Monday, April 6, 2020

Penetapan Ekaristi Kudus

Sesuai perintah Tuhan kita, major-domo sekali lagi mempersiapkan meja, yang telah dinaikkannya sedikit, lalu menempatkannya di tengah ruangan. Ia meletakkan sebuah tempayan berisi anggur dan tempayan lain berisi air di bawah meja. Petrus dan Yohanes pergi ke bagian ruangan dekat perapian untuk mengambil piala yang telah mereka bawa dari rumah Serafia, yang masih dibalut dengan pembungkusnya. Berdua mereka membawanya di antara mereka seolah membawa sebuah tabernakel, dan menempatkannya di atas meja di hadapan Yesus. Sebuah piring oval ada di sana, dengan tiga ketul roti azymous (roti tak beragi) putih yang baik diletakkan di atas sehelai kain lenan, di samping separuh bongkah roti yang disisihkan Yesus saat perjamuan Paskah; juga ada tempayan berisi anggur dan air, dan tiga buah kotak: yang pertama berisi minyak kental, yang kedua berisi minyak cair, dan yang ketiga kosong.

Di masa silam, telah menjadi kebiasaan di kalangan mereka pada waktu perjamuan, untuk makan dari roti yang sama dan minum dari cawan yang sama pada akhir perjamuan sebagai tanda kasih persahabatan dan persaudaraan, dan untuk menyampaikan selamat datang dan selamat berpisah satu dengan yang lainnya. Aku pikir pastilah Kitab Suci mencatat sesuatu tentang hal ini.

Pada Malam Perjamuan Terakhir, Yesus mengangkat kembali kebiasaan ini (yang telah menjadi tak lebih dari sekedar upacara simbolis) ke martabat Sakramen Mahakudus. Salah satu dakwaan yang diajukan di hadapan Kayafas dalam peristiwa pengkhianatan Yudas adalah bahwa Yesus telah memasukkan suatu gagasan takhyul ke dalam upacara Paskah, tetapi Nikodemus berhasil membuktikan dari Kitab Suci bahwa praktek tersebut merupakan suatu praktek kuno.

Yesus duduk di antara Petrus dan Yohanes, pintu-pintu tertutup rapat, segala sesuatu dilakukan dengan cara yang paling misterius dan mengesan. Ketika piala dikeluarkan dari pembungkusnya, Yesus berdoa, dan berbicara kepada para Rasul-Nya dengan sangat khidmad. Aku melihat-Nya menyampaikan penjelasan akan Perjamuan, dan akan keseluruhan upacara, dan aku dihantar pada ingatan akan seorang imam yang sedang mengajarkan pada imam-imam lain cara mempersembahkan Misa.

Kemudian Yesus mengambil semacam lempengan yang berlekuk-lekuk dari nampan di mana tempayan-tempayan ditempatkan, mengambil kain lenan putih yang tadinya membungkus piala, membentangkannya di atas lempengan dan nampan yang disusun menjadi satu. Lalu, aku melihat Yesus mengangkat sebuah piring bundar dari atas piala dan ditempatkan-Nya di atas lempengan. Selanjutnya, Ia mengambil roti-roti azymous dari bawah kain lenan yang menutupinya, dan menempatkan roti-roti itu di atas nampan di hadapan-Nya; lalu Ia mengambil bejana yang lebih kecil dari dalam piala, dan menata enam gelas kecil di masing-masing sisinya. Ia memberkati roti dan juga minyak, yang aku yakin, sesudah itu Ia mengangkat patena dengan roti-roti di atasnya dengan kedua tangan-Nya, mengarahkan pandangan ke atas, memanjatkan doa, menempatkan kembali patena di atas meja dan menutupinya kembali. Sesudah itu, Ia mengambil piala, meminta Petrus menuangkan anggur ke dalamnya, dan sedikit air oleh Yohanes, setelah diberkati-Nya terlebih dahulu, menambahkan ke dalamnya sedikit lagi air, yang Ia tuangkan ke dalam piala dengan sebuah sendok kecil, lalu Ia memberkati piala, mengangkatnya seraya berdoa, mempersembahkannya dan menempatkannya kembali di atas meja.

Yohanes dan Petrus menuangkan air ke atas tangan-Nya, yang dikedangkan-Nya di atas piring di mana tadinya roti-roti azymous diletakkan; lalu Ia mengambil sedikit dari air yang telah dituangkan ke atas tangan-Nya, dengan sendok yang diambil-Nya dari kaki piala, dan menuangkannya ke atas tangan mereka. Setelah itu, bejana diedarkan sekeliling meja, dan segenap rasul membasuh tangan mereka di dalamnya. Aku tidak ingat apakah begini tepatnya urut-urutan upacara dilakukan; yang aku tahu adalah bahwa semuanya mengingatkanku secara mencolok akan Kurban Kudus Misa.

Sementara itu, Tuhan Ilahi kita menjadi semakin dan semakin lebih lagi lemah lembut dan penuh kasih dalam perilaku-Nya; Ia mengatakan kepada para rasul bahwa Ia akan segera memberikan kepada mereka segala yang Ia miliki, yakni, DiriNya Sendiri seutuhnya, dan Ia tampak seolah diubah secara sempurna oleh kasih. Aku melihat-Nya menjadi transparan hingga menyerupai suatu bayangan yang bercahaya. Ia memecah-mecahkan roti menjadi beberapa bagian, yang lalu Ia letakkan di atas patena; Ia mencuil pojok potongan roti yang pertama dan memasukkannya ke dalam piala. Pada saat Ia sedang melakukannya, aku seakan-akan melihat Santa Perawan menerima Sakramen Mahakudus secara rohani, meskipun ia sendiri tidak hadir dalam ruang perjamuan. Aku tidak tahu bagaimana hal itu terjadi, tetapi, aku pikir aku melihat Santa Perawan masuk ke dalam ruangan tanpa menyentuh tanah, dan datang ke hadapan Tuhan kita untuk menerima Ekaristi Kudus; sesudah itu, aku tak melihatnya lagi. Yesus telah mengatakan kepada BundaNya pagi itu di Betania bahwa Ia akan merayakan Paskah bersamanya secara rohani, dan Ia telah menyebutkan saat bilamana Bunda Maria harus masuk dalam doa guna menerima-Nya dalam roh.

Lagi, Yesus berdoa dan mengajar; sabda-Nya meluncur keluar dari bibir-Nya laksana api dan cahaya, masuk ke dalam tiap-tiap rasul, terkecuali Yudas. Ia mengambil patena dengan potongan-potongan roti (aku tidak tahu apakah tadi Ia menempatkannya di atas piala) dan berkata: “Ambillah dan makanlah; inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu.” Ia mengulurkan tangan kanan-Nya seperti hendak memberkati, dan sementara Ia melakukannya, suatu sinar terang memancar dari-Nya, sabda-Nya bercahaya, roti masuk ke dalam mulut para rasul sebagai suatu substansi yang cemerlang, dan cahaya tampak merasuki serta meliputi mereka semua, hanya Yudas seorang yang tetap gelap. Yesus memberikan roti pertama-tama kepada Petrus, kemudian kepada Yohanes* lalu Ia memberi isyarat kepada Yudas untuk maju. Dengan demikian, Yudas adalah rasul ketiga yang menerima Sakramen Mahakudus, tetapi sabda Tuhan kita tampaknya berbalik dari mulut sang pengkhianat dan kembali kepada Pencipta Ilahi. Begitu gelisah aku dalam roh karena penglihatan ini, hingga perasaanku tak dapat dilukiskan. Yesus mengatakan kepadanya, “Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.” Lalu Yesus membagikan Sakramen Mahakudus kepada para rasul yang lain, yang maju berdua-dua.

* Sr Emmerick tidak yakin apakah Sakramen Mahakudus dibagikan sesuai urutan di atas, sebab pada kesempatan lain ia melihat Yohanes sebagai yang terakhir menerimanya.

Yesus mengangkat piala pada kedua pegangannya hingga tingginya sejajar dengan wajah-Nya dan mengucapkan kata-kata konsekrasi. Sementara melakukannya, Yesus tampak sepenuhnya dimuliakan, seolah-olah transparan, dan seakan-akan semuanya masuk ke dalam apa yang hendak Ia berikan kepada para rasul-Nya. Ia menyuruh Petrus dan Yohanes minum dari piala yang Ia pegang dalam tangan-Nya, dan kemudian meletakkan piala kembali ke atas meja. Yohanes menuangkan Darah Tuhan dari piala ke dalam gelas-gelas kecil, dan Petrus memberikannya kepada para rasul; dua rasul minum bersama dari satu cawan yang sama. Aku pikir, tetapi aku tak yakin benar, bahwa Yudas juga ambil bagian di dalamnya; ia tidak kembali ke tempatnya, melainkan segera meninggalkan ruang perjamuan; para rasul yang lain menyangka bahwa Yesus telah memberinya suatu tugas yang harus dilakukan. Ia pergi tanpa berdoa ataupun mengucap syukur, dan dengan demikian kita dapat mengetahui betapa berdosanya kita apabila kita lalai mengucap syukur baik setelah menerima santapan kita sehari-hari, ataupun setelah ambil bagian dalam Roti para Malaikat yang Memberi Hidup. Sepanjang perjamuan, aku melihat suatu sosok kecil yang mengerikan, dengan satu kakinya bagaikan sepotong tulang kering, yang tinggal dekat Yudas, tetapi ketika Yudas telah sampai ke pintu, aku melihat tiga iblis berdesak-desakan di sekitarnya; yang satu masuk ke dalam mulutnya, yang kedua mendorongnya, dan yang ketika berjalan mendahuluinya. Hari telah malam, dan tampaknya mereka menerangi jalannya, sementara ia bergegas bagaikan seorang gila.

Tuhan kita menuangkan beberapa tetes Darah Mahasuci yang masih tersisa dalam piala ke dalam bejana kecil yang telah aku bicarakan, kemudian meletakkan jari-jari-Nya di atas piala, sementara Petrus dan Yohanes menuangkan air dan anggur ke atasnya. Setelah selesai, Ia meminta mereka untuk minum lagi dari piala, dan apa yang masih tersisa dituangkan ke dalam gelas-gelas kecil dan dibagikan kepada para rasul yang lain. Lalu Yesus menyeka piala, memasukkan bejana kecil berisi sisa Darah Mahasuci ke dalam piala, meletakkan di atasnya patena dengan potongan-potongan roti yang telah dikonsekrasikan, di mana sesudahnya Ia memasang kembali tutup piala, membungkus piala dan menempatkannya di tengah keenam gelas kecil. Aku melihat para rasul menerima dalam komuni sisa Sakramen Mahakudus ini setelah Kebangkitan Kristus.

Aku tidak ingat melihat Yesus Sendiri makan dan minum dari bahan-bahan persembahan yang telah dikonsekrasikan, pula aku tidak melihat Melkisedek, ketika mempersembahkan roti dan anggur, mencicipi keduanya. Diberitahukan kepadaku mengapa para imam ambil bagian di dalamnya, meskipun Yesus Sendiri tidak.

Di sini Sr Emmerick tiba-tiba mendongak dan tampak mendengarkan. Penjelasan disampaikan kepadanya mengenai hal ini, tetapi hanya penjelasan berikut yang dapat diulanginya bagi kita, “Jika tugas membagikan komuni diserahkan kepada para malaikat, maka mereka tidak perlu ambil bagian, tetapi jika para imam tidak ambil bagian di dalamnya, Ekaristi Kudus akan lenyap - melalui partisipasi merekalah Sakramen Mahakudus terpelihara.”

Terdapat suatu kekhidmadan dan keteraturan tak terlukiskan dalam segala tindakan Yesus selama penetapan Ekaristi Kudus, dan setiap gerak-gerik-Nya sungguh teramat agung. Aku melihat para rasul membuat catatan dalam gulungan-gulungan kecil perkamen yang mereka bawa. Beberapa kali sepanjang upacara aku melihat mereka membungkuk satu sama lain, seperti yang biasa dilakukan para imam kita sekarang.

sumber : “The Dolorous Passion of Our Lord Jesus Christ from the Meditations of Anne Catherine Emmerich”

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”

No comments:

Post a Comment