesus melakukannya dengan cara yang paling penuh cinta dan kasih sayang; Ia bahkan menundukkan wajah kudus-Nya hingga ke atas kaki sang pengkhianat, dan dengan suara lirih Ia memintanya sekarang, setidak-tidaknya, masuk ke dalam dirinya sendiri, sebab ia telah menjadi seorang pengkhianat tanpa iman sepanjang tahun lalu. Yudas tampaknya sengaja tak mengindahkan apapun yang dikatakan-Nya, dan mulai berbicara kepada Yohanes, sehingga Petrus naik pitam dan berteriak, “Yudas, Guru berbicara kepadamu!” Maka Yudas menanggapi Tuhan kita dengan suatu perkataan yang samar dan mengambang, seperti, “Ya Tuhan, jangan lakukan!” Yang lain, tidak tahu bahwa Yesus berbicara kepada Yudas, sebab perkataan-Nya diucapkan dengan sangat lirih agar tak terdengar oleh mereka, disamping itu mereka semua sibuk mengenakan kembali sepatu mereka. Tak ada dari rangkaian peristiwa Sengsara yang begitu mendukakan hati Yesus demikian hebat selain dari pengkhianatan Yudas.

Yesus akhirnya membasuh kaki Yohanes dan Yakobus

Yesus kemudian berbicara lagi mengenai kerendahan hati, mengatakan kepada mereka bahwa yang terbesar di antara mereka haruslah menjadi pelayan di antara mereka, dan bahwa mulai saat itu haruslah mereka saling membasuh kaki satu sama lain. Lalu, Yesus mengenakan kembali jubah-Nya, dan para rasul menurunkan jubah mereka, yang tadinya mereka naikkan dan ikatkan pada pinggang sebelum makan anak domba Paskah.

sumber : “The Dolorous Passion of Our Lord Jesus Christ from the Meditations of Anne Catherine Emmerich”

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”

No comments:

Post a Comment