Monday, April 6, 2020

Yesus Pergi ke Yerusalem


Pagi hari, sementara para rasul sibuk mempersiapkan Paskah di Yerusalem, Yesus, yang tetap tinggal di Betania, menyampaikan salam kasih perpisahan kepada para perempuan kudus, Lazarus dan BundaNya, serta menyampaikan pesan-pesan terakhir kepada mereka. Aku melihat Tuhan kita berbicara secara pribadi kepada BundaNya. Di antara hal-hal lainnya, Ia mengatakan kepada BundaNya bahwa Ia telah mengutus Petrus, rasul iman, dan Yohanes, rasul kasih, untuk mempersiapkan Paskah di Yerusalem. Mengenai Magdalena, yang kesedihannya sungguh luar biasa, Ia mengatakan bahwa kasihnya memang sangat besar, namun dalam tingkat tertentu masih manusiawi, dan bahwa dalam peristiwa ini duka mengakibatkannya bagaikan seorang yang kehilangan akal. Ia juga berbicara mengenai persekongkolan Yudas, dan Santa Perawan berdoa dengan sungguh untuk sang pengkhianat. Yudas, lagi, meninggalkan Betania menuju Yerusalem, dengan dalih membayar hutang-hutang yang belum terlunaskan. Ia menghabiskan sepanjang hari dengan bergegas kian kemari, dari satu Farisi ke yang lainnya, mematangkan rancangan-rancangan akhir bersama mereka. Kepadanya ditunjukkan para prajurit yang dipersiapkan untuk menangkap pribadi Juruselamat Ilahi kita, dan ia menjadwalkan segala perjalanannya dari sana ke sini agar dapat menjelaskan kepergiannya. Aku melihat segala rancangan dan pikirannya yang jahat. Pada dasarnya, Yudas seorang yang penuh semangat dan sedia menolong, tetapi, sifat-sifat baik ini terhimpit oleh ketamakan, ambisi, dan dengki, nafsu-nafsu jahat yang tak pernah ia kendalikan. Apabila Tuhan kita tidak ada, ia bahkan melakukan mukjizat-mukjizat dan menyembuhkan mereka yang sakit.     

Pada waktu Tuhan kita memaklumkan kepada BundaNya apa yang akan terjadi, BundaNya mohon dengan sangat, dengan kata-kata yang amat menyentuh hati, untuk memperkenankannya mati bersama-Nya. Tetapi, Yesus mendorong Santa Perawan untuk menunjukkan ketegaran hati dalam dukacita lebih daripada para perempuan lainnya; mengatakan bahwa Ia akan bangkit kembali, dan menyebutkan nama tempat di mana Ia akan menampakkan diri kepadanya. Santa Perawan tidak banyak mencucurkan airmata, namun demikian dukacitanya tak terlukiskan, ada sesuatu yang sangat memilukan dalam tatapan matanya. Tuhan Ilahi kita menyampaikan terima kasih, sebagai seorang Putra yang terkasih, atas segala kasih sayang BundaNya kepada DiriNya, dan Ia mendekapnya erat dekat hati-Nya. Yesus juga mengatakan kepada BundaNya bahwa Ia akan mengadakan Perjamuan Malam Terakhir bersamanya, dalam roh, dan menyebutkan jam bilamana BundaNya akan menerima Tubuh dan DarahNya yang Mahasuci. Lalu sekali lagi Ia, dengan kata-kata yang menrenyuhkan hati, mengucapkan selamat tinggal kepada semuanya, dan menyampaikan kepada mereka masing-masing nasehat yang berbeda.

Kira-kira pukul duabelas siang, Yesus bersama sembilan rasul-Nya pergi dari Betania ke Yerusalem, dengan disertai pula oleh tujuh murid, yang, terkecuali Nataniel dan Silas, datang dari Yerusalem dan daerah sekitarnya. Di antara mereka adalah Yohanes, Markus, dan putera janda miskin yang pada hari Kamis sebelumnya mempersembahkan dua pesernya di Bait Allah, sementara Yesus berkhotbah di sana. Yesus mengajak serta putera janda itu dalam rombongan-Nya beberapa hari sebelumnya. Para perempuan kudus berangkat kemudian.

Yesus dan rombongan-Nya berjalan berkeliling Bukit Zaitun sekitar Lembah Yosafat, dan bahkan hingga ke Bukit Kalvari. Sepanjang perjalanan panjang itu, tak hentinya Ia menyampaikan pesan-pesan kepada mereka. Ia mengatakan kepada para rasul, di antara hal-hal lain, bahwa hingga saat itu Ia telah memberikan kepada mereka roti-Nya dan anggur-Nya, tetapi pada hari ini Ia akan memberikan kepada mereka Tubuh-Nya dan Darah-Nya, DiriNya Sendiri seutuhnya - segala yang ada pada-Nya dan segenap DiriNya. Ekspresi wajah Tuhan kita begitu menyentuh hati saat Ia mengucapkannya, hingga seolah segenap jiwa-Nya meluncur keluar dari bibir-Nya; tampaknya Ia merana dalam kasih dan kerinduan hingga saatnya Ia memberikan DiriNya kepada manusia. Para murid tidak paham akan apa yang Ia katakan; mereka beranggapan bahwa Ia sedang berbicara tentang anak domba Paskah. Tak ada kata-kata yang dapat cukup menggambarkan kasih dan penyerahan diri yang diungkapkan Tuhan kita dalam pesan-pesan-Nya yang terakhir di Betania, dalam perjalanan-Nya menuju Yerusalem.

Ketujuh murid yang telah mengikuti Tuhan kita ke Yerusalem tidak terus menyertai-Nya, melainkan mereka membawa jubah-jubah untuk keperluan upacara Paskah ke ruang perjamuan, dan lalu kembali ke rumah Maria - ibunda Markus. Ketika Petrus dan Yohanes tiba di ruang perjamuan dengan piala, segala jubah perlengkapan upacara telah ada di ruang depan, di mana para murid dan teman-teman mereka menempatkannya. Mereka juga telah menggantungkan tirai-tirai pada tembok, membersihkan lubang-lubang yang tinggi di sisi-sisinya, serta menempatkan tiga buah lentera. Petrus dan Yohanes lalu pergi ke Lembah Yosafat, memanggil Tuhan kita beserta para rasul yang lain. Para murid dan sahabat yang juga hendak merayakan Paskah di ruang perjamuan, datang sesudahnya.

sumber : “The Dolorous Passion of Our Lord Jesus Christ from the Meditations of Anne Catherine Emmerich”

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya”

No comments:

Post a Comment