(1151)
Ketika kepedihan meliputi jiwaku, dan cakrawala menjadi kelam laksana malam,
dan hati tercabik-cabik oleh siksa penderitaan, Engkaulah kekuatanku, ya Yesus
yang tersalib. Ketika jiwa, yang pudar karena penderitaan, terjun dalam
pertempuran yang tanpa henti, dan hati hanyut dalam siksa serta sakratulmaut,
Engkaulah harapan keselamatanku, ya Yesus yang tersalib.
Demikianlah
hari-hari berlalu; Ketika jiwa tenggelam dalam lautan kepahitan, dan hati
hanyut dalam luapan air mata, Engkau bersinar bagiku laksana fajar, ya Yesus
yang tersalib.
Ketika
piala kepahitan mulai meluap, dan segala sesuatu bersekongkol melawan dia, dan
jiwa itu turun ke Taman Getsemani. Engkaulah pembelaku, ya Yesus yang tersalib.
Ketika
jiwa, yang sadar akan kesuciannya, menerima cobaan yang dibiarkan oleh Allah,
hati dapat memulihkan luka-lukanya dengan cinta. Ya Yesus yang tersalib,
ubahlah kelemahanku menjadi daya yang mahakuat!
(1152)
Bukanlah hal yang mudah untuk menanggung penderitaan dengan sukacita, khususnya
penderitaan yang terjadi tanpa kesalahan pribadi. Kodrat yang telah jatuh itu
terus menerus memberontak. Memang, akal budi dan kehendak dapat mengatasi
penderitaan karena mereka mampu berbuat baik kepada orang lain yang menimpakan
penderitaan ke atas mereka. Tetapi, emosi terus bergejolak dan seperti roh yang
tak pernah beristirahat, emosi itu menyerang akal budi dan kehendak. Tetapi,
ketika emosi itu menyadari bahwa ia tidak mampu melakukan suatu pun dari
dirinya sendiri, ia menjadi lunglai dan menyerah kepada akal budi serta
kehendak. Seperti hantu yang menakutkan, emosi terus menyerbu dan menimbulkan
kekacauan besar, untuk memaksa orang hanya patuh kepadanya agar tidak
dikendalikan oleh akal budi serta kehendak.
(1153) 23
Juni 1937. Ketika aku sedang berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus,
penderitaan-penderitaan fisikku tiba-tiba lenyap, dan aku mendengar kata-kata
ini di dalam jiwaku, “Engkau lihat, dalam sekejap Aku dapat
memberikan segala sesuatu kepadamu. Aku tidak dibelenggu oleh hukum apa pun.”
24 Juni
1937. Sesudah komuni kudus, aku mendengar kata-kata ini, “Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa
dalam sekejap Aku dapat memberikan kepadamu segala sesuatu yang engkau butuhkan
untuk memenuhi tugas ini.” Sesudah kata-kata itu, suatu terang yang
luar biasa memenuhi jiwaku, dan semua permintaan Allah tampak sedemikian
sederhana, bahkan seorang anak kecil pun dapat melaksanakannya.
(1154) 27
Juni 1937. Hari ini, aku melihat biara Kongregasi yang baru. Biara itu besar
dan luas. Aku menjelajah dari kamar yang satu ke kamar yang lain, sambil
mengamati sesuatu. Aku melihat bahwa penyelenggaraan Allah telah menyiapkan
segala sesuatu yang diperlukan. Orang-orang yang tinggal di biara ini masih
mengenakan pakaian awam, tetapi semangat yang sungguh religius meraja di sana,
dan aku mengatur segala sesuatu sama seperti yang dikehendaki oleh Tuhan.
Tiba-tiba, aku mendengar salam seorang suster kami mengomel, “Suster, bagaimana
engkau dapat melaksanakan pekerjaan seperti itu?” Aku menjawab bahwa bukan aku
melaksanakan pekerjaan ini, tetapi Tuhanlah yang sedang bekerja melalui aku,
dan aku memiliki izin untuk melakukan segala sesuatu. Dalam misa, aku menerima
terang dan pemahaman yang mendalam mengenai seluruh karya ini, dan tidak ada
bayangan keragu-raguan sedikit pun dalam jiwaku.
(1155)
Tuhan memberiku pengetahuan tentang kehendak-Nya dalam tiga kelompok,
katakanlah demikian, tetapi semuanya berpadu menjadi satu.
Yang
pertama adalah jiwa-jowa yang dipisahkan dari dunia; mereka ini akan dibakar
sebagai suatu persembahan di hadapan takhta Allah; mereka akan memohon
kerahiman bagi seluruh dunia ...; lewat permohonan-permohonan, mereka akan
memperoleh berkat bagi para imam, dan lewat doa-doa, mereka mempersiapakan
dunia untuk menyambut kedatangan Yesus yang terakhir.
(1156) Yang
kedua adalah jiwa-jiwa yang harus melaksanakan doa yang dipadukan dengan olah
kerahiman. Khususnya, mereka akan membela jiwa anak-anak melawan roh jahat. Doa
dan olah kerahiman mencakup segala sesuatu yang harus dilakukan oleh jiwa-jiwa
itu, dan orang-orang yang paling miskin pun dapat dimasukkan ke dalam kelompok.
Dalam dunia yang egois ini, mereka akan berusaha membangkitkan kasih, kerahiman
Yesus.
(1157) Yang
ketiga adalah orang-orang yang melaksanakan doa dan perbuatan belas kasih,
tanpa kewajiban untuk mengikrarkan kaul. Tetapi, dengan melakukan hal ini,
orang-orang itu akan memiliki bagian dalam pahala dan karunia khusus seluruh
[Kongregasi]. Setiap orang di dunia dapat masuk dalam kelompok ini.
(1158)
Anggota dari kelompok ini harus melakukan sekurang-kurangnya satu perbuatan
belas kasih dalam sehari; sekurang-kurangnya satu, tetapi dapat lebih banyak
karena perbuatan-perbuatan seperti ini dengan mudah dapat dilakukan oleh siapa
pun, bahkan yang paling miskin sekalipun. Ada tiga cara untuk melaksanakan
perbuatan belas kasih: pertama, lewat kata-kata belas kasih, yakni
dengan menyampaikan kata-kata pengampunan dan penghiburan; kedua, kalau
engkau tidak dapat menyampaikan kata-kata belas kasih, maka berdoalah, dan ini
pun merupakan suatu perbuatan belas kasih; dan ketiga, perbuatan belas
kasih. Apabila Hari Terakhir tiba, kita akan dihakimi atas dasar perbuatan
belas kasih, dan atas dasar ini kita akan menerima ketetapan yang kekal.
(1159)
Pintu kerahiman Allah sudah dibuka bagi kita. Marilah kita mengambil manfaat
darinya sebelum hari penghakiman Allah tiba karena hari itu akan menjadi hari
yang mengerikan!
(1160)
Pernah, aku bertanya kepada Tuhan Yesus bagaimana Ia dapat membiarkan begitu
banyak dosa dan kejahatan dan tidak menghukumnya. Ketika itu, Tuhan menjawab
aku, “Aku
memiliki kesempatan yang tak terbatas untuk menghukum [orang-orang itu]; karena
itu, Aku memperpanjang masa kerahiman bagi mereka. Tetapi, celakalah mereka
kalau mereka tidak menyadari masa kunjungan-Ku ini. Putri-Ku, juru tulis
kerahiman-Ku, tugasmu tidak hanya menulis mengenai kerahiman-Ku dan
mewartakannya, tetapi juga memohon rahmat ini bagi mereka, supaya mereka pun
dapat memuliakan kerahiman-Ku.”
(1161) Hari
ini, jiwaku mengalami penderitaan begitu besar sehingga aku mulai mengeluh
kepada Tuhan Yesus, “Yesus, bagaimana
Engkau dapat meninggalkan aku sendirian? Dari diriku sendiri, aku bahkan tidak
dapat melangkah setapak pun. Engkau telah mengambil bapak pengakuanku, dan
Engkau sendiri menyembunyikan diri dariku. Sungguh, Engkau tahu, ya Yesus,
bahwa dari diriku sendiri, aku tidak mampu melakukan apa pun selain
menyia-nyiakan rahmat-Mu. Yesus, Engkau harus mengatur segala sesuatu supaya
Pastor Andrasz kembali,” Tetapi, penderitaanku terus berlanjut.
(1162) Aku
merasa harus pergi kepada seorang imam dan mengatakan kepadanya, baik
kepedihanku maupun berbagai ilham batinku, agar ia dapat membantu aku
memecahkannya. Maka, aku menyampaikan gagasan ini kepada Muder Superior. Muder
menjawab, “Aku paham, Suster, bahwa
engkau sedang mengalami suatu masa yang sulit, tetapi untuk sekarang, aku
sungguh tidak mengenal seorang imam pun yang cocok bagimu. Bagaimana pun juga,
Pastor Andrasz akan segera kembali. Maka, untuk sekarang, pergilah kepada Tuhan
Yesus dan katakan semuanya kepada-Nya.”
(1163)
Ketika aku pergi untuk berbicara dengan Tuhan sejenak, aku mendengar suara ini
dalam jiwaku, “Putri-Ku, Aku tidak akan memberimu rahmat untuk mengungkapkan dirimu
kepada orang lain. Kalau engkau nekat, Aku tidak akan memberikan kepada imam
itu rahmat yang ia perlukan untuk memahamimu. Pada saat ini, Aku memang
menginginkan agar engkau bersikap sabar. Putri-Ku, Aku tidak menghendaki bahwa
engkau menceritakan kepada setiap orang anugerah-anugerah yang telah Kuberikan
kepadamu. Aku telah mempercayakan engkau pada asuhan sahabat Hati-Ku; di bawah
bimbingannya, jiwamu akan berkembang. Aku telah memberi dia terang untuk
mengenali hidup-Ku di dalam jiwamu.”
(1164)
“Putri-Ku, ketika dihadapkan kepada Herodes, Aku menyiapkan suatu rahmat
bagimu, yakni supaya engkau mampu bangkit mengatasi cemohan manusia dan dengan
setia mengikuti langkah-langkah kaki-Ku. Diamlah kalau mereka tidak mau
menerima kebenaranmu sebab dengan demikian engkau justru berbicara lebih
lantang.”
(1165)
“Ketahuilah ini, Putri-Ku, kalau engkau berusaha sungguh-sungguh untuk menjadi
sempurna, engkau akan menyucikan banyak jiwa. Tetapi, kalau engkau tidak
berusaha sungguh-sungguh untuk menjadi suci, banyak jiwa akan tetap tidak
sempurna. Ketahuilah bahwa kesempurnaan mereka akan bergantung pada
kesempurnaanmu, dan tanggung jawab yang lebih besar untuk jiwa-jiwa ini akan
dibebankan padamu.”
(1166)
Kemudian Ia berkata kepadaku, “Jangan takut, Anak-Ku; tetaplah setia hanya
kepada rahmat-Ku ...”
(1167)
Setan telah menyatakan kepadaku bahwa akulah sasaran kebenciannya. Ia berkata, “Kepedihanku
karena selamatnya seribu jiwa lebih ringan daripada kepedihanku karena
pewartaanmu tentang kerahiman Allah yang Mahakuasa. Para pendosa yang paling
jahat kini memperoleh kembali pengharapan dan berbalik kepada Allah, sementara
aku kehilangan segala sesuatu. Lebih dari itu, dengan kerahiman Sang Mahakuasa
yang tak terbatas itu, engkau sungguh-sungguh menganiaya aku.” Aku
mencatat betapa setan sangat membenci Kerahiman Allah. Ia tidak mau mengakui
bahwa Allah itu baik.
(1168) 29
Juni 1937. Hari ini, sementara sarapan, Pastor Andrasz memberi salam kepada
seluruh komunitas lewat telepon. Ia sudah kembali [dari Roma], dan siang ini
akan mengunjungi kami. Para suster yang sudah mengikrarkan kaul, para novis,
dan kedua kelompok siswi berhimpun di lapangan [tempat olah raga para siswi di
depan gedung], menantikan Pastor kami yang tercinta. Anak-anak menyambut dia
dengan nyayian dan puisi. Kemudian, kami minta ia bercerita mengenai Roma dan
banyak hal dari dua jam dan karena itu, tidak ada waktu lagi untuk percakapan
pribadinya.
(1169) Hari
ini, jiwaku masuk ke dalam kesatuan erat dengan Tuhan. Ia membuat aku memahami
bagaimana aku harus selalu menyerahkan diri kepada kehendak kudus-Nya, “Dalam
sekejap, Aku dapat memberi kepadamu lebih banyak daripada yang dapat enginkan.”
(1170) 30
Juni 1937. Hari ini, Tuhan berkata kepadaku, “Sudah sering Aku ingin
mengangkat Kongregasi ini, tetapi Aku tidak mampu melakukannya karena
kesombongannya. Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa Aku tidak akan memberikan
rahmat-Mu, kepada jiwa-jiwa yang sombong; malah rahmat yang sudah Kuberikan pun
akan Kuambil kembali dari mereka.”
(1171) Hari
ini, Suster Jolanta minta aku membuat kesepakatan dengan dia: ia akan mendoakan
aku, dan aku harus mendoakan siswi-siswi kelasnya di Vilnius. Dari pihakku, aku
selalu berdoa untuk karya kami. Tetapi untuk kali ini, aku memutuskan untuk
mendoakan kelas di Vilnius itu selama dua bulan, sementara Suster Jolanta
setiap hari akan mendaras tiga Salam Maria kepada Sang Sabda yang Menjelma
untuk ujud agar aku dapat memetik manfaat dari rahmat Allah. Dengan ini,
persahabatan kami telah dipererat.
(1172) 1
Juli 1937. Bulan Juli.
Hari ini,
waktu [doa] Malaikat Tuhan, Tuhan
memperlihatkan kepadaku kasih Allah yang tak terselami terhadap umat manusia. Allah
mengangkat kita menjadi ilahi. Pendorongnya tidak lain adalah kasih dan
kerahiman-Nya yang tak terhingga. Memang misteri itu Kauberitahukan kepada kami
lewat seorang malaikat, tetapi Engkau sendirilah yang melaksanakannya.
(1173)
Jiwaku sedang menikmati damai yang sungguh teduh. Meskipun demikian, aku
terus-menerus berjuang, dan sering kali aku terlibat dalam peperangan yang amat
sengit untuk tetap setia menyusuri jalanku, yakni jalan yang dikehendaki Tuhan
Yesus bagiku. Dan jalanku itu adalah jalan kesetiaan kepada kehendak Allah
dalam apa saja dan kapan saja, khususnya kesetiaan kepada bisikan-bisikan batin
agar aku dapat menjadi alat yang selalu siap di tangan Allah untuk melaksanakan
karya kerahiman-Nya yang tak terbatas.
(1174) 4
Juli 1937. Minggu Pertama dalam Bulan.
Retret
Bulanan
Petang ini,
dengan saksama aku mempersiapkan diri dan berdoa lama kepada Roh Kudus agar Ia
berkenan memberikan terang-Nya kepadaku dan menempatkan aku di bawah
bimbingan-Nya yang istimewa; [aku berdoa] juga kepada Bunda kita, kepada
Malaikat Pelindungku, dan kepada para santo/santa pelindung kami.
(1175) Buah
Meditasi
Apa pun
yang dilakukan Yesus, dilakukan-Nya dengan baik. Ia pergi ke mana-mana sambil
berbuat baik. Cara kerja-Nya penuh dengan kebaikan dan kerahiman.
Langkah-langkah-Nya dituntun oleh belas kasih. Terhadap musuh-musuh-Nya, Ia
menunjukkan kebaikan, kasih sayang, serta pengertian, dan kepada orang-orang
yang membutuhkan, Ia memberikan pertolongan dan penghiburan.
Dalam bulan
ini, aku memutuskan untuk dengan setia meneladani ciri-ciri Yesus ini, biarpun
ini menuntut banyak pengurbanan dariku.
(1176) Di
tengah adorasi, aku mendengar suara dalam jiwaku, “Putri-Ku, usaha-usahamu ini
menyenangkan Hati-Ku; semuanya merupakan kesukaan Hati-Ku. Aku menyaksikan
setiap gerak hatimu yang memuliakan Aku.”
(1177)
Keputusan Khusus
Keputusannya
tetap sama: menyatukan diri dengan Kristus yang maharahim. Demi Sengsara-Nya
yang pedih, aku memohon kerahiman kepada Bapa surgawi bagi seluruh dunia.
Peraturan yang terpenting adalah mematuhi silentium secara ketat.
Aku harus
memasuki kedalaman hidupku dan bersyukur kepada Allah atas segala sesuatu,
sambil menyatukan diriku dengan Yesus. Bersama Dia, dalam Dia, dan lewat Dia
aku memuliakan Allah.
(1178) O
Tuhan, Kasihku, aku bersyukur atas hari ini karena Engkau telah mengizinkan aku
menimba kelimpahan rahmat dari sumber kerahiman-Mu yang tiada tara. O Yesus,
tidak hanya hari ini, tetapi setiap saat, aku menimba dari kerahiman-Mu yang
tiada tara segala sesuatu yang dapat diharapkan oleh jiwa dan raga.
(1179) 7
Juli 1937. Pada saat dirundung keragu-raguan, yakni ketika jiwa menjadi lemah,
biarlah ia minta agar Yesus sendiri bertindak. Meskipun ia tahu bahwa ia harus
bertindak dengan rahmat Allah, toh, pada saat-saat tertentu, lebih baik
menyerahkan segala kegiatan kepada Allah.
(1180) 15
Juli 1937. Pernah, aku tahu bahwa aku akan dipindahkan ke rumah lain.
Pengetahuanku ini sungguh-sungguh pegetahuan batin. Pada saat yang sama, aku
mendengar suatu suara di dalam jiwaku, “Jangan takut, Putri-Ku; Aku menghendaki
bahwa engkau akan tetap tinggal di sini. Rencana-rencana manusia akan gugur
karena semua itu harus selaras dengan kehendak-Ku.”
(1181)
Ketika aku berada di dekat Tuhan, Ia berkata kepadaku, “Mengapa engkau begitu takut
untuk memulai karya yang telah Aku perintahkan kepadamu supaya engkau
laksanakan?” Aku menjawab, “Mengapa
pada saat-saat seperti itu Engkau meninggalkan aku sendirian, ya Yesus, dan
mengapa aku tidak merasakan kehadiran-Mu?” “Putri-Ku,
memang engkau tidak merasakan kehadiran-Ku dalam lubuk hatimu yang paling
tersembunyi. Tetapi, engkau tidak dapat berkata bahwa Aku tidak ada di sana.
Aku hanya menghapus kesadaran akan kehadiran-Ku; hendaknya hal ini tidak
menjadi halangan bagimu untuk melaksanakan kehendak-Ku. Aku melakukan hal ini
untuk mencapai tujuan-tujuan-Ku yang tiada tara, yang baru akan engkau ketahui
kemudian.”
“Putri-Ku,
ketahuilah, dan sekali untuk selama-lamanya bahwa hanya dosa beratlah yang
mengusir Aku keluar dari suatu jiwa; tidak ada yang lain.”
(1182) Hari
ini, Tuhan berkata kepadaku, “Putri-Ku, kenikmatan dan sukacita-Ku, tidak ada
suatu pun yang akan menghentikan Aku memberikan rahmat kepadamu. Kepapaanmu
tidak menghalangi kerahiman-Ku. Putri-Ku, tulislah bahwa semakin besar kepapaan
suatu jiwa, makin besarlah haknya untuk memperoleh kerahiman-Ku; [desaklah]
semua jiwa untuk percaya akan lubuk kerahiman-Ku yang tak terpahami sebab Aku
ingin menyelamatkan semua orang. Pada salib, sumber kerahiman-Ku dibuka
lebar-lebar bagi semua jiwa oleh tikaman tombak - tidak satu jiwa pun
dikucilkan!”
(1183) O
Yesus, aku ingin menjalani saat ini seolah-olah hari terakhir dalam hidupku.
Aku ingin menggunakan setiap saat dengan saksama demi semakin besarnya
kemuliaan Allah; aku ingin menggunakan setiap situasi agar sungguh bermanfaat
bagi jiwaku. Aku ingin memandang segala sesuatu dengan pandangan bahwa tidak suatu
pun terjadi tanpa dikehendaki oleh Allah.
Allah
kerahiman yang tak terselami, rengkuhlah seluruh dunia dan lewat Hati Yesus
yang Maharahim, curahkanlah diri-Mu sendiri atas kami.
(1184)
Tentang pengalaman yang lebih awal.
Pada petang
hari, aku melihat Tuhan Yesus bergantung pada kayu salib. Dari tangan, kaki,
dan lambung-Nya, mengalirlah Darah-Nya yang Mahakudus. Tidak lama kemudian,
Yesus berkata kepadaku, “Semua ini untuk keselamatan jiwa-jiwa.
Perhatikan baik-baik, Putri-Ku, apa yang engkau lakukan demi keselamatan
mereka?” Aku menjawab, “Yesus,
ketika aku menyaksikan penderitaan-Mu, aku tahu bahwa aku hampir tidak
melakukan suatu pun untuk keselamatan jiwa-jiwa.” Dan Tuhan berkata
kepadaku, “Ketahuilah, Putri-Ku, bahwa kemartiranmu yang tersembunyi, yang engkau
alami hari demi hari dalam kepatuhan total kepada kehendak-Ku akan mengantar
banyak jiwa ke dalam surga. Kalau engkau merasakan bahwa penderitaanmu itu
melampaui kekuatanmu, pandanglah luka-luka-Ku, dan engkau akan bangkit di atas
cemooh dan penghakiman manusia. Renungan mengenai Sengsara-Ku akan membantu
engkau bangkit mengatasi segala sesuatu.” Aku memahami banyak hal yang
sebelumnya tidak mampu aku pahami.
(1185) 9
Juli 1937. Petang ini, salah seorang suster yang sudah meninggal datang kepadaku
dan meminta agar aku melaksanakan puasa satu hari dan mempersembahkan semua
latihan [rohani]ku pada hari itu baginya. Aku menjawab bahwa aku akan
melakukannya.
(1186)
Sejak pagi-pagi benar pada hari berikutnya, aku mempersembahkan segala sesuatu
untuk intensinya. Dalam misa kudus, sekejap aku merasakan siksaan yang ia
alami. Aku merasakan suatu kelaparan yang luar biasa akan Allah sehingga
rasanya aku akan mati karena kerinduan untuk bersatu dengan Dia. Pengalaman ini
berlangsung hanya dalam waktu singkat, tetapi aku memahami seperti apa besarnya
kerinduan jiwa-jiwa di Purgatorium.
(1187)
Langsung sesudah misa kudus, aku minta izin kepada Muder Superior untuk
berpuasa, tetapi aku tidak menerima izin karena sakitku. Ketika aku masuk ke
kapel, aku mendengar suara ini, “Kalau
engkau berpuasa, Suster, sampai petang nanti aku tidak akan beroleh pembebasan.
Tetapi karena ketaatanmu, yang melarang engkau berpuasa, dalam sekejap aku
sudah memperoleh pembebasan. Ketaatan memiliki kekuatan yang besar.”
Sesudah kata-kata ini, aku mendengar, “Semoga
Allah membalasmu.”
(1188) Aku
sering berdoa untuk Polandia, tetapi aku sadar bahwa Allah sangat murka
terhadapnya karena sikapnya yang tidak tahu terima kasih. Aku mengerahkan
segenap kekuatan jiwaku untuk membelanya. AKu terus-menerus mengingatkan Allah
akan janji-janji kerahiman-Nya. Ketika aku menyaksikan murka-Nya, dengan penuh
pengharapan aku menghempaskan diri ke dalam lubuk kerahiman-Nya, dan aku
membenamkan seluruh Polandia ke dalamnya; maka Allah tidak dapat menggunakan
keadilan-Nya. Tanah Airku, betapa aku harus berkurban untukmu! Tidak ada hari
aku tidak berdoa bagimu.
(1189)
(Suatu kalimat dari St.Vinsensius de Paul, “Tuhan selalu mengulurkan tangan-Nya
untuk bekerja ketika Ia menyingkirkan semua sarana insani dan menyuruh kita
melakukan sesuatu yang melampaui kekuatan kita.”)
(1190)
Yesus. “Dari semua luka-Ku, laksana dari mata air, kerahiman mengalir kepada
jiwa-jiwa; tetapi, luka yang ada di dalam Hati-Ku adalah sumber kerahiman yang
tak terselami. Dari sumber ini, mengalirlah segala rahmat kepada jiwa-jiwa. Api
belas kasih membakar Aku. Aku sangat ingin mencurahkan belas kasih-Ku atas
jiwa-jiwa. Berbicaralah kepada seluruh dunia tentang kerahiman-Ku.”
(1191)
Selama kita masih hidup, kasih Allah terus bertumbuh di dalam diri kita. Sampai
tiba saatnya kita meninggal, kita harus berusaha mengasihi Allah. Aku telah
mempelajari dan mengalami bahwa jiwa-jiwa yang hidup dalam kasih memiliki
pengetahuan yang sangat jelas mengenai perkara-perkara Allah, baik dalam jiwa mereka
sendiri maupun dalam jiwa-jiwa orang lain. Dan jiwa-jiwa yang sederhana, yang
tidak berpendidikan, menonjol dalam pengetahuan ini.
(1192)Pada
perhentian keempat belas, aku mengalami perasaan yang aneh, yakni bahwa Yesus
masuk ke dalam tanah. Ketika jiwaku mengalami kesedihan yang mendalam, aku
hanya memikirkan satu hal ini: Yesus itu baik dan penuh kerahiman, dan kalaupun
tanah menelan aku, aku akan tetap percaya kepada-Nya.
(1193) Hari
ini, aku mendengar suara ini, “Putri-Ku, kesukaan Hati-Ku, Aku sangat puas
memandang ke dalam jiwamu. Karena engkau, Aku melimpahkan banyak rahmat hanya
karena engkau, dan hanya karena engkau Aku pun membatalkan hukuman-hukuman yang
mestinya Kujatuhkan. Engkau membelenggu Aku, dan Aku tidak dapat menerapkan
tuntutan-tuntutan keadilan-Ku. Dengan kasihmu, engkau membelenggu tangan-Ku.”
(1194) 13
Juli 1937. Hari ini, Yesus telah memberi aku terang bagaimana aku harus
bersikap terhadap salah seorang suster, yang telah menanyakan kepadaku banyak
masalah rohani yang ia ragukan. Tetapi, ternyata, bukan itu masalahnya; ia
hanya ingin memancing pendapatku mengenai masalah-masalah itu supaya ia
memperoleh bahan untuk disampaikan kepada para suster lain. Oh, kalau saja ia
hanya mengulangi kata-kata persis yang telah kuucapkan kepadanya tanpa diubah
dan ditambah-tambah! Yesus memperingatkan aku terhadap jiwa itu. Aku memutuskan
untuk mendoakan dia sebab hanya doa yang dapat memberikan pencerahan
kepada jiwa itu.
(1195) O
Yesusku, tidak suatu pun dapat meremehkan cita-citaku, yakni cinta yang aku
miliki terhadap-Mu. Meskipun jalan itu amat banyak bertabur duri, aku tidak
takut untuk melangkah maju. Bahkan kalaupun badai penganiayaan menimpa aku;
kalaupun teman-temanku meninggalkan aku; kalaupun segala sesuatu bersekongkol
melawan aku, dan cakrawala menjadi semakin kelam; kalaupun taufan ganas
menyerbu aku dan aku merasakan bahwa aku sama sekali sendirian dan harus
menghadapi semuanya itu, dengan penuh ketenangan, aku akan tetap mengandalkan
kerahiman-Mu, o Allahku, dan harapanku tidak akan dikecewakan.
(1196) Hari
ini, seorang suster yang sedang bertugas di ruang makan menghampiri aku di
ruang makan para suster; ia memang ditugaskan untuk memberikan pelayanan pada
saat makan bersama. Ketika suster itu menghampiriku, aku merasakan penderitaan
yang nyeri di bagian-bagian luka Yesus. Aku dapat pencerahan mengenai keadaan
jiwanya. Maka aku banyak berdoa baginya.
(1197)
Peredaan badai dengan tiba-tiba. Tadi malam terjadi badai yang mengerikan. Aku
menundukkan wajahku sampai ke tanah dan mulai mendaras Litani Orang Kudus.
Menjelang akhir litani, suatu rasa kantuk menguasai diriku sehingga aku sama
sekali tidak mampu menyelesaikan doa itu. Kemudian, aku bangkit dan berkata
kepada Tuhan, “Yesus, redakanlah badai
ini karena anak-Mu tidak mampu berdoa lebih lama lagi, dan aku terserang kantuk
yang amat berat.” Sesudah kata-kata ini, aku membuka jendela lebar-lebar,
bahkan tanpa memasang pengaitnya. Maka Suster N berkata kepadaku, “Suster, apa yang engkau lakukan! Badai
pasti akan mencabut jendela!” Aku menyuruh dia tidur dengan tenang, dan
seketika itu juga badai sama sekali reda. Keesokan harinya, para suster
berbicara tentang peredaan badai secara tiba-tiba, tanpa mengetahui apa artinya
semua itu. Aku tidak mengatakan apa pun, tetapi aku hanya berpikir dalam hati:
Yesus dan Faustina yang kecil tahu apa artinya ....
(1198) 20
Juli 1937. Hari ini, aku diberi tahu bahwa aku harus pergi ke Rabka.
Seharusnya, aku pergi pada tanggal 5 Agustus, tetapi aku minta kepada Muder
Superior untuk mengizinkan aku langsung berangkat. Aku sama sekali tidak
bertemu dengan Pastor Andrasz, tetapi aku minta kepadanya untuk mengizinkan aku
pergi secepat mungkin. Muder Superior agak heran bahwa aku ingin berangkat
begitu cepat, tetapi aku tidak menjelaskan alasan mengapa aku menginginkan
demikian. Hal ini akan menjadi rahasia sepanjang masa. Dalam situasi ini, aku
telah membuat satu niat yang akan tetap aku rahasiakan.
(1199) 29
Juli 1937. Hari ini, aku harus berangkat ke Rabka. Aku pergi ke kapel dan minta
kepada Tuhan Yesus agar perjalananku aman. Tetapi, dalam jiwaku ada kesunyian
dan kegelapan. Aku merasakan bahwa aku sama sekali sendirian dan tidak
mempunyai seorang pun [untuk berpaling]. Aku minta agar Yesus menyertai aku.
Kemudian, aku merasakan berkas sinar yang lembut masuk ke dalam jiwaku sebagai
suatu tanda bahwa Yesus menyertai aku, tetapi, sesudah rahmat ini, kegelapan da
bayang-bayang dalam jiwaku semakin pekat. Kemudian aku berkata, “Terjadilah kehendaku-Mu karena tidak ada
yang mustahil bagi-Mu.” Ketika aku berada di kereta api dan meratap ke luar
melalui jendela pada perkampungan dan perbukitan yang indah, siksaan jiwaku
menjadi semakin pedih.
(1200)
Ketika para suster menyambut aku dan mulai mengerumuni aku dengan kehangatan
hati, penderitaan-penderitaanku semakin berlipat ganda. Aku ingin mengundurkan
diri dan beristirahat sejenak dalam kesunyian, singkat kata, untuk menyendiri.
Dalam saat-saat seperti itu, tidak ada satu makhluk pun mampu memberi aku
penghiburan, dan kalaupun aku ingin mengatakan sesuatu mengenai diriku sendiri,
aku akan merasakan suatu siksaan baru. Oleh karena itu, pada saat-saat seperti
itu, lebih baik aku diam dan dalam keheningan, menyerahkan diriku kepada
kehendak Allah - dan ini memberi aku kelegaan. Aku tidak minta suatu pun dari
ciptaan-ciptaan, dan aku berkomunikasi dengan mereka hanya sejauh perlu. AKu
tidak akan membuka hatiku kecuali demi semakin besarnya kemuliaan Allah.
Persekutuanku hanya kujalin dengan para malaikat.
No comments:
Post a Comment